visitaaponce.com

Masalah Stunting harus Dikeroyok

Masalah Stunting harus Dikeroyok
STUNTING: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (kedua dari kanan) menerima kunjungan pengurus 1.000 Days Fund, Kamis (22/6)(Dok. Wakil Ketua MPR RI)

KEBERHASILAN pengentasan stunting di satu daerah harus mampu diduplikasi di sejumlah daerah lainnya dengan penyesuaian khusus. Partisipasi aktif semua pihak sangat diperlukan untuk mendorong percepatan pengentasan stunting di berbagai daerah.  

Hal itu disampaikan Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, saat menerima kunjungan 1.000 Days Fund, lembaga swadaya masyarakat yang fokus menangani stunting, di Jakarta. Rerie -sapaan akrab Lestari- menyontohkan kisah sukses pemanfaatan daun kelor dalam proses pengentasan stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT) seharusnya bisa diterapkan di berbagai daerah lainnya di Indonesia.

Pada kesempatan itu, tim 1.000 Days Fund berbagi pengalaman dalam membangun Stunting Center for Exelence di sejumlah kabupaten di NTT. Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia pada awal tahun ini bahwa prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% di 2022. Sedangkan pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting mencapai 14% pada 2024.

Menurut Rerie upaya menduplikasi kesuksesan penanganan stunting di satu daerah bisa menjadi acuan untuk mempercepat pengurangan prevalensi stunting di sejumlah daerah lainnya. "Tentu saja dengan sejumlah penyesuaian dengan kondisi daerah masing-masing," ujarnya.

Selain itu, peran aktif para pemangku kepentingan di sejumlah daerah sangat dibutuhkan dalam membangun kesadaran masyarakat terkait pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang sejak dini.
Rerie sangat berharap keterlibatan dari berbagai pihak akan terbentuk kader-kader penggerak di daerah, yang peduli untuk mengentaskan warga di lingkungan tempat tinggalnya dari ancaman stunting.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan lima pilar dalam strategi nasional telah memperkuat penyebaran informasi soal stunting secara lebih masif hingga ke akar rumput.

“Strategi nasional percepatan penurunan stunting diantaranya peningkatan komunikasi, perubahan perilaku, dan pemberdayaan masyarakat,” kata Kabiro Umum dan Humas BKKBN Putut Riyatno, kemarin.

Strategi nasional telah mengerahkan pemda untuk membangun sistem informasi yang masif yaitu komunikasi, informasi, dan edukasi, termasuk dengan media.

Intervensi
Dalam upaya mencapai target penurunan angka stunting, Kementerian Kesehatan melakukan 11 intervensi spesifik yang dalam tahap pelaksanaannya sudah 2 intervensi yang melebihi target nasional.

Adapun 11 intervensi spesifik yang dirancang yaitu, skrining anemia, konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri, pemeriksaan kehamilan (ANC), konsumsi tablet tambah darah ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik (KEK), pemantauan pertumbuhan balita, ASI eksklusif.

Kemudian pemberian MPASI kaya protein hewani bagi Baduta, tata laksana balita dengan masalah gizi, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi, edukasi remaja ibu hamil dan keluarga termasuk pemicu bebas buang air besar sembarangan.
Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi Kemenkes mengatakan Kemenkes juga mendorong pemerintah daerah untuk gencar melaksanakan 11 intervensi spesifik pada remaja putri, ibu hamil, dan balita.(H-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat