visitaaponce.com

10 Persoalan dalam Fikih Kurban

10 Persoalan dalam Fikih Kurban
Penjual ternak menunggu pelanggan di pasar unta menjelang Idul Adha di pinggiran Karachi, Pakistan, pada 19 Juni 2023.(AFP/Asif Hassan.)

HARI Raya Idul Adha sebentar lagi akan tiba. Banyak umat Islam di seluruh dunia akan melaksanakan anjuran berkurban. Ada banyak persoalan yang dibahas dalam fikih kurban. 

Nah, bagi kita yang ingin melakukan kurban, perlu mengetahui setidaknya 10 persoalan dalam fikih kurban. Hal ini dibahas dalam Kitab Al-Majmu' Syarah Al Muhadzab karya Imam Nawawi sebagaimana disampaikan ustaz Abdurrachman Asy Syafii.

1. Hukum berkurban.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :

فَرْعٌ ﻓِﻲْ ﻣَﺬَاﻫِﺐِ اﻟْﻌُﻠَﻤَﺎءِ ﻓِﻲ الْأُﺿْﺤِﻴَّﺔِ

Ini satu cabang fikih di dalam mazhab-mazhab para ulama tentang hukum berkurban.

Baca juga: 15 Masalah Kurban Dijawab Imam Nawawi Mazhab Syafii

ﺫَﻛَﺮْﻧَﺎ ﺃَﻥَّ ﻣَﺬْﻫَﺒَﻨَﺎ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﺳُﻨَّﺔٌ ﻣُﺆَﻛَّﺪَﺓٌ ﻓِﻲْ ﺣَﻖِّ اﻟﻤُﻮْﺳِﺮِ ﻭَلَا ﺗَﺠِﺐُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ

Kami sudah menuturkan bahwa sesungguhnya mazhab kami berpendapat berkurban ialah sunah muakkadah di dalam hak orang yang mampu berkurban dan berkurban tidak wajib baginya.

ﻭَﺑِﻬَﺬَا ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻛْﺜَﺮُ اﻟْﻌُﻠَﻤَﺎءِ 

Mayoritas para ulama berkata dengan pendapat ini.

Baca juga: Nasihat Imam Syafii tentang Ilmu, Belajar, dan Kemuliaannya

ﻭَﻣِﻤَّﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺑِﻪِ ﺃَﺑُﻮْ ﺑَﻜْﺮِ اﻟﺼَّﺪِﻳْﻖِ ﻭَﻋُﻤَﺮُ ﺑْﻦُ اﻟْﺨَﻄَﺎﺏِ ﻭَبِلَاﻝٌ ﻭَﺃَﺑُﻮْ ﻣَﺴْﻌُﻮْﺩِ اﻟْﺒَﺪَﺭِﻱُّ ﻭَﺳَﻌِﻴْﺪُ ﺑّﻦُ اﻟْﻤُﺴِﻴْﺐِ ﻭَعَطَاءُ ﻭَﻋَﻠْﻘَﻤَﺔُ ﻭَالْأَﺳْﻮَﺩُ ﻭَﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻭَﺃَﺣْﻤَﺪُ ﻭَﺃَﺑُﻮْ ﻳُﻮْﺳُﻒٍ ﻭَاِﺳْﺤَﻖٌ ﻭَﺃَﺑُﻮْ ﺛُﻮْﺭٍ ﻭَاﻟْﻤُﺰَﻧِﻲُّ ﻭَﺩَاﻭُﺩٌ ﻭَاﺑْﻦُ اﻟْﻤُﻨْﺬِﺭِ

Sebagian dari ulama yang berkata dengan pendapat demikian ialah Abu Bakar Shidiq, Umar bin Khattab, Bilal, Abu Mas'ud Al-Badariy, Sa'id bin Al-Musib, 'Atho, 'Alqomah, Al-Aswad, Malik, Ahmad, Abu Yusuf, Ishaq, Abu Tsur, Al-Mazaniy, Daud, dan Ibnu Al Mundzir.

Baca juga: Belum Akikah tapi Mau Kurban, Bolehkah?

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑِﻴْﻌَﺔُ ﻭَاﻟﻠَّﻴْﺚُ ﺑْﻦُ ﺳَﻌْﺪٍ ﻭَﺃَﺑُﻮْ ﺣَﻨِﻴْﻔَﺔَ ﻭَالْأَﻭْﺯَاﻋِﻲُّ ﻭَاﺟِﺒَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻤُﻮْﺳِﺮِ ﺇِلَّا اﻟْﺤَﺎﺝُ ﺑِﻤِﻨَﻰ

Rabi'ah, Al-Laits bin Sa'ad, Abu Hanifah, dan Al-'Auza'iy berkata kurban ialah wajib bagi yang mampu, kecuali orang yang menunaikan haji di Mina.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ اﻟْﺤَﺴَﻦِ ﻫِﻲَ ﻭَاﺟِﺒَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻤُﻘِﻴْﻢِ ﺑِﺎلْأَﻣْﺼَﺎﺭِ 

Muhammad bin Al-Hasan berkata, "Berkurban ialah wajib bagi orang yang mukim di kota."

Baca juga: Doa Bercermin Arab, Latin, Terjemah, serta Hikmahnya

ﻭَاﻟْﻤَﺸْﻬُﻮْﺭُ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﺣَﻨِﻴْﻔَﺔَ ﺃَﻧَّﻪُ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﻮْﺟِﺒُﻬَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﻘِﻴْﻢٍ ﻳَﻤْﻠِﻚُ ﻧِﺼَﺎﺑًﺎ

Yang masyhur dari Abu Hanifah bahwa beliau mewajibkannya bagi orang yang mukim yang memiliki nisab.

2. Batasan kurban yang dinazarkan.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :

ﻭَﻣَﺘَﻰ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﻣِﻠْﻜِﻪِ ﺑَﺪْﻧَﺔً ﺃَﻭْ ﺷَﺎﺓً ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺟَﻌَﻠْﺖُ ﻫَﺬِﻩِ ﺿَﺤِﻴَّﺔً ﺃَﻭْ ﻫَﺬِﻩِ ﺿَﺤِﻴَّﺔٌ ﺃَﻭْ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻥْ ﺃُﺿَﺤِّﻲَ ﺑِﻬَﺎ ﺻَﺎﺭَﺕْ ﺿَﺤِﻴّﺔً ﻣُﻌَﻴَّﻨَﺔً

Ketika seseorang memiliki unta atau kambing, lalu ia berkata, "Aku menjadikan kambing ini kurban," atau berkata, "Ini kambing kurban," atau berkata, "Aku akan berkurban dengannya." Maka ini menjadi kurban yang ditentukan (dinazarkan).

Baca juga: Dua Ulama Khatamkan Al-Qur'an Ribuan Kali dalam Hidup

"Walhasil, jika ada orang bertanya ini kambing untuk apa? Jika dijawab ini kambing untuk kurban. Ini menjadi kurban nazar. Hukumnya menjadi wajib dan tidak boleh memakan dagingnya," imbuh Abdurrachman Asy-Syafii.

3. Bacaan sunah saat menyembelih kurban.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :

ﻳُﺴْﺘَﺤَﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮْﻝَ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﺘَّﻀْﺤِﻴَّﺔِ ﻣَﻊَ التَّسْمِيَّةِ

Disunahkan ketika menyembelih kurban menyertai membaca bismillah. Dia (orang yang menyembelih kurban) membaca:

اللّٰهُمَّ مِنْكَ وَإِلَيْكَ تَقَبَّلْ مِنِّيْ

Ya Allah, hewan kurban ini ialah nikmat dari-Mu dan kepada-Mu aku mendekatkan diri, maka terimalah ibadah kurban dariku.

Baca juga: Benarkah Imam Syafii Bidahkan Baca Al-Qur'an di Kuburan?

ﻭَاﺗَّﻔَﻖَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑُﻨَﺎ ﻋَﻠَﻰ اﺳْﺘِﺤْﺒَﺎﺏِ اﻟﺘَّﻜْﺒِﻴْﺮِ ﻣَﻊَ اﻟﺘَّﺴْﻤِﻴَّﺔِ ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ 

Dan telah sepakat para ulama sahabat kami di atas kesunahan bertakbir menyertai membaca bismillah. Ia membaca: 

بِسْمِ اللّٰهِ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ

Bismillah wallahu akbar.

Dengan nama Allah dan Allah maha besar.

ﻟِﺤَﺪِﻳْﺚِ ﺃَﻧَّﺲٍ اﻟْﻤَﺬْﻛُﻮْﺭِ ﻭَﻫُﻮَ ﺻَﺤِﻴْﺢٌ ﻛَﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ

Karena hadis Annas yang dituturkan. Yang demikian sahih sebagaimana telah mendahului penuturannya.

ﻗَﺎﻝَ اﻟْﻤَﺎﻭَﺭْﺩِﻱُّ ﻳُﺨْﺘَﺎﺭُ ﻓِﻲ الْأُﺿْﺤِﻴَّﺔِ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﺒِّﺮَ اﻟﻠﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻗَﺒْﻞَ اﻟﺘَّﺴْﻤِﻴَّﺔِ ﻭَﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ثَلَاﺛًﺎ ﻓَﻴُﻘْﻮْﻝُ 

Imam Al-Mawardiy berkata, "Dipilih pendapat di dalam berkurban bahwa ia disunahkan bertakbir sebelum membaca bismillah dan sesudahnya tiga kali. Maka ia membaca:

اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ

وَاللهُ أَعْلَمُ

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar. Wallahu a'lam.

4. Kadar pembagian daging kurban.

بسم الله الرحمن الرحيم

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :

ﻭَاﺗَّﻔَﻖَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑُﻨَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﺮِّﻑَ اﻟْﻘَﺪْﺭَ اﻟَّﺬِﻱْ لَا ﺑُﺪَّ ﻣِﻦَ اﻟﺘَّﺼَﺪُّﻕِ ﺑِﻪِ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺴَﻜِﻴْﻦَ ﻭَاﺣِﺪٍ 

Telah sepakat para ulama sahabat kami di atas pendapat boleh menyalurkan kadar yang harus disedekahkan kepada seorang miskin. 

ﻭَﻓِﻲ اﻟْﻘَﺪْﺭِ اﻟَّﺬِﻱْ ﻳُﺴْﺘَﺤَﺐُّ ﺃَﻥْ لَا ﻳَﻨْﻘُﺺَ اﻟﺘَّﺼَﺪُّﻕَ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﻮْلَاﻥِ (اﻟْﻘَﺪِﻳْﻢُ) ﻳََﺄْﻛُﻞُ اﻟﻨِّﺼْﻒَ ﻭَﻳَﺘَﺼَﺪَّﻕُ ﺑِﺎﻟﻨِّﺼْﻒِ

Di dalam kadar yang disunahkan tidak mengurangi sedekah dari kurban ada dua qaul. Qaul qadim, "Memakan setengah dan menyedekahkan setengah."

(ﻭَالْأَﺻَﺢُّ) اﻟْﺠَﺪِﻳْﺪُ ﻗَﺎﻝَ اﻟﺮَّاﻓِﻌِﻲُّ ﻭَاﺧْﺘَﻠَﻔُﻮْا ﻓِﻲ اﻟﺘَّﻌْﺒِﻴْﺮِ ﻋَﻦِ اﻟْﺠَﺪِﻳْﺪِ ﻓَﻨَﻘَﻞَ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﻛُﻞُ اﻟﺜُّﻠُﺚَ ﻭَﻳَﺘَﺼَﺪَّﻕُ ﺑِﺎﻟﺜُّﻠُﺜَﻴْﻦِ ﻭَﻧَﻘَﻞَ اﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﻭَﺁﺧَﺮُﻭْﻥَ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﻛُﻞُ اﻟﺜُّﻠُﺚَ ﻭَﻳَﺘَﺼَﺪَّﻕُ ﺑِﺎﻟﺜُّﻠُﺚِ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻤَﺴَﺎﻛِﻴْﻦَ ﻭَﻳَﻬْﺪِﻱ اﻟﺜُّﻠُﺚَ ﺇِﻟَﻰ الْأَﻏْﻨِﻴَﺎءِ ﺃَﻭْ ﻏَﻴْﺮِﻫِﻢْ

Yang paling sahih ialah qaul jadid. Imam Rofii berkata, "Mereka berbeda pendapat di dalam ta'bir dari qaul jadid. Satu jemaah menukil darinya yaitu memakan sepertiga dan mennyedekahkan dua per tiga. Mushanif dan para ulama yang lain telah menukil darinya bahwa memakan sepertiga dan menyedekahkan sepertiga kepada orang-orang miskin dan menghadiahkan sepertiga kepada orang-orang yang berkecukupan atau selain dari mereka."

ﺃَﻣَّﺎ الْأَﺣْﻜَﺎﻡُ فَلِلْأُﺿْﺤِﻴَّﺔِ ﻭَاﻟْﻬَﺪْﻱِ ﺣَﺎلَاﻥِ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﺗَﻄَﻮُّﻋًﺎ ﻓَﻴُﺴْﺘَﺤَﺐُّ الْأَﻛْﻞُ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﻭَلَا ﻳَﺠِﺐُ ﺑَﻞْ ﻳَﺠُﻮْﺯُ اﻟﺘَّﺼَﺪُّﻕُ ﺑِﺎﻟْﺠَﻤِﻴْﻊِ ﻫَﺬَا ﻫُﻮَ اﻟْﻤَﺬْﻫَﺐُ ﻭَﺑِﻪِ ﻗَﻄَﻊَ ﺟَﻤَﺎﻫِﻴْﺮُ الْأَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﺬْﻫَﺐُ ﻋَﺎﻣَّﺔِ اﻟْﻌُﻠَﻤَﺎءِ

Dari segi hukum-hukum, bagi kurban dan sembelihan al-hadyu, ada dua keadaan. Salah satunya dihukumi sunah, sehingga disunahkan memakan dari keduanya dan tidak wajib, bahkan boleh, disedekahkan seluruhnya. Ini pendapat mazhab. Jumhur ashab memutuskan dengan pendapat ini. Yang demikian ialah mazhab mayoritas para ulama.

5. Berkurban untuk mayit (mayat).

بسم الله الرحمن الرحيم

قال المصنف رحمه الله تعالی :

(ﻭَﺃَﻣَّﺎ) اﻟﺘَّﻀْﺤِﻴَّﺔُ ﻋَﻦِ اﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻃْﻠَﻖَ ﺃَﺑُﻮْ اﻟْﺤَﺴَﻦِ اﻟْﻌَﺒَّﺎﺩِﻱُّ ﺟَﻮَاﺯَﻫَﺎ 

Adapun berkurban untuk mayit, Abu Al-Hasan Al-Abbadi telah memutlakkan kebolehannya.

لِأَﻧَّﻬَﺎ ﺿَﺮْﺏٌ ﻣِﻦَ اﻟﺼَّﺪَﻗَﺔِ ﻭَاﻟﺼَّﺪَﻗَﺔُ ﺗَﺼِﺢُّ ﻋَﻦِ اﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﺗَﻨْﻔَﻌُﻪُ ﻭَﺗَﺼِﻞُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺑِﺎلْإِﺟْﻤَﺎﻉِ

Itu karena yang demikian satu bagian dari sedekah dan sedekah sah untuk mayit, bermanfaat bagi mayit, dan sampai pahalanya kepada mayit dengan ijmak.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺻَﺎﺣِﺐُ اﻟْﻌُﺪَّﺓِ ﻭَاﻟْﺒَﻐَﻮِﻱُّ لَا ﺗَﺼِﺢُّ اﻟﺘَّﻀْﺤِﻴَّﺔُ ﻋَﻦِ اﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﺇِلَّا ﺃَﻥْ ﻳُﻮْﺻِﻲَ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﺑِﻪِ ﻗَﻄَﻊَ اﻟﺮَّاﻓِﻌِﻲُّ ﻓِﻲْ اﻟﻤُﺠَﺮَّﺩِ ﻭَاﻟﻠﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ

Pemilik kitab Al-'Uddah dan Al-Baghowiy berkata tidak sah berkurban untuk mayit kecuali ia berwasiat dengannya sebelum mati. Ar-Rofi'iy memutuskan dengan pendapat demikian dalam kitab Al-Mujarod.

ﻭَاﺣْﺘَﺞَ اﻟْﻌُﺒَﺎﺩِﻱُّ ﻭَﻏَﻴْﺮُﻩُ ﻓِﻲ اﻟﺘَّﻀْﺤِﻴَّﺔِ ﻋَﻦِ اﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﺑِﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻋَﻠِﻲ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻃَﺎﻟِﺐً ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠﻪُ عَنّهُ 

Al-'Abbadi dan selainnya berhujah dalam kebolehan berkurban untuk mayit dengan hadis Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu.

ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ (ﻳُﻀَﺤِّﻲ ﺑِﻜِﺒَﺸَﻴْﻦِ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺑِﻜِﺒَﺸَﻴْﻦِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮْﻝَ اﻟﻠﻪُ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻣَﺮَﻧِﻲ ﺃَﻥْ ﺃُﺿَﺤِّﻲَ ﻋَﻨّﻪُ ﺃَﺑَﺪًا ﻓَﺄَﻧَﺎ ﺃُﺿَﺤِّﻲ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﺑَﺪًا) ﺭَﻭَاﻩُ ﺃَﺑُﻮْ ﺩَاﻭُﺩٍ ﻭَاﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱُّ ﻭَاﻟْﺒَﻴْﻬَﻘِﻲُّ 

Dahulu Ali bin Abi Thalib berkurban dengan dua domba untuk Nabi ﷺ dan dengan dua domba untuk dirinya sendiri. Ali berkata, "Sesungguhnya Rasulullah ﷺ memerintahkan aku agar berkurban untuknya selamanya, maka aku akan berkurban untuknya selamanya." Riwayat Abu Daud, At-Tirmidzi. dan Al-Baihaqi.

ﻗَﺎﻝَ اﻟْﺒَﻴْﻬَﻘِﻲُّ ﺇِﻥْ ﺛَﺒَﺖَ ﻫَﺬَا ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻴْﻪِ ﺩِلَاﻟَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﺻِﺤَّﺔِ اﻟﺘَّﻀْﺤِﻴَّﺔِ ﻋَﻦِ اﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَاﻟﻠﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ

Al-Baihaqi berkata, "Jika sahih hadis ini, di dalamnya ada petunjuk sahnya berkurban untuk mayit. Allahu a'lam."

Abdurrachman Asy-Syafi'iy menerangkan bahwa ada perbedaan pendapat dalam madzhab Syafii tentang kebolehan berkurban untuk mayit. "Mana yang menjadi pendapat muktamad? Jawabanya ialah tidak boleh, karena di sana Imam Rofii menetapkan tidak sah. Namun jika tetap ingin berkurban untuk mayit, bisa berpegang kepada qaul Imam Abu Al-Hasan Al-Abbadi. Hafalkan namanya."

6. Waktu berniat kurban.

بسم الله الرحمن الرحيم

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :

ﻭَﻳَﻨْﻮِﻱ ﺻَﺎﺣِﺐُ اﻟْﻬَﺪْﻱِ ﻭَالْأُﺿْﺤِﻴَّﺔُ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﺪَّﻓْﻊِ ﺇِﻟَﻰ اﻟْﻮَﻛِﻴْﻞِ ﺃَﻭْ ﻋِﻨْﺪَ ﺫَﺑْﺤِﻪِ 

Pemilik al-hadyu dan pemilik hewan kurban berniat ketika menyerahkan kepada wakil untuk disembelih atau ketika ia menyembelihnya sendiri. 

ﻓَﺈِﻥْ ﻓَﻮَّﺽَ اﻟﻨِّﻴَّﺔَ ﺇِﻟَﻰ اﻟْﻮَﻛِﻴْﻞِ ﺟَﺎﺯَ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻛَﺎﻓِﺮًا ﻟَﻢْ ﻳَﺼِﺢَّ 

Jika pemilik hewan kurban menyerahkan niat kepada wakil, yang demikian boleh jika wakilnya seorang muslim. Jika wakilnya seorang kafir, tidak sah. 

لِأَﻧَّﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ اﻟﻨِّﻴَّﺔِ ﻓِﻲ اﻟْﻌِﺒَﺎﺩَاﺕِ ﺑَﻞْ ﻳَﻨْﻮِﻱ ﺻَﺎﺣِﺒُﻬَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺩَﻓْﻌِﻬَﺎ

Itu karena orang kafir bukan ahli niat di dalam ibadah ibadah tetapi pemilik hewan kurban berniat ketika menyerahkannya. 

7. Lebih utama kurban domba atau patungan sapi.

بسم الله الرحمن الرحيم

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :

اﻟﺘَّﻀْﺤِﻴَّﺔُ ﺑِﺸَﺎﺓٍ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦَ اﻟﻤُﺸَﺎﺭَﻛَﺔِ ﺑِﺴَﺒْﻊٍ ﺑَﺪْﻧَﺔً ﺃَﻭْ ﺑِﺴَﺒْﻊٍ ﺑَﻘَﺮَﺓً ﺑِﺎلاِﺗِّﻔَﺎﻕِ ﻟِﻤَﺎ ﺫَﻛَﺮَﻩُ اﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ

Kurban dengan satu domba lebih utama daripada patungan tujuh orang dengan satu unta atau patungan tujuh orang dengan satu sapi dengan kesepakatan para ulama sebagaimana yang dikatakan mushanif (Imam Syairoziy).

ﻭَﺳَﺒْﻊٌ ﻣِﻦَ اﻟْﻐَﻨَﻢِ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦْ ﺑَﺪْﻧَﺔٍ ﺃَﻭْ ﺑَﻘَﺮَﺓٍ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺻَﺢِّ اﻟْﻮَﺟْﻬَﻴْﻦِ ﻟِﻜَﺜْﺮَﺓِ ﺇِﺭَاﻗَﺔِ اﻟﺪَّﻡِّ

َTujuh kambing lebih utama dari pada satu unta atau satu sapi menurut pendapat paling sahih dari dua pendapat karena banyak menumpahkan darah kurban.

(ﻭَاﻟﺜَّﺎﻧِﻲ) ﺃَﻥَّ اﻟْﺒَﺪْﻧَﺔَ ﺃَﻭِ اﻟْﺒَﻘَﺮَﺓَ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻟِﻜَﺜْﺮَﺓِ اﻟﻠَّﺤْﻢِ

Pendapat kedua mengatakan unta atau sapi lebih utama karena banyak daging.

8. Prioritas keutamaan hewan kurban.

بسم الله الرحمن الرحيم 

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :

مَذْهَبُنَا أَنَّ ﺃَﻓْﻀَﻞَ اﻟﺘَّﻀْﺤِﻴَّﺔُ بِاﻟْﺒَﺪْﻧَﺔِ ﺛُﻢَّ اﻟْﺒَﻘَﺮَﺓِ ﺛُﻢَّ اﻟﻀَّﺄْﻥِ ﺛُﻢَّ اﻟﻤَﻌْﺰِ ﻭَﺑِﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮْ ﺣَﻨِﻴْﻔَﺔَ ﻭَﺃَﺣْﻤَﺪُ ﻭَﺩَاﻭُﺩٌ

Mazhab kami berpendapat bahwa paling utama berkurban dengan unta, kemudian sapi, kemudian domba, kemudian kambing. Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan Imam Daud berkata dengan pendapat demikian.

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﺃَﻓْﻀَﻠُﻬَﺎ اﻟْﻐَﻨَﻢُ ﺛُﻢَّ اﻟْﺒَﻘَﺮُ ﺛُﻢَّ الْإِﺑِﻞُ ﻗَﺎﻝَ ﻭَاﻟﻀَّﺄْﻥُ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦَ اﻟْﻤَﻌْﺰِ ﻭَﺇِﻧَﺎﺛُﻬَﺎ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦْ ﻓُﺤُﻮْﻝِ اﻟْﻤَﻌْﺰِ ﻭَﻓُﺤُﻮْﻝُ اﻟﻀَّﺄْﻥِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺇِﻧَﺎﺙِ اﻟْﻤَﻌْﺰِ ﻭَﺇِﻧَﺎﺙُ اﻟْﻤَﻌْﺰِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦَ الْإِﺑِﻞِ ﻭَاﻟْﺒَﻘَﺮِ

Sedangkan Imam Malik berkata, "Yang paling utama ialah kambing, kemudian sapi, kemudian unta. Beliau berkata, "Domba lebih utama dari kambing jawa. Domba betina lebih utama dari kambing jantan. Domba jantan lebih baik dari kambing betina dan kambing betina lebih baik dari unta dan sapi."

9. Lebih utama berkurban atau sedekah?

بسم الله الرحمن الرحيم

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى :

ﻣَﺬْﻫَﺒُﻨَﺎ ﺃَﻥِّ الْأُﺿَﺤِﻴَّﺔَ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦْ ﺻَﺪَﻗَﺔِ اﻟﺘَّﻄَﻮُّﻉِ لِلأحَادِﻳْﺚِ اﻟﺼَّﺤِﻴْﺤَﺔِ اﻟْﻤَﺸْﻬُﻮْﺭَﺓِ ﻓِﻲْ ﻓَﻀْﻞِ الْأُﺿْﺤِﻴَّﺔِ ﻭَلِأَﻧَّﻬَﺎ ﻣُﺨْﺘَﻠِﻒٌ ﻓِﻲْ ﻭُﺟُﻮْﺑِﻬَﺎ بِخِلَاﻑِ ﺻَﺪَﻗَﺔِ اﻟﺘَّﻄَﻮُّﻉِ ﻭَلِأَﻥَّ اﻟﺘَّﻀْﺤِﻴَّﺔَ ﺷِﻌَﺎﺭٌ ﻇَﺎﻫِﺮٌ

Mazhab kami berpendapat bahwa sesungguhnya berkurban lebih utama daripada sedekah sunah karena hadis-hadis sahih yang masyhur dalam keutamaan berkurban dan karena ulama berbeda pendapat dalam hukum wajibnya. Lain halnya sedekah sunah (tidak ada yang menghukumi wajib). Dan karena ibadah kurban ialah syiar yang tampak.

 ﻭَﻣِﻤَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺑِﻬَﺬَا ﻣِﻦَ اﻟﺴَّﻠَﻒِ ﺭَﺑِﻴْﻌَﺔٌ ﺷَﻴْﺦُ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻭَأَﺑُﻮ اﻟْﻮَﻗَﺎﺩِ ﻭَﺃَﺑُﻮْ ﺣَﻨِﻴْﻔَﺔَ

Dan sebagian dari ulama yang berkata dengan pendapat ini dari ulama salaf ialah Imam Robi'ah guru Imam Malik, Imam Abu Al-Waqad, dan Imam Abu Hanifah.

ﻭَﻗَﺎﻝَ بِلَاﻝٌ ﻭَاﻟﺸَّﻌْﺒِﻲٌّ ﻭَﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻭَﺃَﺑُﻮْ ِﺛُﻮْﺭٍ اﻟﺼَّﺪَﻗَﺔُ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦَ الْأُﺿْﺤِﻴَّﺔِ ﺣَﻜَﺎﻩُ ﻋَﻨْﻬُﻢُ اﺑْﻦُ اﻟْﻤُﻨْﺬِﺭِ

Sedangkan berkata Bilal, Asy Sya'biy, Imam Malik, dan Abu Tsur: Sedekah lebih utama daripada berkurban. Al-Imam  Ibnul Mundzir menghikayatkan pendapat demikian dari mereka.

10. Selawat saat menyembelih kurban.

بسم الله الرحمن الرحيم

قَالَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَی :

يُسْتَحَبُّ ﻣَﻊَ اﻟﺘَّﺴْﻤِﻴَّﺔِ ﻋَﻠَﻰ اﻟﺬَّﺑِﻴْﺤَﺔِ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻋَﻠَﻰ ﺭﺳُﻮْﻝِ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﺬَّﺑْﺢِ ﻧَﺺَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ اﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻲُّ ﻓِﻲ الْأُﻡِّ ﻭَﺑِﻪِ ﻗَﻄَﻊَ اﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﻓِﻲ اﻟﺘَّﻨْﺒِﻴْﻪِ
ﻭَﺟَﻤَﺎﻫِﻴْﺮُ الْأَﺻْﺤَﺎﺏِ 

Disunahkan menyertai membaca bismillah untuk sembelihan membaca selawat untuk Rasulullah ﷺ ketika menyembelih. Imam Syafii menashkan pendapat demikian di kitab Al-Umm. Mushanif (Imam Syairoji) memutuskan dengan pendapat demikian di dalam kitab At Tanbih dan mayoritas para ashab. 

Itulah 10 persoalan dalam fikih kurban. Semoga bermanfaat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat