Ini 6 Alasan Remaja Suka Berbohong dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental
![Ini 6 Alasan Remaja Suka Berbohong dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/5ad07dbb889ab7039337f6ec484ff1d2.jpg)
REMAJA adalah salah satu fase paling rumit sekaligus unik yang dialami setiap manusia. Seorang remaja umumnya memiliki sifat yang impulsif, ingin tahu, dan memiliki keberanian tinggi yang sayangnya tidak diimbangi dengan kemampuan berpikir panjang. Remaja juga dikenal gemar berbohong untuk mencapai tujuan dan mendapatkan keinginannya.
Menurut Irma Gustiana A,S.Psi.,M.Psi, sebagai Psikolong anak dan remaja Klinik Psikoligi Ruang Tumbuh, kebohongan adalah bagian dari perkembangan yang alami pada masa remaja. Remaja sedang mencari jati dirinya dan berusaha menemukan cara untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mencari penerimaan.
Kadang-kadang, remaja bisa kesulitan untuk mengekspresikan diri dengan jujur dan terbuka, sehingga mereka menggunakan kebohongan sebagai bentuk pelindung diri atau cara untuk menarik perhatian.
Baca juga: Orangtua Bisa Jadi Teman Diskusi Anak Saat Pubertas
"Tapi, kalau kebohongan menjadi suatu hal yang terus-menerus dan berdampak negatif pada hubungan sosial atau akademik anak remaja, maka perlu untuk menangani hal tersebut dengan bijak," katanya.
Lanjutnya, apabila memperhatikan tanda-tanda tersebut, coba untuk mengajukan pertanyaan dengan bijaksana untuk membantu anak remaja berbicara secara jujur. Jangan membentak atau melabelnya.
Agar tidak serta-merta merasa emosi dan melabeli seorang remaja sebagai anak nakal karena suka berbohong, mari kita pelajari alasan mengapa remaja suka berbohong. Ini enam alasannya.
Baca juga: Gangguan Makan Bisa Ganggu Siklus Menstruasi Remaja
1. Menghindari situasi yang tidak nyaman.
Poin pertama ini dapat di contohkan seperti, konfrontasi dengan orang tua, teman-teman, atau melindungi perasaan orang lain.
2. Rasa ingin bebas
Rasa ingin bebas bisa memicu remaja untuk berbohong, sehingga menutupi kegiatan atau perilaku yang di anggap tidak di setujui oleh orang tua atau lingkungan.
3. Menarik dan mencari perhatian
Poiin ke tiga ini untuk menarik dan mencari perhatian orang-orang disekitarnya, terutama saat merasa kesepian, terisolasi, atau tidak diperhatikan orang tuanya.
4. Menghindari hukuman.
Menghindari hukuman atau konsekuensi dari tindakan yang salah atau perilaku yang tidak sesuai dengan harapan orang tua dan lingkungan.
5. Mencari Identitas diri
Mencari identitas diri dan ingin bisa di terima lingkungan sosialnya
6. Ingin menjaga privasinya
Selain karena mencari identitas juga karena anak ingin menjaga privasinya dan tidak ingin membagikan semua informasi tentang dirinya dengan orang tua atau orang lain.
Dampak Buruk
Meski umumnya kebiasaan itu akan berkurang seiring bertambahnya usia dan kedewasaan seorang remaja, tapi jika terlalu sering dan jadi kebiasaan, itu tak hanya bisa berdampak buruk pada hubungan dengan orang sekitar, kebiasaan berbohong juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Apalagi kalau ini dilakukan secara terus-menerus, kebiasaan bohong tersebut bisa saja tanda dari gangguan mental yang disebut mythomania.
Hal ini karena seseorang akan merasa terbebani secara fisik dan emosional saat berbohong, terlebih jika suatu kebohongan diikuti dengan kebohongan lainnya. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan menyebabkan stres.
Penelitian membuktikan bahwa stres yang dialami seseorang yang berbohong dapat memicu terjadinya berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, obesitas, gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan kanker.
Sementara itu, studi lainnya menunjukkan bahwa orang yang berkata jujur cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang di sekitarnya dan memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit daripada orang yang sering berbohong.
Karena itu, jika Anda memiliki anak, adik, atau anggota keluarga lain berusia remaja yang kerap berbohong, jangan ragu untuk cari tahu alasannya dan lakukan pendekatan untuk membantunya menghilangkan kebiasaan berbohong tersebut.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Kasus Perundungan dan Narkoba di Kalangan Remaja Jadi Perhatian Khusus
Tren Pebbling di Kalangan Remaja, Mengapa Generasi Muda Terpesona?
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Paris Hilton Mengaku Dicekok Obat-obatan dan Dilecehkan
Di Balik Tren Pick Me, Mengapa Remaja Berusaha Terlihat Berbeda?
Apa yang Dimaksud dengan Sadfishing dan Mengapa Remaja Melakukannya?
Polres Batang Tangkap Belasan Gangster Pembunuh Anak Dibawah Umur
Dua Remaja Pelaku Tawur di Bekasi Ditangkap Bawa Airsoft Gun
9 Masalah Remaja yang Perlu Diperhatikan Orangtua
Bubarkan Tawur, Anggota Polres Metro Jaksel Luka Kena Senjata Tajam
Polisi Amankan 169 Remaja Konvoi Sambil Nyalakan Petasan di Jakarta Pusat
Pelaku Perang Sarung Bisa Dipindana
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap