Meramaikan Tahun Baru Hijriah dengan Pengamalan Beragama yang Inklusif dan Toleran
MEMASUKI tahun baru Hijriah, sudah selayaknya umat muslim menyambutnya dengan semangat baru. Tahun baru Hijriah yang identik dengan proses perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah menuju Madinah merupakan pengingat bagi umat Islam agar selalu berproses meningkatkan kualitas diri.
Hijrahnya Nabi Muhammad SAW menuju Madinah membawa perubahan positif terhadap kehidupan kaum muhajirin sebagai pendatang dan kaum anshar sebagai penolong mereka. Dengan berhijrah, Nabi Muhammad bisa membangun masyarakat yang beradab dan toleran, walaupun di Madinah sendiri terdapat berbagai suku, agama, dan golongan.
Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) Ngatawi Al-Zastrouw menjelaskan bahwa makna hijrah adalah konsistensi pada perjuangan yang menghargai proses.
Dia menerangkan, banyak peristiwa monumental yang terjadi pada bulan Muharram. Salah satunya adalah perjalanan hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah. Banyaknya peristiwa besar dalam ajaran Islam yang terjadi pada Muharram membuat para sahabat Nabi dan ulama bersepakat, terutama Sayyidina Umar bin Khattab, bahwa tahun baru Hijriah dimulai pada 1 Muharram.
"Semangat berhijrah selayaknya dilakukan dengan tidak melakukan perlawanan frontal hingga merusak tatanan sosial yang ada. Segala perjuangan itu harus dilakukan dengan cara yang baik, strategis, dan melalui perhitungan-perhitungan yang matang, baik perhitungan rasional, material, maupun situasional. Jangan karena mau hijrah, terus kemudian menabrak lingkungan, aturan, hukum alam, hukum sosial, atau norma yang berlaku. Hal seperti itu tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad," terang Ngatawi dalam keterangannya, Rabu (19/7).
Ia menyebutkan, ada tiga makna dari semangat hijrah. Pertama bahwa perjuangan itu harus dilakukan dengan menanggung risiko, baik fisik maupun non-fisik. Kedua, perjuangan itu harus melalui proses, baik proses sosial maupun kultural. Ketiga, perjuangan itu membutuhkan konsistensi dan komitmen, karena tidak ada perjuangan yang instan.
Ngatawi juga mengomentari fenomena hijrah milenial yang sempat booming beberapa tahun lalu di media sosial. Seharusnya, hijrah milenial dalam format atau bentuk itu sangat relevan dengan realitas saat ini. Pada praktiknya, tidak semua aktualisasinya atau pengamalannya itu sesuai dengan keadaan. Sangat disayangkan jika semangat berhijrah ini hanya diartikan sempit pada lingkup ritual dan simbol keagamaan semata.
Baca juga: Tiga Desain Penyelenggaraan Haji Disiapkan, Durasi Bisa Lebih Pendek
"Bahwa dalam agama ada simbol, mekanisme, dan ritual tertentu, iya. Tetapi sikap hijrah yang kemudian hanya berpaku kepada hal-hal yang sifatnya simbolik formal, ini yang membuat agama menjadi alat segregasi sosial. Sebagai contoh, jika ada yang tidak sesuai dengan simbol atau pemikirannya, akhirnya dikucilkan atas nama hijrah milenial, ini yang tidak sesuai," imbuh Ngatawi.
Budayawan yang juga aktif sebagai Dosen Pasca Sarjana di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta ini pun menambahkan, proses hijrah yang didasari oleh semangat positif, sebenarnya bisa saja dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
"Beberapa komunitas anak muda juga ada yang memakai tagline hijrah milenial, seperti yang dilakukan oleh teman-teman Komuji (Komunitas Musisi Ngaji) misalnya. Hanan Attaki juga ketika baru-baru ini dia berkumpul dengan ulama-ulama NU, dia menyadari bahwa ajaran dan spirit agama bisa dilakukan dengan pendekatan yang lebih fungsional dan menyenangkan, tanpa mengabaikan simbolisme dan ritualisme agama," sambung Ngatawi.
Dia menegaskan, gerakan hijrah milenial itu akan menjadi kontekstual dengan realitas yang ada sekarang, selama dia bisa menghayati dan memahami persoalan-persoalan khilafiyah (perbedaan tafsir) yang ada di dalam Islam. Setelah itu, bisa mendudukan persoalan secara tepat, sehingga bisa membawa manfaat yang lebih luas.
"Harapannya, orang yang mengaku telah berhijrah bisa menampilkan sikap beragama yang lebih inklusif, toleran, moderat dan maslahah," terangnya.
Sebagai penutup, Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2004-2015 ini berpesan bahwa spirit hijrah harus bisa menjebol sekat dan dinding segregasi sosial yang ada di tengah masyarakat. Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, khususnya media sosial, jika tidak dikendalikan justru bisa menimbulkan perpecahan dan gesekan yang berpotensi memicu konflik horizontal.
"Dinding-dinding ini tidak terlihat, tapi ada. Tidak terwujud, tapi terasa. Ini adalah side impact dari perkembangan teknologi informasi, walaupun kita tidak pungkiri memiliki manfaat yang besar. Saya berharap pada tahun baru Hijriah ini, kita semua sebagai masyarakat Indonesia, khususnya generasi mudanya, mengikis segregasi sosial supaya kehidupan, interaksi, dan persaudaraan kita menjadi lebih kuat dan menyenangkan, happy bersama," pungkasnya. (RO/I-2)
Terkini Lainnya
Libur Tahun Baru Islam, PT KAI Bandung Jalankan KA Lodaya Tambahan
Jelang Tahun Baru Islam, Stok dan Harga Pangan di Bogor Aman
Link Download Kalender Hijriah 2024 Lengkap dengan Tanggalan Weton Jawa
Akademisi: Perspektif Hijrah Harus Kontekstual
Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun, Rasullullah Membaca Ini
Menag Ajak Umat Perkuat Spirit Hijrah di Tahun Baru Hijriah
Hijrahfest Bandung Bedas Digelar di Kabupaten Bandung, Pererat dan Perkuat Pelaku Industri Halal
Guru Besar UIN: Hijrah Rasulullah Momentum Bangun Persatuan Bangsa
FKPT Jabar: Fenomena Dai Muda Hijrah Harus Jadi Contoh
Generasi Muda Berhijrah Penting Perkuat Cinta Tanah Air
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap