visitaaponce.com

Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Gelar Temu Ilmiah Nasional V

Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Gelar Temu Ilmiah Nasional V
(IPK)

IKATAN Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) dengan bangga menyelenggarakan kegiatan Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) V. Tahun ini, tema yang diusung adalah 'Peran Psikologi Klinis dalam Keragaman Budaya dan Kesehatan Mental: Pendidikan, Riset, dan Praktik'. Kegiatan ini dihadiri oleh 261 peserta yang terdiri dari Pengurus dan Anggota IPK Indonesia, serta masyarakat umum. 

Temilnas V IPK Indonesia 2023 ini terdiri dari Sesi Paripurna, Simposium, dan Presentasi Lisan. Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Ketua Panitia NGK Diana Setiawati M Psi, Psikolog dan Ketua Umum Pengurus Pusat IPK Indonesia Dr RA Retno Kumolohadi MSi Psikolog. 

Selain itu, hadir pula Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom M Kes yang memberikan apresiasi atas berlangsungnya kegiatan Temilnas V sebagai wujud konkret IPK Indonesia untuk meningkatkan kondisi kesehatan jiwa di masyarakat. 

Baca juga: Ini 6 Alasan Remaja Suka Berbohong dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental

Pada rangkaian kegiatan Temilnas V ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin hadir secara daring untuk memberikan keynote speech. Dalam paparannya, Menkes menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif dalam menangani masalah kesehatan mental. 

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar akan memainkan peranan yang esensial dalam proses deteksi dini gangguan mental. Hal ini karena dalam jangka panjang, penanganan masalah gangguan jiwa akan lebih banyak berbasis komunitas dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat alih-alih terpusat di rumah sakit.

Pada Sesi Paripurna I yang mengangkat tema 'Strategi dan Kebijakan Pelayanan Psikologi Klinis dalam Transformasi Pelayanan Kesehatan di Indonesia', narasumber yang hadir adalah Wakil Ketua Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) Yuti Suhartati SKp MKes. Dalam sesi ini, Wakil KTKI menyampaikan bahwa pembinaan praktik profesi psikolog klinis merupakan tanggung-jawab bersama antara IPK Indonesia selaku organisasi profesi, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah untuk memastikan mutu layanan praktik yang profesional dan berkualitas.

Baca juga: Bertemu Coach Rheo, Aktor Aliando Syarief Dapatkan Ketenangan

Undang-Undang Kesehatan telah secara tegas memasukkan psikolog klinis sebagai salah satu tenaga kesehatan yang sah dalam memberikan layanan psikologi klinis. Meskipun saat ini terdapat tantangan berkenaan dengan terbitnya undang-undang yang baru, diharapkan adanya pemahaman dan dukungan dari semua pihak yang berkepentingan.

Selanjutnya pada Sesi Paripurna II yang mengusung tema 'Peran Psikolog Klinis dalam Inovasi dan Metode Penanganan Adiksi', narasumber yang hadir adalah President of American Psychological Association (APA) Division 12 dan Associate Professor of Psychiatry at Yale School of Medicine Donna LaPaglia PsyD ABPP, Deputi Bidang Rehabilitasi pada Badan Narkotika Nasional Dra.Riza Sarasvita MSi MHS PhD Psikolog, serta Ketua Pengurus Pusat IPK Indonesia Dr RA Retno Kumolohadi MSi Psikolog. 

Dari sesi ini, diperoleh kesimpulan tentang pentingnya peran psikolog klinis dalam penanganan kasus adiksi dan gangguan penggunaan zat. Peranan yang dapat dilakukan meliputi memberikan pemahaman yang tepat kepada tenaga kesehatan di berbagai layanan, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap pengguna NAPZA (Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), serta terlibat dalam riset dan program pengembangan terkait adiksi.

Baca juga: Anak Anda Suka Corat-Coret Tembok, Ini Tips Memfasilitasi Mereka

Kemudian, pada Sesi Paripurna III yang bertema 'Teknologi dan Kesehatan Mental', hadir dua orang narasumber, yakni President of European Association of Clinical Psychology and Psychological Treatment sekaligus Professor of Clinical Psychology di University of Amsterdams Claudi LH Bockting, dan Technical Advisor untuk Digitalisasi Kementerian Kesehatan RI Isaac Sjahrir Djauhari Jenie.

Sesi ini menggarisbawahi pentingnya upaya promotif dan preventif berbasis digital, terutama untuk mengatasi gangguan kecemasan, adiksi, dan depresi yang menduduki peringkat tertinggi masalah kejiwaan di tingkat global. 

Selain Sesi Paripurna dan Simposium, diselenggarakan pula kegiatan Gala Dinner yang diikuti oleh peserta Temu Ilmiah Nasional V. Acara Gala Dinner menjadi momen istimewa di mana selain suasana hangat dan akrab, juga tercipta keragaman budaya yang memperkaya pengalaman para peserta. 

Baca juga: Pertimbangkan 7 Hal Ini untuk Berteman Baik dengan Mantan

Busana adat yang beraneka ragam memperlihatkan kekayaan tradisi dari seluruh penjuru Indonesia. Para perwakilan pengurus IPK Indonesia dari berbagai wilayah turut memeriahkan acara dengan penampilan khusus yang menggambarkan semangat persatuan antar rekan sejawat.

Rangkaian Temu Ilmiah Nasional V ditutup pada Minggu (29/10). Dalam sesi penutupan, Ketua Bidang Pendidikan IPK Indonesia Aulia Iskandarsyah MPsi MSc PhD Psikolog menyampaikan pentingnya penyelenggaraan layanan psikologi klinis yang berbasis bukti empirik (evidence-based). Hasil dari Temilnas V memiliki potensi untuk menjadi gold standard dalam pengembangan praktik keprofesian psikologi klinis, namun adanya tantangan yang saat ini masih bersifat lokal dan belum terkoordinir masih perlu diatasi. (RO/S-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat