Perbaikan Nutrisi Sebelum Hamil Turunkan Risiko Anak Alami Sindrom Down
![Perbaikan Nutrisi Sebelum Hamil Turunkan Risiko Anak Alami Sindrom Down](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/8f1062710074321bc1a3c632cb01a3b0.jpg)
DOKTER spesialis kandungan dari Universitas Indonesia Better Versi Paniroi mengatakan risiko anak terkena sindrom down bisa dicegah dengan memperbaiki nutrisi sejak saat sebelum kehamilan.
"Bisa dicegah dan diperbaiki salah satunya memperbaiki kualitas ibu hamil atau persiapan sebelum kehamilan supaya sel telur dan kualitas sperma suami bisa diperbaiki sehingga tidak ada kelainan kromosom," kata Better, dikutip Selasa (8/8).
Sindrom kelainan pada kehamilan, kata dokter yang menjadi anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (Pogi) itu, paling banyak adalah kelainan kromosom 21 atau sindrom 21.
Baca juga: Strategi Pengasuhan Orangtua Berperan Penting dalam Tumbuh Kembang Anak Down Syndrome
Kelainan kromosom disebabkan karena kualitas kehamilan bahkan sebelum mempersiapkan kehamilan yang bermasalah.
Kurangnya nutrisi seperti vitamin D, asam folat, vitamin A, selenium dan zinc, mengakibatkan bayi yang dikandung mengalami kelainan pembentukan jantung. Kelainan inilah yang sering terjadi pada anak dengan sindrom down.
Better mengatakan pembentukan jantung terjadi pada usia kehamilan 4-5 minggu, hingga masuk ke trimester kedua. Deteksi dini yang lebih cepat dapat memungkinkan minimnya risiko terjadi kelainan jantung.
Baca juga: Peringati Hari Down Syndrome, Saatnya Hadirkan Pendidikan Inklusif, Adil dan Merata
"Saat proses pembentukan kalau tahu dari awal bisa diperbaiki sehingga kelainan jantung mungkin bisa lebih minimal atau tidak terjadi sama sekali," ucapnya.
Pada perempuan hamil di bawah 35 tahun, risiko anak mengalami sindrom down sekitar 1%, sedangkan jika sudah di atas 35 tahun, risiko itu akan meningkat 5% kemungkinan terjadinya sindrom down.
Hal itu karena pada usia 35 tahun, kualitas sel telur sudah menurun, yang bisa terjadi karena faktor usia, makanan yang tidak baik atau polusi lingkungan. Maka untuk mempertahankan kualitas sel telur, Better mengatakan wanita harus tetap bugar sehingga sel-sel tubuh akan berusia panjang dan juga tidak mudah terserang penyakit.
Dokter yang menyelesaikan pendidikan Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Universitas Indonesia itu mengatakan sangat penting untuk mendeteksi kehamilan salah satunya dengan USG pada usia kehamilan 11-13 minggu.
Pada usia itu, dokter bisa mencurigai jika ada pertumbuhan organ yang tidak baik seperti tulang hidung tidak terbentuk atau kecil, penumpukan cairan di belakang leher, atau pola aliran darah yang tidak normal.
Pada usia kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil sudah bisa melakukan skrinning anomaly penyakit organ-organ. Namun jika ingin mengetahui kelainan kromosom, biasanya dilakukan pemeriksaan dengan metode sederhana dengan memeriksa darah dari ibu atau cara yang berisiko dengan mengambil darah bayi dan cairan ketuban.
"Tapi bisa yang sederhana dengan pemeriksaan darah ibunya, ada pemeriksaan NIPT yaitu pemeriksaan bayi dari ibunya cek HB biasa lalu diambil darah ibu, tapi tinggi dari segi biaya," kata Better.
Secara umum, Better menuturkan, kebanyakan perempuan hamil kekurangan zat besi, vitamin D, zinc dan hampir semua mikronutrien kurang dalam jumlah yang cukup besar. Kekurangan mikronutrien dapat menyebabkan anemia yang angkanya mencapai 47 persen pada ibu hamil.
Anemia, lanjut Better, dapat menyebabkan IQ anak yang dilahirkan menurun sehingga kualitas belajarnya akan lebih sulit dibanding anak seuisanya. Tercatat, angka IQ penduduk Indonesia hanya sekitar 70-78 saja.
"Untuk anemia sendiri banyak sekali pada ibu hamil, tentunya yang kita takutkan bayinya, bisa lahir kecil dan organ-organnya terganggu dari otak, ginjal, paru-paru," lanjut Better.
Ia menyimpulkan persiapan kehamilan sangat penting bagi ibu untuk melahirkan generasi anak yang terbaik. Penyakit yang sering ada pada orang dewasa, kata Better, banyak yang terbentuk karena ketika ibunya mengandung tidak terpenuhi nutrisi yang dibutuhkan dan menjadikan anak lahir anemia, berat badan kecil dan prematur. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Belum Diakomodasi, Puluhan Emak-Emak di Depok kembali Gelar Aksi Tuntut Kepastian PPDB
Judi Online Mengancam Kualitas Bonus Demografi
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
Ini Usia Optimal untuk Mengkhitan Anak
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Aniaya Anak, Gadis Indekos Jadi Terdakwa
Kominfo Sebut Bandar Judi Online Sasar Anak Lewat Game
Upaya Kembalikan Hak Bermain Anak Pejuang Kanker
FM7 Resort Hotel Hadirkan Kid’s Challenges untuk Anak-Anak
25 Rekomendasi Film Indonesia untuk Anak, Bisa Menjadi Inspirasi dan Edukasi
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap