visitaaponce.com

Bersiwak saat Wudu dan Dalilnya

Bersiwak saat Wudu dan Dalilnya
Ilustrasi.(Antara/Ari Bowo Sucipto.)

BERSIWAK merupakan anjuran di dalam Islam. Bersiwak adalah kegiatan membersihkan mulut dan gigi menggunakan benda yang kesat dan harum, seperti dahan atau akar pohon Arok. Pertanyaannya, kapan bersiwak saat wudhu atau wudu dalam bahasa Indonesia?

Bersiwak tergolong sunah Rasulullah SAW yang dilakukan pada setiap keadaan, terutama sebelum berwudu, salat, berpuasa, atau masuk rumah. Bersiwak bermanfaat untuk kesehatan mulut dan gigi serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut penjelasan rinci dilansir dari @fiqhgram di Instagram.

Dalil bersiwak setiap wudu

Dalam hadis yang sahih Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لَوْلا أنْ أَشُقِّ على أُمَّتِي لَأَمَرْتُهم بالسِّواكِ مع كلِّ وُضُوء

Kalau bukan karena khawatir memberatkan umatku, sungguh akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak bersama setiap berwudu.

Baca juga: Doa Buka Puasa Menurut Ulama dari Empat Mazhab Salaf

Hadis itu riwayat Al-Baihaqi dalam Sunan Kubro (146) dan ini lafaznya, Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya (140), An-Nasāi dalam Sunan Kubro (3.020) dengan lafaz لفرضت عليهم, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu.

Kapan bersiwak dalam wudu

Lantas kapankah bersiwak itu dilakukan? Menurut Ibnu Hajar Al-Haitami--seperti dalam Al-Manhaj Al-Qowim--siwak dilakukan setelah membasuh telapak tangan dan sebelum berkumur. Sedangkan Ar-Romli, termasuk juga Bafadhol dalam Muqoddimah Hadromiyyah, berpendapat siwak dilakukan sebelum memulai wudu (sebelum basmalah).

Baca juga: Benarkah Hadis Doa Berbuka Puasa Dzahabazh Zhamau Tergolong Sahih? 

Dalam hadis Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata:

أن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان يرقد فإذا استيقظ تسوك ثم توضأ ...

Bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam beliau tidur dan ketika terbangun, beliau pun bersiwak lalu berwudu

Hadis riwayat Al-Baihaqi dalam Sunan Kubro (4.801) dan Ahmad dalam Musnad (22.663)

Hadis ini bisa menjadi dalil bahwa siwak dilakukan sebelum berwudu sebagaimana pendapat Ar-Romli dan penulis Muqoddimah Hadromiyyah. Dalam hadis disebutkan lafadz siwak lalu baru wudu.

"Namun, bisa dijawab juga oleh Ibnu Hajar bahwa hadis ini tidak menunjukkan bahwa kesunahan siwak dalam wudu dilakukan sebelum wudu. Namun di hadis itu, Nabi bersiwak karena bangun dari tidur, jadi bukan siwak untuk wudu," ujar Abu Hārits Al-Jāwi, pengasuh Fiqhgram.

Menguatkan pendapat Ibnu Hajar, siwak ialah suatu kesunahan wudu tersendiri. Jadi, jika masuk dalam wudu, tentu siwak dilakukan ketika sudah dalam lingkup amaliyah wudu. Jika dilakukan sebelum basmalah, siwak menjadi sunah yang bersifat di luar amaliyah wudu.

Kesimpulannya, boleh siwak dilakukan baik sebelum wudhu (sebelum basmalah dan mencuci telapak tangan) ataupun setelah mencuci telapak tangan dan sebelum berkumur. Demikian sesuai konsepsi mazhab Syafii.

Namun, jika tidak memakai siwak tetapi dengan menggosok gigi dengan sikat dan pasta gigi, bisa dilakukan sebelum wudhu mengikuti pendapat Ar-Romli. Syaratnya, niat (ketika menggosok gigi) sebagai siwak dalam kesunahan wudu yang akan dilakukan. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat