Kandungan PCBs di Perangkat Listrik Tingkatkan Risiko Leukimia dan Gangguan Kognitif Anak
![Kandungan PCBs di Perangkat Listrik Tingkatkan Risiko Leukimia dan Gangguan Kognitif Anak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/e0c1bf029ef57a2649d83a6a19f1ad62.jpg)
Polychlorinated Biphenyls (PCBs) merupakan senyawa berbahaya yang dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup, khususnya pada kesehatan anak. PCBs paling banyak digunakan dalam peralatan listrik seperti transformator, generator, kapasitor atau pendingin (coolant).
PCBs termasuk salah satu bahan POPs atau persistent organic pollutans yang berarti mempunyai sifat bioakumulatif dan persisten. Dikatakan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati, beberapa studi menyebutkan bahwa PCBs berpengaruh pada kesehatan anak-anak.
“Sebuah studi menemukan bahwa risiko anak-anak mengidap leukimia limfostik akut meningkat dua kali lipat dikarenakan paparan PCBs yang terdeteksi pada debu ruangan di mana anak-anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya,” kata Vivien dalam acara The 1st Indonesia International on PCBs Management di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat (4/10).
Selain itu, PCBs juga berhubungan dengan masalah kognitif dan penurunan kemampuan belajar dan daya ingat pada anak-anak yang terpapar.
“Bagaimana wanita hamil yang terpapar PCBs, maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat badan kurang dan IQ yang lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir dari wanita yang tidak terpapar PCBs,” ujar dia.
Vivien melanjutkan, karena bersifat karsinogenik maka dapat memicu kanker. Selain itu, PCBs dapat menekan kekebalan sistem tubuh dan fungsi kelenjar tiroid. Hal itu menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, asma hipertensi dan diabetes serta mengubah sistem hormonal.
“Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa PCBs dapat mengurangi kadar hormon testotoron,” imbuh dia.
Ia menegaskan, PCBs saat ini menjadi isu penting mengingat hal ini juga menjadi isu internasional. Berdasarkan Konvensi Stockholm diatur bahwa target penghentian penggunaan PCBs dalam peralatan trafo dan kapasitor pada akhir 2025. Adapun, KLHK telah menerbitkan PermenLHK Nomor 29 tahun 2020 tentang Pengelolaan PCBs yang telah diundangkan sejak 30 Desember 2020.
“Dengan terbitnya permen ini menunjukkan bahwa betapa seriusnya pemerintah Indonesia konsen terhadap isu PCBs dan bahwa Indonesia sudah lebih maju dalam membuat regulasi untuk mempercepat pemusnahan PCBs,” jelas Vivien.
Konvensi Stockholm
Jika melihat ke belakang, Indonesia telah meratifikasi Konvensi Stockholm melalui UU Nomor 19 tahun 2009. Konvensi tersebut mengatur mengenai POPs (persistent organic pollutants) dimana PCBs masuk sebagai Annex A, yaitu lampiran yang mengatur tentang bahan-bahan POPs yang harus dihapuskan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun, dimana juga sudah tercantum bahwa PCBs masuk ke dalam daftar B3 yang dilarang penggunaannya sehingga sejak 2001 pemerintah Indonesia secara resmi telah melarang penggunaan, impor dan ekspor PCBs.
Pengelolaan PCBs pun masuk kedalam prioritas pengelolaan di KLHK terutama untuk mencapai target Indonesia bebas PCBs pada tahun 2028. Untuk mendukung hal ini, Indonesia telah bekerja sama dengan UNIDO dalam proyek PCBs melalui pendanaan dari GEF baik dalam hal diseminasi peraturan, peningkatan kapsitas dan sosialisasi dampak PCBs ke semua pemangku kepentingan yaitu institusi terkait, pemerintah daerah, sektor industri terutama PLN dan LSM. (Z-9)
Terkini Lainnya
Wajib Diingat! Simbol Bahan Kimia Berbahaya
Indonesia Target Hapus Total Penggunaan PCBs pada 2028
5 Bahan Kimia Berbahaya Ini Perlu Diwaspadai Saat Pilih Produk Body Care
Pakar: Perlu Pemeriksaan Kadar Toksik Metabolit Pasien Gagal Ginjal Akut
PT Yarindo dan PT Universal Tersangka Kasus Obat Sirop Cemaran EG-DEG
Waspadai Bromat, Senyawa Kimia di Air Minum Kemasan yang Lebih Bahaya dari BPA
Pengertian Anabolisme: Proses, Hormon yang Berperan, dan Contoh
Kimia Organik Kunci Hadapi Wabah Penyakit karena Perubahan Iklim
Generos Tak Mengandung Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG)
Apa Sih Senyawa Kimia Itu?
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap