visitaaponce.com

Cisaat Jadi Lokus Stunting, Puan Maharani Hadirkan Kelor Sebagai Solusi

Cisaat Jadi Lokus Stunting, Puan Maharani Hadirkan Kelor Sebagai Solusi
Anggota DPR RI F-PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning membagikan paket makanan tambahan kepada warga Cisaat, Sukabumi, seusai penyuluhan.(Ist)

KECAMATAN Cisaat jadi salah satu lokus percepatan penanganan stunting di Kabupaten Sukabumi pada 2023. Berdasarkan hal itu, lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani, HaloPuan, melaksanakan penyuluhan berjudul Kaum Ibu Melawan Stunting, Mengolah Daun Kelor Menjadi Asupan Super. 

Kegiatan itu dihadiri oleh 160 warga, yang terdiri dari ibu menyusui dengan balita (di antaranya berstatus gizi kurang), ibu hamil, calon pengantin, dan kader posyandu.

Mereka datang dari enam desa di Cisaat, yakni Desa Cisaat, Cibatu, Sukaresmi, Sukasari, Nagrak, dan Sukamanah. Menurut data pemerintah kabupaten, empat desa pertama adalah lokus percepatan penurunan angka stunting.

Baca juga : Bersama HaloPuan, Kaum Ibu di Desa Pesarean Beraksi Melawan Stunting

Para peserta memperoleh penyuluhan tentang stunting, penyebabnya, dan bagaimana mencegahnya, yang disampaikan oleh dokter Muhammad Faiz dari Puskesmas Cisaat.

Kemudian tim HaloPuan membagikan informasi tentang kekayaan nutrisi dan gizi yang dikandung daun kelor dan bagaimana mengolah daun kelor agar nutrisi dan gizi yang sangat kaya itu bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Koordinator HaloPuan, Poppy Astari menyampaikan kegiatan di Cisaat merupakan kegiatan ke-40 yang dilakukan HaloPuan di 20 kabupaten dan kota di Jawa Barat.

Baca juga : Kota Banjar Jadi Lokus Gerakan Melawan Stunting HaloPuan

Puan Maharani, menurutnya, memandang percepatan penurunan prevalensi stunting tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah, tapi mesti melibatkan peran aktif warga.

“Ibu Puan menyadari menangani stunting bukan cuma tugas pemerintah tapi juga warga, karena itu dibutuhkan penyampaian informasi terus menerus agar kesadaran warga atas bahaya stunting makin meningkat,” kata dia di Gedung Islamic Center Qubbatul Islam, pusat Kecamatan Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, melalui keterangannya hari ini.

Kabupaten Sukabumi, lanjut Poppy, merupakan wilayah di Jawa Barat dengan angka kejadian stunting tertinggi kedua, yakni 27,5%, setelah kabupaten Sumedang (27,6%).

Baca juga : HaloPuan Bawa Gagasan Daun Kelor Cegah Stunting di Pangandaran

Ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia 2022 yang dirilis pada Januari 2023. Angka ini di atas angka rata-rata provinsi sebesar 20,2% dan angka rata-rata nasional 21,6%.

Selain itu, Poppy menambahkan tim relawan Puan Maharani datang ke tengah-tengah masyarakat dengan membawa gagasan memanfaatkan daun kelor sebagai asupan super alternatif dalam mengatasi stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak. 

Menurutnya, daun kelor memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengan sumber pangan lain karena kaya mikronutrisi, yakni puluhan jenis vitamin dan mineral, yang sangat dibutuhkan kaum ibu di masa kehamilan dan menyusui serta anak di bawah tiga tahun.

Baca juga : Jadi Pengurus BPN-Gesid, Bacaleg Nasdem Dapil Sukabumi Ini Rancang Edukasi Stunting

“Daun kelor terbukti mampu mengatasi malnutrisi di sejumlah negara, sehingga FAO (Badan Pangan Dunia) menyarankan konsumsinya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” kata Poppy.

“Di Indonesia, yakni di Flores Timur, pemanfaatan daun kelor juga mampu menurunkan angka stunting hingga separuhnya.”

Kegiatan HaloPuan di Cisaat juga dihadiri anggota DPR RI daerah pemilihan Sukabumi yakni Ribka Tjiptaning. Ribka, yang juga dokter, mengatakan kegiatan HaloPuan sangat sesuai dengan visi PDI Perjuangan.

Baca juga : HaloPuan-IMM Sukabumi Berkolaborasi Perangi Stunting dengan Daun Kelor

“Ibu Megawati (Ketua Umum PDI Perjuangan) itu yang paling ngotot untuk menurunkan angka stunting,” kata Ribka.

“Kami ingin 2024 turun hingga 10% tapi (penurunannya) lambat, sehingga perlu terus dilakukan sosialisasi dan penyuluhan bukan hanya kepada warga umum, tapi juga kelompok atas seperti dilakukan Ibu Mega kepada istri-istri jenderal.”

Ribka melihat masyarakat masih menganggap biasa aktivitas posyandu, seperti menimbang bayi. Padahal, jika berat bayi kurang atau tidak sesuai usianya, itu merupakan peringatan.

Baca juga :  Relawan Puan Sosialisasikan Kelor sebagai Pencegah Stunting di Sukabumi

“Jadi kegiatan HaloPuan sangat membantu program pemerintah karena daun kelor yang sudah dijadikan tepung ini bisa untuk (mengatasi) stunting,” kata Ribka.

Bendahara Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Heni Mulyani, yang mewakili para kepala desa, menyampaikan rasa syukurnya karena tim HaloPuan bisa sampai Cisaat. Heni melihat tingginya angka stunting di Cisaat, yang lokasinya hanya sekitar 5 kilometer dari Kota Sukabumi.

Ini dikarenakan tingkat kepedulian warga untuk membawa anak-anaknya ke posyandu masih kurang meskipun para kepala desa sudah bekerja keras mengimbau mereka. “Semoga ini bisa mendatangkan banyak manfaat bagi warga.”

Baca juga : Relawan Puan Gerakkan Warga Jampang Tengah Lawan Stunting

Kasi Pemerintahan Kecamatan Cisaat Lia Lidiawati juga mengapresiasi HaloPuan yang membantu pemerintah Kecamatan Cisaat dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pola asuh dan pola makan yang baik kepada warga.

“Ini kegiatan edukasi bagus sekali, apalagi ada tambahan inovasi mengenai pemanfaatan daun kelor,” ucapnya.

Di akhir kegiatan, HaloPuan membagikan paket makanan tambahan kepada warga, termasuk 400 gram bubuk daun kelor. “Kami bisa menjadikan bubuk kelor ini sebagai makanan tambahan pengganti biskuit,” pungkas Erna, kader posyandu di Desa Cisaat. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat