visitaaponce.com

Kepala BRIN Dorong Kebebasan Peneliti, tetapi tidak Serampangan

Kepala BRIN Dorong Kebebasan Peneliti, tetapi tidak Serampangan
Ilustrasi(BRIN)

KEPALA Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mendorong peneliti untuk kebebasan peneliti untuk melakukan penelitian. Ia menyebut profesi peneliti adalah profesi yang kreatif, sama halnya dengan pelaku seni.

"Enggak ada kreativitas muncul dari orang yang enggak bebas," kata Handoko, di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Samaun Samadikun, Bandung, Senin (15/5).

Kendati demikian, lanjut dia, kebebasan peneliti kata Handoko tidak boleh serampangan. Handoko menilai keterukuran kebebasan seorang peneliti ada pada komunitasnya.

Baca juga: Tokoh Masyarakat Bisa Bebaskan Pilot Susi Air Asalkan Dapat Kepercayaan TNI/Polri dan OPM

“Itulah mengapa, penting adanya proses check and re-check, peer-reviewed, hingga publikasi ilmiah. Semua proses tersebut adalah bagian dari proof of concept yang mesti dibuktikan seorang peneliti,” ujar dia.

"Menjadi hal yang lumrah seorang peneliti memiliki ide-ide 'gila' yang kreatif. Tetapi dalam proses eksekusinya, masukan dari pelbagai pihak-terutama pakar harus ada di dalamnya. Itu gunanya pusat riset (PR), karena semua pakar ada di sana," terangnya.

Baca juga: Demokrasi Indonesia Mundur karena Lembaga Negara Menghalalkan Segala Cara

Handoko mengingatkan bahwa basis pusat riset adalah bidang kepakaran. Jika dahulu semua kepakaran ada di satu pusat riset, sekarang pusat riset harus fokus pada bidang kepakarannya saja.

Hal tersebut supaya para periset dapat berpikir dan berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki latar keilmuan yang serupa, sehingga kapabilitasnya akan terus menanjak.

"Namun, kalau bicara aktivitas riset itu ada di kelompok riset dan boleh lintas PR dan organisasi riset (OR)," ungkapnya.

Karena itu, Handoko menyampaikan sudah sewajarnya jika aktivitas riset terbentuk secara bottom-up. Dimulai dari penanggung jawab alias principal investigator (PI) yang memiliki gagasan riset atau proyek. Ia akan tergerak untuk membentuk tim terbaiknya sendiri dan memiliki motivasi kuat untuk menyukseskan proyek riset tersebut.

"Sehingga menjadi track record-nya dia. Itulah basis seorang periset, berani bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan pilihannya," imbuhnya.

Handoko menyebut banyak program riset bagus dari Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) yang bisa terus dikawal, dibantu, dan difasilitasi. BRIN hadir untuk mendukung periset, kelompok riset, pusat riset, hingga organisasi riset tidak berjalan sendirian.

Peneliti tentu diberikan keleluasaan dalam ranah keilmuan. Tetapi hal lain seperti infrastruktur, perawatan, dan sebagainya akan menjadi urusan bagian lain di BRIN.

"Berhasil itu artinya sesuai standar periset, entah menjadi hak kekayaan intelektual, karya tulis ilmiah (KTI) bereputasi, dan semacamnya," tutur Handoko. (Dis/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat