Pemerintah Berpacu dengan Target Penurunan Wasting 7 pada 2024
![Pemerintah Berpacu dengan Target Penurunan Wasting 7% pada 2024](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/09de5a63c0aca0c3270554f891362d1c.jpg)
PEMERINTAH tengah berpacu dengan target menurunkan prevalensi wasting dari 10% menjadi 7% pada 2024.
Nutrition Spesialist Unicef Blandina Rosalina Bait mengatakan saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka wasting tertinggi ke-4 di dunia, berjumlah sekitar 2 juta orang, dan setengah dari jumlah itu terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT)
Fakta lainya memperlihatkan bahwa kurang dari 10% anak gizi buruk di Indonesia termasuk di NTT menerima perawatan setiap tahun, serta satu dari lima penyebab kematian balita adalah gizi buruk.
"Anak yang terlihat sangat kurus atau wasting, masih bisa berjalan dan bercerita namun dia memiliki 12 kali risiko kematian dibandingkan dengan anak-anak dengan gizi cukup. Kalau wasting tidak tertangani, kita menyimpan bom waktu," kata Belandina Rosalina Bait di Kupang, Jumat (10/2).
Menurut Belandina, adanya krisis pangan global, pandemi covid-19 dan perubahan iklim berdampak terhadap meningkatknya balita wasting sampai 40%, dan penaikan harga makanan terapi siap pakai (RUTF) untuk perawatan gizi buruk, diperkirakan meningkat sampai 16%.
Belandina mengatakan, strategi yang dilakukan Unicef ialah memastikan tidak ada balita yang meninggal karena wasting. Karena itu, upaya yang dilakukan Unicef adalah mencegah wasting pada anak. "Sedikit anak yang menderita wasting, lebih banyak anak yang menderita wasting mendapatkan perawatan," ujarnya.
Untuk itu, ada sejumlah strategi yang sedang ditempuh Unicef yakni mengoptimalkan kebijakan dan program wasting, meningkatkan alokasi sumber daya domestik untuk perawatan anak wasting, meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan anak wasting, membangun rantai pasokan yang kuat
untuk RUTF dan mendukung inovasi.
Sebelumya, pada Lokakarya Berbagi Pembelajaran Pelaksanaan Penguatan Deteksi Dini dan Rujukan Balita Wasting Melalui Pendekatan Program Lila Keluarga dan PAUD Holistik dan Integratif (HI) di Kupang, Kamis (9/2), Kepala Kantor Unicef Perwakilan NTT dan Nusa Tenggara Barat, Yudhistira
Yewangoe menyebutkan deteksi dini dan pencegahan gizi buruk merupakan salah satu komponen dalam pola pendekatan PAUD yang holistik dan integratif (HI).
"Deteksi dini melalui pendekatan Pita Lila dilakukan melalui posyandu, tetapi di masa pandemi, banyak posyandu tutup sehingga dilakukan pola pendekatan untuk memastikan anak tetap dimonitor dengan mengajarkan orang tua untuk memantau perkembangan anak," ujarnya.
Asisten 1 Setda NTT Erni Usboko mengatakan, program penanganan masalah gizi buruk pada balita yang dilakukan Unicef di NTT sudah berlangsung sejak 2015 melalui program gizi buruk terintegrasi (PGBT).
"Program ini mendukung salah satu dari tiga prioritas pembangunan (quick wins) yakni pencegahan dan penanganan stunting," kata Erni Usboko.
Dia menjelaskan, penanganan stunting merupakan suatu pendekatan pencegahan dan tata laksana gizi buruk yang terdiri dari mobilisasi masyarakat, tata laksana balita gizi buruk tanpa komplikasi medis di layanan rawat jalan, tata laksana balita gizi buruk dengan komplikasi medis di layanan rawat inap dan pemberian konseling serta makanan tambahan bagi balita gizi kurang.
"Mobilisasi masyarakat dilakukan dengan penemuan dini kasus balita yang berisiko gizi buruk atau gizi kurang sehingga dapat dirujuk dan ditangani dengan tepat dan tepat waktu," ujarnya.
Sesuai data pemerintah daerah, sampai akhir 2022, masih ada 37.072 balita wasting di NTT dari 436.129 balita yang diukur, sedangkan balita stunting sebanyak 77.338 orang dari 436.129 balita yang diukur pada Agustus 2022 atau 17,7%. Balita stunting tersebut tersebar merata di 22
kabupaten dan kota. (OL-13)
Baca Juga: GMC NTT Gandeng Hipmoko Gelar Bersih-Bersih Pantai Warna Oesapa
Terkini Lainnya
Survei Sebut Penurunan Stunting Hanya 0,1%, Kepala Daerah Keberatan
Super Bubur dari Mayora Raih Penghargaan dari Perhimpunan Pakar Gizi
Pemahaman Masyarakat terkait Keberagaman Sumber Pangan Bergizi Harus Ditingkatkan
Pergizi Pangan Apresiasi Produk Minuman yang Dukung Gaya Hidup Sehat
Benih Padi Inpari Nutri Zinc, Pangan Bergizi Cegah Anak Stunting
Pangansari Ekspor 1,5 Juta Bubur dan Bumbu untuk Kebutuhan Haji di Armina, Arab Saudi
Wapres Ma'ruf Desak Evaluasi Program Penurunan Stunting
Atasi Gizi Buruk, Pemerintah Laksanakan Program Sidak Stunting
Anak Obesitas Berisiko Diabetes, Cegah dengan MPASI Bergizi Seimbang
Tutup 2023, Bank Lestari Jakarta Berbagi ke Panti Asuhan
Anies-Muhaimin Bawa Visi Pendidikan, Kesejahteraan, dan Gizi Anak
Pemprov Jateng Waspadai Konsumsi Kental Manis di Tengah Kasus Stunting
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap