visitaaponce.com

Angka Wasting Anak Indonesia Meningkat, Kenali Tandanya

Angka Wasting Anak Indonesia Meningkat, Kenali Tandanya
Infografis(Litbang MI)

MASALAH gizi buruk bukan cuma stunting, tapi juga wasting. Perlu intervensi untuk mencegah terjadinya wasting atau anak bertubuh kurus, yang angkanya terus meningkat.

"Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan angka stunting 21,6% dan angka wasting 7,7%. Stunting mengalami penurunan dari tahun sebelumnya tetapi angka wasting tidak turun jika dibandingkan dengan tahun 2021," kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi dalam Launching Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (17/5).

Wasting termasuk sebagai salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih. Pasalnya, kondisi ini terbukti dapat menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi.

Baca juga : Cegah Wasting sebelum Jadi Stunting, Berikan Makanan Tambahan Ini

 

Hasil Survei Status Gizi Indonesia Tahun 2022. (Sumber: Kemenkes)

 

Maria mengingatkan, intervensi harus dilakukan ketika berat badan balita tidak naik dalam satu bulan dan intervensi juga dilakukan pada ibu hamil sehat, ibu hamil dengan masalah gizi, dan pada balita gizi kurang. Intervensi juga perlu dilakukan pada balita yang berat badannya tidak kunjung naik.

"Kalau kita mulai dari balita yang timbangannya tidak naik dibanding bulan lalu maka kita akan menurunkan wasting dan jangka panjang kita turunkan stunting," imbuhnya.

Baca juga : Pemerintah Berpacu dengan Target Penurunan Wasting 7% pada 2024

Wasting tidak dapat dianggap sepele sebab jika penanganannya terlambat bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian. Dampak gizi kurus pada balita dapat menurunkan kecerdasan, produktifitas, kreatifitas, dan sangat berpengaruh pada kualitas SDM. Pemicu wasting biasanya dikarenakan anak terkena diare sehingga berat badannya turun drastis tapi tinggi badannya tidak bermasalah.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia Tahun 2022. Angka wasting tertinggi terjadi di Provinsi Maluku. (Sumber: Kemenkes)

 

Seperti apa tanda-tanda wasting?

Kementerian Kesehatan menyebut sejumlah tanda anak wasting seperti berikut ini :

1. Berat badannya menurun seiring waktu

2. Penurunan berat badan menyebabkan total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan

Panjang badan digunakan untuk anak berumur kurang dari 24 bulan dan tinggi badan digunakan untuk anak berumur 24 bulan ke atas.

3. Waspadai jika berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.

Balita kurus disebabkan karena kekurangan makan atau terkena penyakit infeksi yang terjadi dalam waktu yang singkat.

Tanda anak wasting menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) :

1. Anak wasting memiliki berat badan rendah, dengan tinggi tubuh yang normal

2. Anak wasting tampak sangat kurus atau memiliki tulang yang terlihat begitu menonjol dapat dicurigai mengalami wasting.

3. Anak wasting cenderung tidak aktif, selalu tampak pucat dan mengalami badan lemas

4. Anak wasting berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit kronis pada usia yang sangat muda.

Gunakan makanan lokal

Pada 2022 Kementerian Kesehatan sudah melakukan uji coba pemberian makanan tambahan pada 31 kabupaten 16 diantaranya dengan pemberina makanan lokal. Pada 2023 pemerintah daerah sudah bisa melakukan program pemberian makanan tambahan lokal dari berbagai sumber dana yang dimiliki.

"Untuk daerah yang memiliki kapasitas fiskal rendah dan sedang telah dianggarkan melalui dana alokasi khusus yang akan dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023," pungkasnya. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat