visitaaponce.com

Budayawan Senior Sepakat dengan Anies Baswedan soal Kebudayaan

Budayawan Senior Sepakat dengan Anies Baswedan soal Kebudayaan
Bacapres KPP Anies Baswedan dalam dialog kebudayaan bertajuk Anies Baswedan Bicara Kebudayaan: Tentang Kini dan Nanti di TIM(MI/Usman Iskandar)

BUDAYAWAN senior, Taufik Rahzen menuturkan saat ini kehadiran negara dalam bidang kebudayaan sudah cukup inklusif dan berpihak kepada para budayawan melalui UU Pemajuan Kebudayaan, meskipun masih harus dimaksimalkan terkait fasilitas ruang publik yang kini dihadapkan pada isu komersialisasi.

“Sejak pemerintah membuat undang-undang kebudayaan atau kemajuan kebudayaan, platform kebudayaan sudah relatif terbuka untuk seniman, tetapi dimensi pengembangan kebudayaan masih bermasalah dan benturan dengan pihak korporasi,” ungkapannya.

Taufik sepakat dengan pernyataan Anies Baswedan bahwa negara masih belum bisa membedakan peran korporasi dan pemerintah dalam mengelola kebudayaan, sehingga yang terjadi justru kebudayaan dianggap bidang yang harus komersilkan dan menyisihkan para seniman.

Baca juga: Negara Harus Hadir di Tengah Pelaku Seni untuk Memajukan Kebudayaan Indonesia

“Tetapi menarik ketika Pak Anies menekankan tentang kekuatan negara dari aspek birokrasi dan korporasi dalam bidang kebudayaan. Saat ini korporasi masih dianggap sebagai bagian yang utama dalam kebudayaan, padahal tolak ukur kebudayaan itu bukan soal untung atau rugi tapi tentang kebermanfaatan untuk menumbuhkan masyarakat yang humanis dan kreatif, itu yang harus diperhatikan oleh negara,” ujarnya.

Bagi Taufik, warisan kebijakan Anies Baswedan dalam bidang kebudayaan tidak perlu diragukan lagi, khususnya dalam merekonstruksi jabatan birokrasi yang bisa ditempati oleh para seniman dengan tujuan melibatkan para seniman dalam pengambilan kebijakan di bidang kebudayaan.

Baca juga: Anies Angkat Isu Sandwich Generation, Prabowo Usung Pendidikan Murah

“Berbagai kebijakan yang dilakukan Pak Anies ketika menjadi Kemendikbud tentang usulnya menempatkan seniman yang bukan PNS menjadi eselon 1 ke dalam sistem pemerintahan untuk bisa mengelola kesenian itu suatu gerakan yang progresif. Dari sana muncul banyak terobosan terobosan baru hingga lahir kongres kebudayaan yang akhirnya bisa memberi ruang inklusif kepada seniman,” ungkapnya.

Sejalan dengan Anies Baswedan mengenai investasi jangka panjang dalam kebudayaan, Taufik berharap kebudayaan dan nasib para seniman bisa lebih diperhatikan untuk memperkuat eksistensinya di tengah perkembangan zaman yang semakin maju dan telah didominasi oleh teknologi AI. (Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat