visitaaponce.com

Pengertian Sikap Tawadhu dalam Islam serta Contohnya

Pengertian Sikap Tawadhu dalam Islam serta Contohnya
Ilustrasi sikap rendah hati yang dihasilkan dari tawadhu.(Freepik)

SECARA etimologis, konsep tawadhu berasal dari kata "ittadha’a," yang merujuk pada tindakan merendahkan diri dalam arti yang positif. Dalam konteks istilah, tawadhuk menggambarkan sikap yang mengekspresikan kerendahan hati terhadap hal-hal yang dianggap mulia atau agung.

Imam Al-Ghazali, dalam karyanya Ihya Ulumudin, mengartikan tawadhuk sebagai sikap mengesampingkan kedudukan diri sendiri dan mengakui keutamaan orang lain di atas diri kita.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tawadhu merupakan sikap yang berkebalikan dengan sifat sombong atau takabur. Individu yang menerapkan tawadhu tidak melihat dirinya sebagai yang terbaik dan tidak melebih-lebihkan diri, sedangkan individu yang sombong cenderung menilai dirinya secara berlebihan.

Baca juga: Arti Tafakur, Jenis, Cara, dan Manfaatnya untuk Umat Islam

Ciri-ciri Tawadhu

Ciri-ciri orang tawadhu berdasarkan penjelasan Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad di dalam kitabnya, sebagai berikut:

- Lebih memilih tidak dikenal daripada dikenal (menjadi orang yang terkenal).

- Bersedia menerima kebenaran dari siapa saja datangnya, tidak peduli status sosial mereka.

- Menyayangi fakir miskin, bahkan tidak segan-segan untuk duduk bersama kaum fakir miskin.

- Bersedia mengurus kepentingan orang lain dengan sebaik-sebaiknya.

- Mengucapkan terima kasih kepada orang yang sudah melaksanakan kewajibannya dan memberi maaf kepada mereka yang mengkhianatinya.

Baca juga: Pengertian Tawasul, Jenis, Bacaan, dan Manfaatnya

Manfaat Tawadhu

Sebagai sebuah sikap yang dimuliakan dalam Islam, tawadhu memberikan manfaat kepada orang yang meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini merupakan beberapa manfaat yang dapat dirasakan ketika meneladani sifat tawadhu dalam kehidupan sehari-hari.

1. Terhindar dari penyakit hati

Manfaat pertama ketika meneladani sikap tawadhu adalah terhindar dari penyakit hati atau iri terhadap pencapain orang lain. Sikap tawadhu akan mencegah kita untuk bersikap sombong atau bahkan mengagung-agungkan diri di hadapan orang lain.

2. Allah akan mengangkat derajatnya

Manfaat selanjutnya adalah Allah akan mengangkat derajat umatnya yang memiliki sikap rendah hati. Hal ini berdasarkan keterangan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim berikut, Rasulullah SAW bersabda:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Artinya, "Dan tidaklah seorang ber-tawadhu dengan niat semata-mata hanya karena Allah Swt., melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya." (HR. Muslim).

3. Menciptakan keharmonisan sesama manusia

Tidak hanya memberikan kebaikan pada diri sendiri, sikap rendah hati juga membawa keberkahan terhadap orang lain.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw. bersabda:

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِى أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

Artinya, "Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu, sehingga kalian tidak merasa bangga diri lagi sombong terhadap orang lain dan tidak pula berlaku aniaya terhadap orang lain."

Baca juga: Tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan

Contoh Sikap tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari

Sikap tawadhu dapat tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari:

1. Memberikan Kesempatan pada Orang Lain

Sikap tawadhu dapat terlihat ketika seseorang memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara atau memberikan pendapat. Ini mencerminkan penghargaan terhadap pandangan dan kontribusi orang lain.

2. Menerima Kritik dengan Terbuka

Individu yang tawadhu menerima kritik dengan lapang dada dan berusaha untuk belajar dari feedback yang diberikan. Mereka tidak merasa terancam atau merasa lebih baik dari orang yang memberikan kritik.

3. Bekerja di Tim dengan Kolaboratif

Dalam lingkungan kerja atau proyek tim, sikap tawadhu tercermin dalam kemampuan untuk bekerja sama secara kolaboratif. Mereka tidak mencari pengakuan pribadi, tetapi fokus pada pencapaian tujuan bersama.

4. Menghargai Pekerjaan Orang Lain

Orang yang tawadhu menghargai kontribusi dan pekerjaan orang lain. Mereka tidak meremehkan atau merasa lebih unggul, melainkan bersyukur dan menghormati kerja keras orang lain.

5. Menolong Tanpa Menunjukkan Kelebihan

Tawadhu dapat terlihat ketika seseorang memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain tanpa menonjolkan diri atau mengharapkan pujian. Mereka berbuat baik tanpa mengumbar prestasi.

6. Mengakui Kesalahan dan Meminta Maaf

Sikap tawadhu tercermin ketika seseorang mampu mengakui kesalahan yang dilakukannya, tanpa mencari alasan atau menyalahkan orang lain. Selain itu, mereka juga bersedia meminta maaf dan belajar dari kesalahan tersebut.

7. Tidak Menunjukkan Kekayaan atau Posisi Sosial

Orang yang tawadhu tidak mencoba menonjolkan kekayaan atau posisi sosial mereka. Mereka bersikap sederhana dan tidak menggunakan materi atau status sosial sebagai alat untuk merendahkan orang lain.

8. Berbagi Ilmu dan Pengalaman

Sikap tawadhu terlihat ketika seseorang bersedia berbagi ilmu dan pengalaman tanpa merasa superior. Mereka membantu orang lain untuk berkembang dan tumbuh bersama.

Contoh-contoh tersebut menggambarkan bagaimana sikap tawadhu dapat diaplikasikan dalam interaksi sehari-hari, menciptakan lingkungan yang penuh penghargaan dan kolaborasi.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat