visitaaponce.com

Ini Tahapan Perkembangan Seni Anak Sesuai Usia

Ini Tahapan Perkembangan Seni Anak Sesuai Usia
Pelukis Rumah Seni dan Budaya Pandawa Ridwan Marhid mengajari anak-anak menggambar di taman Gedung Creative Center di Bekasi, Jawa Barat.(ANTARA/Suwandy)

PSIKOLOG klinis Reti Oktania mengungkapkan, dalam bidang seni, terutama menggambar, setiap anak memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan usia.

Tahapan itu dimulai dari fase scribbling atau coretan, saat anak usia dua sampai empat tahun melakukan goresan secara berulang namun belum memiliki bentuk yang bermakna.

Dari tahap ini, orangtua bisa tetap mengapresiasi dari hasil coretan tersebut dengan kalimat yang memotivasi, sehingga anak merasa bisa melakukan yang lebih baik.

Baca juga: 10 Contoh Gambar Pemandangan Alam yang Mudah Ditiru

"Ajak anak menamai dan memaknai gambarnya dengan bertanya, tidak perlu mengkritik dan mengoreksi anak di tahap ini. Motivasi anak untuk terus berkarya dan perluas wawasannya dengan melihat banyak jenis gambar," ucap Reti, dikutip Kamis (30/3).

Tahap selanjutnya adalah Pre-Schematic, yang biasanya ada pada anak yang sudah memasuki jenjang sekolah yaitu usia 4-7 tahun.

Pada tahap ini, gambar anak sudah mulai konsisten dan mulai terlihat pola yang sesuai dengan yang pernah ia lihat. 

Baca juga: Gambar Dua Dimensi: Pengertian, Ciri, dan Contoh

Di tahap ini, juga orangtua diminta untuk tidak buru-buru mengoreksi gambar anak dan beri apresiasi dengan memperhatikan apa yang anak gambar.

"Tugas orangtua mulai dari bertanya apa yang anak kerjakan, tanya bagaimana perasaannya setelah menghasilkan gambar, dari mana dapat idenya, jadi orangtua harus curious atau penasaran," saran psikolog parenting dan perkembangan anak ini.

Memasuki usia 7-9 tahun anak mulai menggambar dengan konsisten dan ada detail unik. Tahap ini dinamakan Schematic stage. Ini juga merepresentasikan pengalaman mereka terhadap apa yang sering ia lihat di sekitar.

Maka itu, penting memaparkan anak terhadap pengalaman karena itu menjadi sarana untuknya terus berkarya. Orangtua bisa menambah wawasannya dengan memperlihatkan detail dan observasi terhadap barang atau lingkungan yang dijumpai sehari-hari.

"Anak usia 7 tahun fokusnya sudah 21-35 menit dia bisa mengamati sesuatu, kita manfaatkan waktunya kita ajak anak mengamati dipegang, dilihat, didengar agar bisa jadi bahan bakar kreativitasnya. Diskusi kalau dia sudah menghasilkan sesuatu, temanya apa, maksudnya apa karena dia sudah banyak detail di gambarnya," tutur Reti.

Tahap terakhir yaitu anak sudah bisa menggambar secara lebih realistik di usia 9-12 tahun. 

Dari tahap ini, anak sudah bisa menghasilkan apa yang ia temui sehari-hari menjadi karya. Di usia ini pula anak sudah mulai bisa frustasi jika gambarnya tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Orangtua bisa memberikan kalimat yang bisa memvalidasi perasaan anak dengan memperhatikan emosi anak, berempati, dan support dengan bantuan agar anak lebih tenang.

Psikolog lulusan Fakultas Psikilogi Universitas Indonesia itu mengatakan menggambar dapat memberikan manfaat karena anak bisa menuangkan ide dengan berbagai cara.

Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan kognitif dan belajar sebab akibat seperti mencampur warna dan menambah goresan di gambar sehingga mencapai hasil gambar yang harmonis.

Selain itu, kemampuan motorik halusnya juga dapat berkembang karena terstimulasi oleh koordinasi mata dan tangan.

"Menggambar itu free drawing, jadi alat sehat untuk anak menuangkan ide pikiran dan emosinya. Kemampuan motorik halusnya bisa menghasilkan koordinasi mata dan tangan," pungkas Reti. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat