visitaaponce.com

Atasi Stunting, Sumatra Barat Bagi-Bagi Sembako dan Telur

Atasi Stunting, Sumatra Barat Bagi-Bagi Sembako dan Telur
Telur(Pexels)

UPAYA menekan tengkes atau stunting di Sumatra Barat bukan saja dilakoni oleh pemerintah daerah, melainkan juga anggota DPRD melalui dana pokok pikiran. Mereka menyalurkan bantuan paket sembako, mulai dari telur, beras, hingga kacang padi.

Teranyar, sebanyak 252 anak stunting atau tengkes ibu hamil dan ibu menyusui dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, mendapatkan bantuan paket sembako dari dana pokok pikiran Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Suwirpen.

Wakil Ketua DPRD Sumbar Suwirpen mengatakan masing-masing paket bantuan tersebut terdiri dari beras 10 kg, minyak goreng, telur 60 butir, susu kemasan 40 kotak, dan kacang hijau dengan total nilai Rp 450 ribu.

Baca juga : HUT ke-5, Perempuan Jenggala Gelar Bakti Sosial dan Kesehatan 

"Total bantuan yang didistribusikan di Kota Padang sebanyak 1.990. Sementara untuk keseluruhan bantuan di Sumbar berjumlah 2.550 paket bantuan," ujarnya, Selasa (21/11).

Menurutnya, upaya menurunkan stunting merupakan kewajiban semua pihak, baik legislatif maupun eksekutif, karena ini menyangkut generasi penerus Bangsa Indonesia," tegasnya.

Dengan adanya bantuan sembako tersebut, ia berharap dapat membantu menambah asupan gizi bagi para ibu hamil, ibu menyusui maupun untuk anak, sehingga mencegah terjadinya stunting.

Baca juga : Dana Stunting di Desa Undisan Bangli Rp10 Ribu per Anak. Apa Menunya?

Selain bantuan sembako lanjut Suwirpen, ia juga mendorong semua pihak, termasuk pemerintah melalui OPD terkait, untuk semakin meningkatkan upaya-upaya menurunkan angka stunting.

Bantuan ekonomi usaha produktif

Sementara Pemerintah Kota Padang menyerahkan berbagai jenis bantuan Ekonomi Usaha Produktif (UEP) bagi disabilitas dan lansia, bantuan alat  penunjang produksi bagi pelaku usaha dan bantuan sembako bagi anak stunting.

Adapun penerima bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Disabilitas berupa pijat refleksi senilai Rp4.820.800,- diterima oleh Yogi Irawan dan Nurhayati. Kemudian, UEP dagang harian senilai Rp4.732.500 diterima Emilia Roza.

Baca juga : Sigi Bagikan 500 Telur Ayam kepada Anak yang Rentan Stunting

Tak hanya itu, UEP lanjut usia senilai Rp6.543.860,- diterima Syukri Ahmad. Selain itu, juga diserahkan alat bantu dengar senilai Rp5.100.000,- kepada Selvy Dwi Andayani dan Razka Agustri Shaquilano.

Pada kesempatan itu,  juga diserahkan alat penunjang produksi secara simbolis kepada lima pelaku usaha di Kecamatan Padang Timur yaitu Resti Mayasari (usaha ritel), Hasnita (usaha ritel), Halimatun Saya'diah (Kuliner cepat saji), Nia Daniati (Usaha ritel) dan Siska Natalia (Adiva Cake dan Bakery).  Masing-masing menerima satu unit kulkas.

Selain itu, juga diserahkan bantuan sembako bagi anak yang terindikasi stunting sebanyak 20 orang.

Baca juga : Kalimantan Selatan Targetkan Penurunan Stunting Menjadi 18,1 Persen di 2023

"Insya Allah, Pemerintah Kota Padang akan selalu istiqamah membantu warga. Semangat dan juang mereka dalam berusaha menjadi motivasi bagi kita semua," kata Wali Kota Padang Hendri Septa.

Salah satu seorang penerima bantuan UEP, Nurhayati mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterima.

"Terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada kami semua. Semoga bisa   melanjutkan usaha ekonomi kami," kata Nurhayati.

Baca juga : Benih Padi Inpari Nutri Zinc, Pangan Bergizi Cegah Anak Stunting

Berikan Beras Fortivit

Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Panjang Sonny Budaya Putra secara simbolis serahkan bantuan pangan pokok untuk baduta (anak di bawah usia dua tahun) dan ibu hamil berisiko stunting, kemarin, di Aula Dinas Sosial PPKBPPPA.

Bantuan pangan pokok berisi telur, susu serta beras Fortivit tersebut disalurkan untuk 70 baduta dan 10 ibu hamil berisiko stunting di Kota Padang Panjang.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan MoU pengadaan serta penyaluran beras Fortivit antara Dinas Sosial PPKBPPPA dengan Perum Bulog Cabang Bukittinggi.

Baca juga : Serius Cegah Stunting, Tanah Datar Datangkan Ahli Gizi

Sonny berharap dengan berbagai program dalam penanganan stunting di Padang Panjang, dapat bermanfaat dan dibuktikan dengan menurunnya angka stunting.

"Ini bagian dari program yang telah dirintis sebelumnya. Seperti Dahsat dan Basunting yang harus tetap jalan. Kita harus fokus dalam intervensi langsung kepada ibu hamil, baduta. Kita libatkan semua stakeholder berikan penyuluhan kepada calon pengantin sebagai pembekalan kesiapan perencanaan tumbuh kembang anak," ungkapnya.

Sonny mengingatkan jajaran untuk akan tetap memprioritaskan penanganan stunting dengan intervensi langsung.

Baca juga : Ahli Gizi: Program Makan Gratis Tidak Akan Efektif Atasi Stunting Jika Mengabaikan Faktor Lain

"Tanggung jawab ini merupakan amanat dari pusat. Pemko tetap komit dan serius untuk 2024 terutama penanganan langsung, bukan lagi acara seremonial. Kita akan evaluasi pada akhir tahun atau awal 2024. Kita akan berikan reward terhadap kelurahan yang tercepat dalam akselerasi penanganan stunting," sebutnya.

Pimpinan Cabang Bulog Bukittinggi, Sri Wahyuni mengapresiasi gerak cepat Pemko dalam penggunaan beras Fortivit dalam mengatasi stunting.

"Padang Panjang menjadi yang pertama menjalin MOU dengan Bulog. Beras Fortivit merupakan beras lokal berkualitas premium yang rasanya enak dan pulen, memiliki kandungan nutrisi dan vitamin yang tinggi. Mengonsumsinya tidak perlu mencuci, sangat baik bagi ibu hamil dan bagus untuk MPASI," jelasnya.

Baca juga : Ibu Punya Peranan Penting Cegah Stunting

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial PPKBPPPA Osman Bin Nur menyebutkan, saat ini dalam penanggulang stunting ada dua kegiatan pokok yang langsung mengintervensi sasaran berisiko stunting.

"Ada program Dahsat, selama 10 hari kegiatannya memasak bersama, diberikan KIE langsung dipraktikkan yang sudah berjalan awal November lalu. Selain itu ada penyerahan bantuan untuk baduta selama tiga bulan," jelasnya.

Dalam mencegah stunting di Padang Panjang, tambahnya, ada juga dari Baznas yang akan menyalurkan bantuan selama dua bulan. Di APBD juga dianggarkan selama enam bulan untuk 100 sasaran.

Baca juga : Prabowo-Gibran Bagikan Makanan untuk Anak Stunting di NTT

Selain penyerahan secara simbolis tersebut, Sonny juga langsung datang mengantarkan bantuan pangan pokok ini ke rumah sasaran di beberapa kelurahan. Di antaranya Kampung Manggis, Pasar Usang, Koto Katik dan Koto Panjang.

Tempe, Ati ayam dan telur kaya protein

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Sumbar mengatakan, stunting biasanya terjadi pada anak-anak dari keluarga dengan ekonomi rendah, sehingga kurang mampu untuk membeli makanan bergizi.

"Sebenarnya berbagai pilihan pangan lokal yang murah, tetap mengandung banyak gizi dan nutrisi yang baik untuk anak, tersedia di pasar-pasar dekat lingkungan rumah seperti tempe, ati ayam, telur, dan lain-lain,' ucap Nurhamidah, Tim Pakar Stunting Kota Padang.

Baca juga : Anemia pada Ibu Hamil Bisa Pengaruhi Kecerdasan Anak

"Makanan tersebut tidak hanya murah dijual di pasar, tapi juga kaya protein dan gizi lainnya yang dibutuhkan tubuh anak. Tempe dan tahu sumber protein nabati berbahan dasar dari kedelai, rasanya enak. Makanan Tempe dan tahu tersebut mengandung zat besi, memiliki berbagai manfaat untuk tubuh anak. Mulai dari meningkatkan energi tubuh, sistem imun, serta menjaga kesehatan tulang," ungkap Nurhamidah.

Untuk mencegah stunting, tidak hanya anak yang perlu makanan bergizi, ibu pun harus mengonsumsi makanan bergizi. Ibu hamil dan menyusui bisa menambahkan sebutir telur sebagai sumber protein setiap hari.

Hati ayam ternyata mengandung protein yang lebih tinggi dari daging ayam.Hati ayam juga kaya vitamin B sangat baik untuk ibu hamil dan anak-anak dalam masa pertumbuhan.

Baca juga : Kapolresta Pekanbaru Sambangi Anak-Anak Terdampak Stunting

Jadi salah satu penyebab stunting kurangnya informasi pada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan asupan gizi dan kebersihan diri pada ibu hamil dan anak dibawah usia dua tahun.

"Selain itu kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi seimbang serta pemberian air susu ibu (ASI) yang kurang tepat," pungkasnya. (Z-4)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat