visitaaponce.com

Super Bubur dari Mayora Raih Penghargaan dari Perhimpunan Pakar Gizi

Super Bubur dari Mayora Raih Penghargaan dari Perhimpunan Pakar Gizi
Super Bubur Buryam dan Super Bubur Rasa Soto meraih Penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi pada ISFANEA 2023 di Jakarta.(Ist)

SARAPAN seringkali terlupakan dan belum menjadi kebiasaan bagi anak-anak Indonesia. Padahal sarapan sangat penting sebagai bekal energi tubuh untuk beraktivitas seharian sehingga memerlukan asupan makanan yang sehat dan bergizi. 

Seringkali anak-anak tergesa-gesa untuk segera beraktivitas atau pergi ke sekolah sehingga tidak sempat sarapan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, termasuk energi.

Apabila kebutuhan energi saat sarapan tidak terpenuhi akan berdampak pada fungsi memori anak terhadap pelajaran di sekolah.

Baca juga: Pentingnya Sarapan Pagi Berkualitas

Biasanya anak kurang bisa berkonsentrasi saat belajar karena otaknya tidak mendapatkan cukup energi. Selain itu, akan mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak.

Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 menunjukkan dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan.

Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.

Baca juga: Kebiasaan tidak Sarapan Bisa Pengaruhi Psikologis Anak

Mayora sebagai perusahaan produsen makanan dan minuman terkemuka yang berkomitmen untuk membantu memberikan solusi sarapan bergizi telah menghadirkan produk Super Bubur.

"Super Bubur merupakan bubur instan yang mudah diperoleh dan terjangkau, sangat cocok dijadikan sarapan di pagi hari yang bisa disajikan secara cepat dan lebih bergizi," kata M.T Assyaukani, Marketing Director Super Bubur dalam keterangan, Selasa (1/8).

Super Bubur praktis pembuatannya, cukup 2 menit saja, hanya perlu menuangkan air panas, aduk, tambahkan bumbu dan toping. Proses pembuatannya yang mudah ini memungkinkan anak-anak juga melakukannya sendiri tentunya dengan pengawasan orang tua. 

Mengandung Vitamin

"Super Bubur juga bergizi karena terbuat dari beras asli kualitas terbaik, tanpa bahan pengawet dan pewarna, serta mengandung vitamin A, B1, B2, B6, dan B12," jelas Assyaukani.

"Super Bubur bisa menjadi sumber energi alami yang baik, aman dan nyaman untuk pencernaan juga untuk dikonsumsi setiap hari, baik sarapan, sahur, kudapan/snacking, atau kapan saja," jelasnya.

Baca juga: Pentingnya Sarapan yang Bernutrisi Sejak Dini, Ini Kata Pakar

Inovasi Mayora dengan menghadirkan Super Bubur yang lebih sehat dan bergizi untuk sarapan dan kudapan ini mendapat apresiasi. Kedua produk unggulannya,

Super Bubur Buryam dan Super Bubur Rasa Soto berhasil meraih Penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi pada acara International Symposium Food & Nutrition, Expo, and Awards (ISFANEA) 2023 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan), berkolaborasi dengan Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI).

Penghargaan itu diserahkan oleh Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Prof. Dr. Hardinsyah MS. “Super Bubur Buryam layak mendapat pengakuan dan penghargaan Inovasi Program Pangan dan Gizi sebagai bubur instan yang mudah diperoleh dan terjangkau, mengandung vitamin A, B1, B2, B6 dan B12 serta turut mendukung upaya perbaikan gizi,” kata Prof. Hardinsyah.

Baca juga: Peringati Pekan Sarapan Nasional 2023, Program 'Sarapan Berisi' Digelar Lagi

Penghargaan juga diberikan kepada produk Super Bubur Kuah Soto sebagai bubur instan dengan cita rasa tradisional soto yang turut mendukung upaya perbaikan pangan dan gizi.  

Dukungan Super Bubur terhadap upaya perbaikan gizi masyarakat juga dilakukan melalui inovasi program Gerakan Edukasi Gizi dan Makan Bubur Bergizi untuk Pencegahan Stunting (Gema Bugizi Penting).

 Melalui program ini, Super Bubur berkontribusi membantu mengatasi masalah stunting dan gizi buruk pada balita dan anak-anak yang tengah menjadi perhatian serius dari pemerintah.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. Angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% sementara standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah 20%.  (RO/S-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat