visitaaponce.com

Orangutan Bisa Produksi Suara Serupa Beatbox seperti Manusia

Orangutan Bisa Produksi Suara Serupa Beatbox seperti Manusia
Ilustrasi orangutan.(AFP/Ishara S Kodikara.)

BERDASARKAN studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Nexus PNAS, ditemukan fakta bahwa ada orangutan bisa memproduksi nada seperti beatbox yang dilakukan oleh manusia.

Associate Professor of Psychology di University of Warwick Adriano Laimeram, yang merupakan salah satu peneliti, mengungkapkan secara simultan orangutan bisa memproduksi berbagai suara yang berbeda dari setiap individu secara bersamaan. Karena itu, saat didengar, suara-suara tersebut akan seperti lantunan nada serupa beatbox yang dilakukan oleh manusia.

Penelitian itu dilakukan pada populasi orangutan yang hidup di Kalimantan dan Sumatra. Pemantauan dilakukan selama 3.800 jam dan semua orangutan diketahui bisa melakukan hal itu.

Baca juga: Sempat Hampir Punah, Bison Berkembang lagi di Kanada Barat

"Misalnya saja, kumpulan orangutan jantan di Kalimantan akan memproduksi suara yang dikenal dengan chomps, atau bunyi seperti bubble. Secara bersamaan ada bunyi grumbles atau seperti menggerutu di situasi yang lain," beber dia dikutip dari jurnal Nexus PNAS, Rabu (28/6).

Sementara orangutan betina di wilayah Kalimantan bisa memproduksi suara kecupan keras dan secara bersamaan ada suara rolling calls untuk memperingatkan sesamanya akan ada predator. "Faktanya, dua populasi di tempat berbeda itu bisa memproduksi suara yang berbeda secara simultan. Itu membuktikan bahwa ada fenomena biologis," beber dia.

Baca juga: Seperti Anjing, Serigala Kenali Suara Manusia yang Familiar

Penulis lain pada penelitian itu, Madwline Hardus, menambahkan, secara naluriah, manusia jarang menghasilkan suara-suara yang menciptakan nada secara bersamaan. Ini kecuali dalam beatbox yang memang merupakan penampilan vokal untuk menciptakan musik hip-hop.

"Namun fakta bahwa manusia secara anatomis mampu melakukan beatbox menimbulkan pertanyaan tentang dari mana kemampuan itu berasal. Kami tahu sekarang jawabannya mungkin terletak pada evolusi nenek moyang kami," ucap dia.

Menurut penulis, kontrol vokal dan kemampuan koordinasi kera besar liar telah diremehkan dibandingkan fokus pada kemampuan vokal burung. "Menghasilkan dua suara, persis bagaimana burung menghasilkan lagu, menyerupai bahasa lisan. Namun anatomi burung tidak memiliki kesamaan dengan kita sehingga sulit untuk membuat hubungan antara kicauan burung dan bahasa lisan manusia," lanjut Hardus.

Penelitian baru ini membuktikan bahwa ada evolusi dari cara manusia berbicara. "Sekarang kita tahu kemampuan vokal ini ialah bagian dari repertoar kera besar. Kita tidak bisa mengabaikan hubungan evolusi," ucap dia. "Mungkin saja bahasa manusia purba lebih menyerupai sesuatu yang terdengar seperti beatboxing, sebelum evolusi mengatur bahasa menjadi konsonan dan struktur vokal yang kita kenal sekarang," pungkas dia. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat