visitaaponce.com

BMKG-British Council Kirim 23 Pegawai ke 9 Perguruan Tinggi Inggris

BMKG-British Council Kirim 23 Pegawai ke 9 Perguruan Tinggi Inggris
Ilustrasi(Istimewa)

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan British Council memberangkatkan 23 pegawai ke beberapa universitas di Inggris untuk memperdalam ilmu meteorologi, klimatologi dan geofisika.

Beberapa universitas tersebut di antaranya yakni Imperial College London, Newcastle University, University of Birmingham, University of East Anglia, University of Edinburg, University of Exeter, University of Leeds, University of Reading, dan University of Oxford.

“Semua ini dilakukan untuk mempersiapkan masa depan bukan hanya untuk Indonesia tapi untuk planet bumi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam acara Pelepasan Mahasiswa Tugas Belajar BMKG ke United Kingdom di Auditorium BMKG, Jakarta, Kamis (7/9).

Baca juga : Cetak Kampus Kelas Dunia, Kemendikbud-Ristek Gandeng British Council

Ia mengatakan bahwa dalam Rakornas BMKG, pihaknya memutuskan untuk mengalokasikan anggaran untuk memperkuat SDM. Diharapkan pada 2030 akan ada 500 pegawai yang meraih gelar doktor ilmu meteorologi, klimatologi dan geofisika.

"Jika kita tidak memiliki SDM yang memiliki pengetahuan unggul, saya takut kita tidak bisa menghadapi apa yang akan terjadi di masa depan. Maka dari itu program ini sangat penting untuk dilakukan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa perubahan iklim dan pemanasan global menjadi hal yang paling menakutkan di sama depan. Pasalnya, saat ini bumi semakin memperlihatkan gejala yang semakin memburuk.

Baca juga : Perkumpulan Mahasiswa Doktor Persoalkan Seleksi BPI

Berdasarkan data dari organisasi meteorologi seluruh dunia termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa pemanasan global terus berlangsung. Sejak tahun 1970 tren pemanasan terus berlanjut secara eksponensial, tidak hanya linier tetapi secara eksponensial dibandingkan dengan suhu sebelum revolusi industri.

“Secara akumulasi, pemanasan global kini telah meningkat dan menunjukkan kenaikan suhu permukaan saat ini mencapai hingga 1,2°C dan jika tidak ada tindakan seperti mengubah bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan, kenaikan suhu permukaan akan mencapai 3,5°C pada tahun 2050 atau naik tiga kali lipat,” ujar Dwikorita.

Selain itu, perubahan iklim juga dikatakan akan menyebabkan krisis pangan global pada 2050. FAO sendiri memperkirakan lebih dari 500 juta petani kecil yang menghasilkan 80% sumber pangan dunia adalah yang paling rentan terhadap perubahan iklim.

Baca juga : UP Terima Bantuan Beasiswa Kartu Indonesia Pintar

“Ini adalah situasi masa depan. Maka dari itu kita ingin mitigasi dengan memperkuat SDM. Kalian akan menjadi generasi penerus bangsa dan menyelamatkan planet ini. Kalian harus bekerja lebih keras dan lebih keras lagi untuk belajar dengan teknologi dan ilmu yang lebih baik di sana,” tuturnya.

Bangun SDM berkualitas

Di tempat yang sama, Direktur British Council Indonesia & Pimpinan Klaster untuk Asia Tenggara Summer Xia mengatakan bahwa kemitraan British Council dengan BMKG merupakan contoh nyata untuk membangun SDM berkualitas. Menurutnya, Inggris terkenal dengan pendidikan tinggi yang baik dan telah mencetak banyak pemimpin dunia.

Baca juga : Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 terkait Studi S3 Dinilai Tidak Berdasar

“Inggris merupakan salah satu tujuan pendidikan tinggi terbaik di dunia bagi siswa internasional. Sehingga ketika kalian pergi ke Inggris, kalian akan mendapatkan pengalaman luar biasa, berinteraksi dengan siswa lain yang berpikiran sama dari seluruh dunia, dan dalam hal penelitian, Inggris juga unggul dalam bidang sains, penelitian, dan pendidikan berkualitas tinggi,” kata Summer Xia.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Matthew Downing menegaskan pihaknya sangat mendukung target BMKG untuk memiliki 500 pegawai yang bergelar doktor pada 2030. Dia berharap Inggris dan Indonesia dapat terus bekerjasama ke depannya.

“Kami akan terus mendukung Indonesia untuk membangun ekosistem penelitian kelas dunia dan saya yakin bahwa program beasiswa dan gelar doktor ini akan membantu mewujudkan hal tersebut,” pungkas Matthew. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat