visitaaponce.com

Polisi Periksa Tiga Saksi terkait Dugaan 42 Balita Keracunan

Polisi Periksa Tiga Saksi terkait Dugaan 42 Balita Keracunan
Ilustrasi.(Dok MI)

POLISI telah memeriksa tiga orang sebagai saksi terkait 42 balita yang diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi bubur dari program pemberian makanan tambahan (PMT). Acara itu di kantor Kecamatan Pamboang yang diadakan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Kasi Humas Polres Majene Iptu Suyuti mengatakan kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Tiga saksi yang diperiksa tersebut yaitu dokter dari dinas kesehatan, dari dinas pemberdayaan perempuan, dan yang mengelola makanan.

"Saat ini, tersisa dua anak yang menjalani perawatan intensif di Puskesmas Pamboang. Kita juga masih menunggu hasil pemeriksaan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) Mamuju terhadap makanan tambahan berupa bubur ayam yang diberikan kepada balita sebagai upaya pencegahan stunting," kata Suyuti.

Baca juga : 42 Balita Diduga Keracunan Makanan Tambahan di Pamboang Majene Sulbar

Berdasarkan keterangan awal dari beberapa pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan pemberian makanan tambahan tersebut, sebelum makanan disajikan, pada acara Launching Pemberian Makanan Tambahan, bahan makanan dikelola Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Lebih dari 200 porsi terbagi dalam dua sajian, yaitu bubur ayam untuk balita dan nasi lauk untuk ibu hamil serta pendamping balita.

Jenis makanan yang disajikan meliputi nasi putih, bubur ayam, ayam suir, kentang dan wortel, telur rebus, sayur daun kelor, ikan turingan goreng, sambel tumis, paket bubur untuk bayi di bawah 2 tahun berupa bubur, ayam suir, telur rebus, daun kelor, dan paket nasi untuk ibu hamil dan pendamping balita berupa nasi putih, ikan goreng, ayam suir campur kentang dan wortel, telur rebus, sambel tumis. "Puluhan anak kemudian mengalami mengalami muntah-muntah setelah mengonsumsi makanan tambahan tersebut, diduga karena keracunan," lanjut Sayuti.

Terpisah, Kepala BPOM Mamuju Suliyanto mengungkapkan jika pihaknya memang menerima sampel makanan dari kegiatan di Kantor Kecamatan Pamboang. "Tapi sampel yang masuk sudah dalam kondisi basi atau sudah tidak fresh dan hasil uji sementara ditemukan ada bakteri Escherichia coli (E. coli). E. coli bisa muncul di makanan yang sudah basi," ungkapnya.

E. coli adalah salah satu sppesies bakteri ppada manusia yang kebanyakan tidak berbaya. Hanya, beberapa tipe bakteri itu dapat mengakibatkan keracunan makanan ditandai dengan diare salah satunya.

"Kami belum bisa mengambil kesimpulan penyebab para balita tersebut diduga keracunan makanan. Kami tidak tahu E. coli muncul saat makanan dikonsumsi atau saat makanan dikirim ke kami, karena ada jeda waktu antara pembuatan hingga tiba di laboratorium," ungkap Suliyanto. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat