visitaaponce.com

Balita Perokok Pasif Rentan Alami Gangguan Tumbuh Kembang

Balita Perokok Pasif Rentan Alami Gangguan Tumbuh Kembang
Ilustrasi.(Freepik)

BALITA yang menjadi perokok pasif, yaitu menghirup asap rokok secara langsung ataupun residu rokok yang tertempel pada benda-benda, rentan mengalami gangguan tumbuh kembang. Terdapat 10 aspek perkembangan neurologis balita yang terdampak rokok.

Dalam Asap Rokok Ganggu Tumbuh Kembang Anak yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat (21/6), praktisi kesehatan masyarakat dr. Ngabila Salama menjelaskan 10 aspek tersebut. 

1. Motorik kasar. 

Baca juga : Bunda, Ini Peran Penting Cuci Tangan untuk Cegah Anak Stunting

2. Motorik halus.

3. Kemampuan kognitif atau berpikir, IQ. 

4. Bahasa. 

Baca juga : Semangat Gotong Royong Jadikan Kalsel Tiga Besar Turunkan Stunting

5. Konsentrasi. 

6. ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) atau autis.
  
7. Gangguan pendengaran. 

8. Gangguan pemusatan konsentrasi. 

Baca juga : Sulteng Fokus Penanganan Masalah Stunting

9. Gangguan beradaptasi terhadap lingkungan. 

10. Perawakan lebih pendek serta badan lebih kurus.

Menurutnya, pada anak yang hipersensitif atau memiliki bakat asma, reaksi terhadap rokok dapat timbul dalam hitungan jam atau bahkan hari. 

Baca juga :  Gandeng LKNU Jabar, HaloPuan Sosialisasi Lawan Stunting di Bandung Barat

"Ada anak kita jadi langsung gampang batuk pilek, ISPA, padahal sudah divaksin influenza, divaksin macam-macam, PCV, pneumonia, tetapi tetap kena batuk pileknya sering. Imunitasnya lebih rendah juga. Nah, itu efek dari radikal bebas," katanya.

Adapun secara makro, yaitu pada perkembangan kognitif atau otak, enam bulan dapat terlihat efeknya. Rokok dapat pula mengakibatkan stunting pada anak.

Oleh karena itu, dia mengingatkan bagi orangtua atau anggota keluarga yang belum dapat menghentikan rokok untuk tidak membawa rokok, baik konvensional, herbal, ataupun elektrik, ke dalam rumah. "Kalau sampai rumah, langsung mandi bersih, sabunan, keramasan, karena sisa di baju kita itu juga terhirup dan itu anak-anak jadi third-hand smoker," ujarnya. 

Dia juga mengingatkan orangtua untuk menciptakan rumah yang bebas dari asap rokok. Bahkan kalau bisa asbak tidak ada, agar anak-anak tidak meniru kebiasaan tersebut. (Ant/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat