visitaaponce.com

Sejumlah Wilayah Masuki Musim Kemarau pada September

Sejumlah Wilayah Masuki Musim Kemarau pada September
Warga menanam benih kacang pada lahan di Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023).(Antara/Aloysius Jarot Nugroho.)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa sejumlah wilayah diprediksi memasuki puncak musim kemarau pada September 2023.

"Puncak musim kemarau sudah terjadi di Juli dan Agustus. Sebaian lagi mengalami puncak di September ini," kata Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari saat dihubungi, Selasa (19/9).

Wilayah itu ialah sebagian kecil Sumatra Barat, sebagian Jambi, sebagian kecil Sumatra Selatan, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian kecil Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian kecil Kalimantan Timur.

Baca juga: Produksi Gabah Turun ke 300 Ton, Harga Beras Mahal

Selain itu, sebagian kecil NTB, sebagian kecil NTT, sebagian kecil Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian kecil Sulawesi Barat, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian besar Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian Selatan.

"Pada Agustus 2023 sebanyak 79% wilayah Indonesia telah memasuki kemarau. Pada September 2023 sebanyak 75% masing mengalami kemarau. Jumlah berkurang karena sebanyak 9% wilayah mulai memasuki musim hujan," ucap Supari.

Baca juga: Karhutla Semakin Mengancam di September

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari mengungkapkan musim kemarau berpotensi memunculkan bencana alam di berbagai daerah. "Misalnya saja, kekeringan atau kesulitan air bersih sudah hampir mendominasi lebih dari 3/4 kabupaten kota di Jawa akibat kemarau, meskipun tingkat kesulitan air bersih berbeda-beda di tiap kabupaten/kota," kata Abdul.

Dalam sepekan ke depan, ia menyebut sejumlah daerah masih berpotensi dilanda kekeringan, seperti wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. "Meskipun nanti kita harapkan dengan adanya gelombang ekuator Rosby yang akan mungkin berpengaruh pada peningkatan intensitas hujan di Sumatra bagian tengah ke selatan, tetapi tetap kita harus mewaspadai cuaca kering yang memicu atau mengatalisasi proses penyebaran api," ucap dia.

Beberapa wilayah yang perlu mewaspadai potensi karhutla dan kekeringan di antaranya Jawa, Sumatra, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Sumatra Selatan. "Ini yang harus kita tanggulangi, meskipun enggak bisa dicegah 100%, tetapi setidaknya kalau terjadi api bisa kita kendalikan dan padamkan segera sehingga durasi terbakar pendek dan cakupan daerah terbakar sedikit," ucap Abdul.

Adapun, BNPB akan menyiagakan sebanyak 35 helikopter yang terdiri dari helikopter patroli dan waterbombing. "Lalu kita siagakan unit pesawat untuk TMC di Kalimantan atau Sumatra. Jika ada kondisi awan yang memungkinkan TMC, itu akan kita lakukan," pungkas dia. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat