visitaaponce.com

Murah dan Mudah Didapat, Cegah Stunting Anak dengan Konsumsi Daun Kelor hingga Ikan

Murah dan Mudah Didapat, Cegah Stunting Anak dengan Konsumsi Daun Kelor hingga Ikan
Ilustrasi(freepik.com)

STUNTING ditandai dengan kurangnya tinggi atau panjang badan menurut umur anak. Balita bertubuh kerdil itu terjadi karena masalah gizi kronis dan berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh anak di masa depan.

Dalam merespons ancaman itu, BRIN membeberkan sejumlah pangan lokal yang bisa mencegah stunting dari hasil riset mereka.

Peneliti Madya BRIN, Ade Chandra Iwansyah, menjelaskan salah satu riset yang sudah dikembangkan menjadi inovasi ialah pangan lokal berbasis daun kelor dan ikan laut di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga : Kota Banjar Jadi Lokus Gerakan Melawan Stunting HaloPuan

"BRIN membuat inovasi dengan mengubah daun kelor dan ikan dalam bentuk nugget, bakso, dan cracker. Kelor dan ikan tersedia setiap waktu di Desa Waitaru Kodi sebagai daerah prevalasi stunting yang tinggi," kata Ade dalam webinar bertajuk Pangan Nasional untuk Mencegah Stunting, kemarin.

Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel, kalium 3 kali lebih tinggi daripada pisang, kalsium 4 kali lebih tinggi daripada susu, dan vitamin C yang 7 kali lebih tinggi daripada jeruk.

Selanjutnya, BRIN juga berencana untuk mengangkat pangan lokal makanan khas dari Wakaibubak, yakni rowe luwa yang akan disajikan secara instan. Makanan itu, terang Ade, terbuat dari daun singkong yang ditumbuk dan direbus dengan santan serta dicampur dengan berbagai bumbu khas.

Baca juga : HaloPuan Bawa Gagasan Daun Kelor Cegah Stunting di Pangandaran

Peneliti Muda BRIN Andri Fresiansyah menambahkan, beberapa pangan berbasis prebiotik juga bisa mencegah stunting. Prebiotik yang ada pada ibu hamil, misalnya, akan diteruskan kepada janin sehingga anaknya pun akan sehat.

Salah satu prebiotik yang bisa dikonsumsi ialah yoghurt tanpa pemanis buatan yang kaya lemak terutama omega 3 untuk gizi otak, memiliki vitamin A, B, zat besi, hingga zink (seng). Menurutnya, orangtua bisa membuat sendiri di rumah dengan menggunakan susu sapi yang diberikan Lactobacillus.

"Yoghurt plain dengan kadar gula rendah, organik, dan tanpa pewarna buatan baik untuk perkembangan bayi lebih dari satu tahun. Pemberian ASI dan ibu yang sehat dan memiliki gizi yang cukup akan membantu perkembangan mikrobiota usus untuk pencegahan stunting," sebutnya.

Selain itu, kata Andri, prebiotik berupa umbi-umbian, biji-bijian, buah-buahan, dan fermentasi pangan Indonesia yang kaya akan protein bisa digunakan. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat