Penelitian Perempuan Menunggu Sampai Benar-Benar Sakit Sebelum Berobat
![Penelitian: Perempuan Menunggu Sampai Benar-Benar Sakit Sebelum Berobat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/06b4b5cb2db3c6a0c2b5dd0f752b7ed6.jpg)
PIMPINAN kesehatan perempuan di Roche untuk Asia Pasifik Karan Kampani berpendapat para perempuan biasanya menunggu sampai benar-benar sakit baru mengakses sistem kesehatan dan menilai bahwa cara itu menimbulkan masalah.
"Menurut saya, ini merupakan bagian dari masalah karena sudah terlambat," ujar Kampani dalam diskusi Impact and opportunity: the case for investing in women's cancers in Asia Pacific, yang digelar secara daring, Selasa (22/8).
"Ini hanya awal dan diharapkan prosesnya dapat dipersingkat melalui strategi nasional, akan ada strategi pelacakan nasional dan yang penting melibatkan para perempuan untuk mengangkat atau menghilangkan hambatan yang dihadapi para perempuan," lanjutnya.
Baca juga: Memaknai Kemerdekaan dengan Memperjuangkan Kaum Marginal
Dalam diskusi yang sama, pimpinan Jhpiego India Somesh Kumar menuturkan dalam skrining kanker diperlukan kecakapan perawat dan tenaga kesehatan terkait.
Oleh karena itu, dia mendorong peningkatan kapabilitas perawat dan pekerja kesehatannya atau siapapun yang melakukan skrining untuk kanker payudara dan serviks.
"Agar mereka bisa melakukan skrining dengan tepat," ujar Kumar.
Baca juga: UOB Indonesia Dukung Pemberdayaan Perempuan di Indonesia
Laporan berjudul Impact and opportunity: the case for investing in women's cancers in Asia Pacific menunjukkan, di Asia, kejadian kanker payudara diperkirakan meningkat sebesar 20,9% antara 2020 dan 2030 dan kematian sebesar 27,8%.
Sementara insiden kanker serviks diperkirakan meningkat sebesar 18,9% dan kematian sebesar 24,9% pada periode yang sama.
Laporan itu juga memperlihatkan para perempuan di negara berpendapatan rendah dan menengah memiliki kesadaran rendah mengakses layanan skrining, diagnosis, pengobatan, dan perawatan yang berkualitas, secara tepat waktu.
Area Head Roche Pharmaceuticals Asia Pacific Ahmed Elhusseiny mengatakan temuan dalam laporan itu menunjukkan negara-negara harus memprioritaskan kesehatan perempuan dengan memperkuat kemauan politik, menetapkan rencana dan tindakan yang kuat, meningkatkan penapisan dan upaya pencegahan kanker payudara dan serviks.
Dia juga memandang pentingnya berbagai pihak bersama-sama menjadikan peningkatan kesadaran sebagai bagian dari upaya komprehensif dan pendekatan yang berpusat pada pasien, untuk mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam mengeliminasi kanker serviks dan payudara. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Tren Microfeminisme Menjadi Viral, Seorang Ibu Ungkap Pengalaman Mengasuh Anak Bersama Mantan Pasangan
Tanggapi Kekhawatiran Pengusaha atas Dampak UU KIA, Presiden: Harus Hargai Perempuan, Ibu Mengandung
Serangan Israel Tewaskan Perempuan dan Anak-Anak di Jabalia Gaza
11 Cara Menghilangkan Komedo di Hidung dengan Bahan Alami
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
11 Cara Merawat Kuku agar Sehat dan Cantik
Upaya Kembalikan Hak Bermain Anak Pejuang Kanker
Feses Berwarna Hitam Dapat Jadi Tanda Kanker Lambung
Cara Mengunyah Makanan dengan Baik Bisa Mencegah Kanker Lambung
Manfaat Bedah Robotik untuk Mengatasi Kista dan Miom
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Bukan untuk Perang Dunia, Nuklir Aman untuk Terapi Pengobatan Tiroid
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap