visitaaponce.com

Penelitian Perempuan Menunggu Sampai Benar-Benar Sakit Sebelum Berobat

Penelitian: Perempuan Menunggu Sampai Benar-Benar Sakit Sebelum Berobat
Petugas menyiapkan alat yang akan digunakan di acara Acara Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Metode Mammografi, di kompleks Media Group.(MI / ADAM DWI)

PIMPINAN kesehatan perempuan di Roche untuk Asia Pasifik Karan Kampani berpendapat para perempuan biasanya menunggu sampai benar-benar sakit baru mengakses sistem kesehatan dan menilai bahwa cara itu menimbulkan masalah. 

"Menurut saya, ini merupakan bagian dari masalah karena sudah terlambat," ujar Kampani dalam diskusi Impact and opportunity: the case for investing in women's cancers in Asia Pacific, yang digelar secara daring, Selasa (22/8).

"Ini hanya awal dan diharapkan prosesnya dapat dipersingkat melalui strategi nasional, akan ada strategi pelacakan nasional dan yang penting melibatkan para perempuan untuk mengangkat atau menghilangkan hambatan yang dihadapi para perempuan," lanjutnya.

Baca juga: Memaknai Kemerdekaan dengan Memperjuangkan Kaum Marginal

Dalam diskusi yang sama, pimpinan Jhpiego India Somesh Kumar menuturkan dalam skrining kanker diperlukan kecakapan perawat dan tenaga kesehatan terkait. 

Oleh karena itu, dia mendorong peningkatan kapabilitas perawat dan pekerja kesehatannya atau siapapun yang melakukan skrining untuk kanker payudara dan serviks.

"Agar mereka bisa melakukan skrining dengan tepat," ujar Kumar.

Baca juga: UOB Indonesia Dukung Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

Laporan berjudul Impact and opportunity: the case for investing in women's cancers in Asia Pacific menunjukkan, di Asia, kejadian kanker payudara diperkirakan meningkat sebesar 20,9% antara 2020 dan 2030 dan kematian sebesar 27,8%. 

Sementara insiden kanker serviks diperkirakan meningkat sebesar 18,9% dan kematian sebesar 24,9% pada periode yang sama.

Laporan itu juga memperlihatkan para perempuan di negara berpendapatan rendah dan menengah memiliki kesadaran rendah mengakses layanan skrining, diagnosis, pengobatan, dan perawatan yang berkualitas, secara tepat waktu.

Area Head Roche Pharmaceuticals Asia Pacific Ahmed Elhusseiny mengatakan temuan dalam laporan itu menunjukkan negara-negara harus memprioritaskan kesehatan perempuan dengan memperkuat kemauan politik, menetapkan rencana dan tindakan yang kuat, meningkatkan penapisan dan upaya pencegahan kanker payudara dan serviks.

Dia juga memandang pentingnya berbagai pihak bersama-sama menjadikan peningkatan kesadaran sebagai bagian dari upaya komprehensif dan pendekatan yang berpusat pada pasien, untuk mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam mengeliminasi kanker serviks dan payudara. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat