visitaaponce.com

Dana Stunting di Desa Undisan Bangli Rp10 Ribu per Anak. Apa Menunya

Dana Stunting di Desa Undisan Bangli Rp10 Ribu per Anak. Apa Menunya?
Ilustrasi(Antara)

DESA Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Bali, terus berupaya mencegah dan menurunkan angka tengkes atau stunting. Dengan menggunakan dana desa, tiap balita mendapatkan anggaran Rp10 ribu tiap bulan penyelenggaraaan posyandu

Dengan jatah uang sebesar Rp10 ribu itu, tiap balita mendapatkan makanan tambahan berupa bubur kacang hijau, telur dan buah potong.

Perbekel (Kepala Desa) Undisan, I Ketut Suardikayasa mengatakan, tim kader posyandu di desanya selalu membagikan makanan berupa bubur kacang hijau, telur dan buah.  Khusus untuk balita yang mengalami tengkes diberi tamahan asupan gizi lainnya lagi yaitu berupa susu satu kotak dan vitamin.

Baca juga : Atasi Stunting, Sumatra Barat Bagi-Bagi Sembako dan Telur

"Kalau untuk semua balita secara merata diberikan bubur kacang hijau, telur dan buah potong, sedangkan balita yang mengalami tengkes ada pemberian tambahan lainnya berupa  susu dan vitamin," ujar Suardikayasa saat dihubungi, Selasa (21/11). 

Untuk jenis buah yang diberikan diganti-ganti kadang papaya, jeruk, semangka atau melon.

Program posyandunya itu sudah mampu menurunkan jumlah tengkes, yakni dari sebelumnya tercatat 18 balita kini sudah turun cukup signifikan menjadi 12 anak, dari total sebanyak 222 balita yang terdata di desa tersebut.

Baca juga : Gotong-royong Turunkan Tengkes untuk Selamatkan Generasi Masa Depan

Sementara secara terpisah, di Desa Kelusa Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, upaya penanganan tengkes juga dilakukan dengan pemberian makanan tambahan (PMT). 

Dianggap belum ideal

Menurut bidan Ni Luh Gede Anetta, selaku pendamping kegiatan Posyandu, saat ini di Desa Kelusa itu tercatat 28 anak balita yang mengalami tengkes dari sekitar 150-an anak balita.

Untuk menu makanan tambahan yang diberikan tiap kegiatan posyandu seperti bubur ayam, buah potong dan garam beryodium. Ada juga paket menu lainnya yakni bubur kacang hijau dan telur rebus.

Baca juga : Ganjar Libatkan Warga Targetkan Angka Stunting Turun 

"Menu itu berganti ganti tiap bulan," ujar Anetta, Selasa (21/11). 

Menurut Anetta, porsi makanan tambahan yang dijatahkan kepada balita tersebut dinilai masih kurang dari ideal. Terkait besaran anggarannya, dia mengaku tidak tahu persis.  

Perbekel (Kepala Desa) Kelusa, Wayan Ardika belum memberi jawaban saat dihubungi lewat chat WA-nya, karena kondisinya sedang kurang sehat.

Dari pengamatan Anetta, anak yang mengalami tengkes tersebut tidak selalu identik dengan latar belakang ekonomi keluarganya yang tidak mampu. Karena tidak sedikit juga yang disebabkan karena kesalahan pola makannya.

"Di sini, saya lihat anak yang tengkes itu bukan karena keluarganya miskin tapi lebih karena kesalahan pola makannya. Ada anak yang sulit atau tidak mau makan," ujar bidan Anetta. (Z-4)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat