visitaaponce.com

GSM Inisiasi MPLS Menyenangkan, Bangun Antusiasme Siswa Lewat Kegiatan Menarik

GSM Inisiasi MPLS Menyenangkan, Bangun Antusiasme Siswa Lewat Kegiatan Menarik
Kegiatan MPLS di salah satu SD di Jakarta(Dok. MPLS)

TAHUN ajaran baru merupakan sebuah momentum penting dalam kehidupan siswa baru di sebuah sekolah untuk membantu beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) memiliki tujuan untuk memperkenalkan siswa baru dengan berbagai aspek penting dalam kehidupan sekolah. 

Meskipun MPLS memiliki tujuan yang baik, beberapa masalah umum juga dapat terjadi termasuk pengadaan MPLS di Indonesia. Beberapa kegiatan MPLS di sekolah menerapkan pendekatan yang terlalu kaku, fokus pada aturan atau tugas, dan bahkan mempertahankan budaya feodalistik senioritas-junioritas.

Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal mengatakan, sekolah perlu membangun budaya baru di tahun ajaran baru melalui MPLS Menyenangkan.

Baca juga : PJ Wali Kota Yogyakarta Ingatkan Jangan Ada Perundungan di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Hal yang menyenangkan dijadikan dasar untuk menemukan antusiasme dan kecanduan siswa akan dunia sekolah. Apabila siswa dan guru menemukan fondasi mendidik yang menyenangkan, maka kasus-kasus patologi seperti perundungan, kekerasan verbal, fisik, psikis, dan bahkan seksual, dapat teratasi.

"MPLS Menyenangkan berfokus pada pendidikan memanusiakan di tahun ajaran baru. Kami berusaha untuk melawan kekerasan dan budaya feodalistik senioritas dan junioritas yang berdampak buruk pada kemampuan adaptasi, kemauan berliterasi, dan growth mindset siswa baru,” ungkap Rizal.

GSM mengajak seluruh sekolah di Indonesia untuk bersama-sama memulai perjalanan baru untuk mengentaskan permasalahan kekerasan dan budaya feodalistik di sekolah melalui kegiatan MPLS Menyenangkan.

Baca juga : Contoh Yel-yel MPLS Keren untuk SMA, SMK, dan SMP

“Kami ingin mengganti budaya baru dalam pendidikan dengan budaya meraki, yaitu melakukan sesuatu dengan sepenuh cinta dan jiwa, di mana guru-guru juga dapat menemukan makna meraki di dalam diri mereka. MPLS Menyenangkan juga berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar positif bagi guru dan siswa, dengan kegiatan yang membangun perasaan dan pengalaman menyenangkan setiap siswa dalam menemukan passion dan talenta mereka,” lanjut Rizal.

MPLS Menyenangkan memiliki 2M sebagai prinsip utama dan 3M sebagai prinsip pelaksanaan. 2M adalah Meraki dan Memanusiakan, sedangkan 3M adalah Mengenalkan dan Memaknai, Melibatkan seluruh pihak, serta Murah dan Menyenangkan. 

Dalam praktiknya, kegiatan ini juga mengaitkan dengan metode PLAY, yaitu tradisi kuno yang dapat mengeluarkan emosi pro-sosial manusia yang berdampak positif pada ikatan persahabat atau pengasuhan manusia. Dalam metode PLAY terdapat ikatan, tantangan, dan saling memahami dalam menegakkan aturan permainan, sehingga tidak ada dominasi dan kesetaraan akan muncul. Metode ini juga pada akhirnya akan berintegrasi dengan prinsip
 
rinsip Mengenali dalam MPLS Menyenangkan bertujuan untuk mengenali apa yang ada di dalam diri dan luar diri kita. Pada akhirnya, siswa akan mengenali kelemahan dan kekuatan dalam diri mereka. Minat dan bakat juga akan muncul sebagai upaya untuk menemukan tujuan moral hidup manusia yang berujung pada penemuan versi terbaik dirinya. MPLS Menyenangkan dipersiapkan untuk menjadi obat massal untuk pendidikan.

Baca juga : Srikandi PLN Icon Plus Goes To School Bantu Edukasi untuk Kemajuan Negeri

“Sering kali permasalahan seperti kenakalan remaja tidak dianggap sebagai permasalahan pendidikan. Upaya untuk mengubah budaya lebih sering terfokus pada kurikulum, akademik, dan hal-hal pembelajaran. Namun, untuk menghilangkan kekerasan dalam sekolah dan menciptakan pendidikan memanusiakan, dibutuhkan obat massal yang diberikan kepada pendidikan, yaitu dengan menanamkan budaya meraki di tahun ajaran baru,” ucap Novi Poespita Candra. Co-Founder GSM.

Saat ini, sebanyak 1.300 lebih sekolah di seluruh jenjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia seperti Aceh, Riau, Cirebon, Pekalongan, dan Katingan terlibat dalam MPLS Menyenangkan. Keterlibatan tidak hanya berasal dari komunitas GSM melainkan 45% dari 100% berasal dari luar komunitas GSM.

“Hal yang unik adalah MPLS ini juga menjadi sarana bagi guru-guru dari sekolah yang terlibat nantinya untuk berkolaborasi dalam menyiapkan dan menerapkan MPLS Menyenangkan. Kolaborasi dilakukan secara lintas jenjang dan lintas daerah yang akan menciptakan jejaring ide, jejaring pengalaman, serta praktik agar semakin meluas. Sehingga, tidak perlu melaksanakan pelatihan khusus untuk guru karena akan berdampak pada kualitas guru secara tidak langsung dengan menyelenggarakan program massal. Ini menjadi wadah bagi guru untuk menjadi pelaku utama yang mengajar murid, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan budaya baru sekolah,” jelas Rizal.

Baca juga : Lebih dari 800 Sekolah Telah Bergabung dalam AIA Healthiest School

“Tidak ada panduan khusus dalam menyelenggarakan MPLS ini, tetapi justru prinsip-prinsip MPLS Menyenangkan yang dijaga, diterapkan, dan dikolaborasikan. Sengaja tidak dibuatkan juknis secara detail agar sekolah dan guru dapat memahami sepenuh jiwa bahwa mereka sendiri dapat menjawab persoalan-persoalan yang muncul. Jadi, guru dapat dipantik agar bisa menemukan dan menjawab masalahnya sendiri secara lintas jenjang dan lintas daerah. Gurulah sistem pendidikan itu sendiri, gurulah Sang Kurikulum itu sendiri. Itulah keunggulan dari program MPLS Menyenangkan,” tambah Rizal.

“Sasaran MPLS ini adalah sekolah pinggiran dan sekolah negeri yang tidak memiliki dana cukup. Sehingga, MPLS yang menyenangkan bisa juga terjadi di sekolah-sekolah rakyat dan dirasakan oleh seluruh siswa tanpa terkecuali. Ini menjadi upaya untuk adanya semangat belajar dan semangat interaksi baru untuk seluruh pihak sekolah. Maka MPLS Menyenangkan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kronis di dunia pendidikan,” tutup Rizal. (Z-5)

Baca juga : Buntut Insiden Guru Tabrak Siswa, Disdik DKI Jakarta Minta Pengaturan Kendaraan Pribadi di Sekolah

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat