visitaaponce.com

Arti Tafakur, Jenis, Cara, dan Manfaatnya untuk Umat Islam

Arti Tafakur, Jenis, Cara, dan Manfaatnya untuk Umat Islam
Ilustrasi tafakur sebagai salah satu bentuk ibadah umat Islam.(Freepik)

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tafakur berarti renungan; perenungan, perihal merenung, memikirkan, atau menimbang-nimbang dengan sungguh-sungguh; pengheningan cipta. Tafakur merujuk pada suatu bentuk ibadah yang dilakukan dengan mendalam melalui pikiran, di mana seorang bergama Islam merenungi dan merefleksikan tanda-tanda keagungan Allah dalam penciptaan-Nya.

Praktik ini menjadi suatu cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta melalui pengamatan dan pemikiran yang dalam terhadap segala tanda kebesaran-Nya di sekitar kita.

Selain sebagai ibadah, tafakur juga dipandang sebagai salah satu kegemaran Rasulullah SAW. Beliau mempraktikkan meditasi sebagai sarana untuk mendalami pengetahuan dan pemahaman terhadap Allah SWT. Melalui kegiatan ini, Rasulullah SAW menunjukkan betapa pentingnya merenungkan keagungan penciptaan-Nya sebagai upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Baca juga: Pengertian Tawasul, Jenis, Bacaan, dan Manfaatnya

Allah SWT berfirman dalam Alquran: “Orang-orang yang mengingati Allah, ketika berdiri dan duduk, ketika berbaring dan mereka memikirkan tentang kejadian langit dan bumi, sambil berkata: Wahai Tuhan kami! tidaklah Engkau menjadikan ini dengan sia-sia.” (QS Al-Imran: 191).

Tafakur memungkinkan seseorang untuk lebih memahami aspek-aspek mendalam dari ajaran agama, membuka pintu ke dalam kebijaksanaan spiritual, dan mengeksplorasi dimensi batiniah yang mendalam. Proses ini tidak hanya menjadi suatu bentuk ketaatan, tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan spiritual dan peningkatan kesadaran akan keberadaan Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Signifikansinya tafakur bagi seorang Muslim mencakup dimensi yang mendalam, mengemuka sebagai suatu bentuk refleksi diri yang melampaui batas-batas kehidupan sehari-hari. Praktik ini menjadi landasan untuk mengukir karakter seorang hamba yang senantiasa bersyukur, memungkinkan peningkatan spiritual yang berkelanjutan. tafakur, jika dijalankan dengan penuh dedikasi.

Tidak hanya sekadar ritual, melainkan suatu pengalaman yang mengarahkan individu menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang makna eksistensi dan hubungannya dengan Sang Pencipta.

Baca juga: Tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan

Keutamaan tafakur tak hanya terletak pada tingkat refleksi diri semata, melainkan juga pada pengenalan yang semakin mendalam terhadap Allah SWT. Orang yang secara rutin mengamalkan tafakur akan merasakan kebesaran kekuasaan Allah SWT dengan lebih intens. Proses ini menciptakan rasa cinta yang tulus dan pada saat yang bersamaan, timbul rasa takut kepada-Nya yang menjadikan hubungan spiritual semakin erat.

Ketika seseorang terlibat dalam proses tafakur, ia tidak hanya memahami kebesaran Allah SWT secara konseptual, melainkan juga menginternalisasi makna tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menciptakan landasan untuk rasa syukur yang mendalam dan pengakuan terhadap nikmat-nikmat Allah. Selain itu, tafakur memupuk rasa rendah hati yang menjadi dasar bagi pertumbuhan spiritual yang berkesinambungan.

Keberlanjutan praktik tafakur membawa seseorang pada pemahaman yang lebih dalam tentang tata cara hidup yang sesuai dengan ajaran agama. Hal ini tidak hanya membuat individu semakin takwa, tetapi juga memotivasi untuk mengejar kebaikan dan memperbaiki diri. Proses ini menjadi seperti suatu perjalanan spiritual yang membimbing individu melalui lapisan-lapisan makna keagamaan yang semakin dalam.

Pentingnya tafakur dalam kehidupan seorang Muslim mencakup dimensi refleksi diri yang lebih luas dan mengarah pada pencarian makna yang mendalam dalam hubungan dengan Allah SWT. Praktik ini tidak sekadar menjadi rutinitas, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang membentuk karakter, memperkaya rasa syukur, dan memperdalam pengenalan akan kebesaran Sang Pencipta.

Jenis-jenis Tafakur

1. Tafakur Melalui Ayat-ayat Allah SWT

Artinya, tafakur merupakan proses merenungkan keajaiban seluruh ciptaan Allah SWT. Contohnya, dengan mengamati keindahan panorama alam, kemegahan gunung yang gagah, atau pencapaian manusia dalam membangun gedung pencakar langit melalui kecerdasan otaknya. Hal ini juga mencakup mengamati berbagai keunggulan yang dimiliki oleh manusia sebagai salah satu anugerah ciptaan Allah yang menakjubkan, yang pada akhirnya menumbuhkan keyakinan bahwa Allah SWT adalah penguasa segala hal di bumi dan seluruh isi dunia.

Dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS Adz-Dzariyat: 20-21).

Baca juga: Kisah Nabi Yahya a.s., Sosok yang Pintar Hingga Membuat Para Binatang Hormat

2. Tafakur Melalui Pemberian Nikmat

Setiap anugerah rahmat, nikmat, dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT dapat dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai sesuatu yang lumrah karena datang tanpa usaha yang besar, sementara bagi mereka yang memiliki pemikiran mendalam, hal tersebut dianggap sebagai wujud kasih sayang dari Allah SWT yang dapat membangkitkan rasa syukur.

Sebab, orang yang selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat, pasti akan diberikan yang lebih. Allah SWT berfirman: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan,” (QS An-Nahl: 53).

3. Tafakur Tentang Janji Allah SWT

Mengingat akhirat dengan melibatkan diri dalam tafakur merupakan metode terbaik. Proses tafakur ini dapat membangkitkan rasa cinta dan keyakinan bahwa kehidupan akhirat benar-benar ada, serta perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik pula. Dengan demikian, tafakur membuka jalan yang lebih lancar menuju surga oleh rahmat Allah SWT.

Misalnya, janji Allah SWT bagi orang yang bertqwa dalam Alquran ini: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS Al-Lail: 5-7).

Tafakur kepada janji-janji Allah faedahnya adalah selalu diberikan jalan yang mudah, merubah ketakutan menjadi rasa aman dan mengantarkan orang mukmin ke surga.Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan.” (QS Al Infithar: 3).

4. Tafakur Terhadap Balasan Dosa

Seperti janji surga yang Allah SWT berikan sebagai balasan bagi tindakan baik, tafakur juga dapat mengingatkan seseorang akan kesalahannya. Saat mengamalkan tafakur, individu dapat menyadari segala tindakan yang berpotensi menuju dosa yang pernah mereka lakukan. Dengan demikian, seseorang akan senantiasa mengingat dan menjaga kewaspadaannya terhadap tindakan dosa. Hal ini disebabkan oleh ancaman dari Allah SWT terkait dengan pembalasan atas perbuatan yang dilakukan.

Orang yang durhaka mengira Allah SWT menganiaya mereka. Padahal sebenarnya mereka yang menganiaya diri mereka sendiri. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.” (QS Al-Infithar: 14).

5. Tafakur Tentang Kekurangan Diri

Sama seperti muhasabah, tafakur menjadi sarana bagi seseorang untuk melakukan introspeksi diri. Oleh karena itu, individu akan merasa malu ketika menyadari banyaknya kekurangan dalam dirinya dan akan berupaya untuk memperbaikinya di masa mendatang, dengan harapan dapat menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Tafakur jenis sini akan melahirkan rasa malu dan sifat zuhud, cinta akhirat dan mengingat mati. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaf: 16).

Cara Tafakur

Salah satu cara tafakur yang bisa dijalankan adalah melalui tafakur alam. Tafakur alam mengacu pada tindakan yang disyaratkan oleh ajaran agama dan ditujukan khususnya bagi mereka yang memiliki pengetahuan untuk merenungkan beragam kejadian alam.

Tafakur ini mengajarkan kita berguru pada fenomena alam untuk memahami tanda-tanda kekuasaanNya. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190-191,

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."

Sementara itu, tafakur diri adalah mencari tahu hakikat diri untuk mengenal diri sendiri. Pasalnya, pengenalan Allah harus bermula dari diri sendiri sebagai instrumen intelektual dan spiritual yang paling tinggi. Sebagaimana yang termaktub dalam surat Adz Dzariyat ayat 21,

وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Artinya: "dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"

Keutamaan Tafakur

1. Tafakur bisa menambah rasa syukur kepada nikmat-nikmat yang diberikanNya seperti dalam surat An Nahl ayat 14,

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur."

2. Tafakur dapat menumbuhkan rasa takut terhadap adzab yang akan diberikan Allah. Sehingga mempersiapkan diri agar dari perbuatan noda, dosa, segala macam maksiat. Berikut bunyi dari surat Al Baqarah ayat 266,

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Artinya: "Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya."

Dengan merenungi tanda-tanda kebesaran Allah, seseorang dapat mencapai tingkat pemahaman yang lebih dalam terkait dengan makna hidup, tujuan eksistensi, dan hubungan yang lebih erat dengan Sang Pencipta. Tafakur menjadi suatu bentuk pencarian spiritual yang membimbing individu menuju kedekatan dan keintiman dengan Allah SWT.

Dalam kehidupan sehari-hari, praktik tafakur dapat diintegrasikan sebagai suatu kebiasaan yang terus-menerus, menginspirasi sikap rendah hati, syukur, dan pengakuan akan kebesaran Allah dalam segala aspek kehidupan. Proses meditasi semacam itu memberikan peluang bagi pengembangan pribadi dan pertumbuhan spiritual yang berkelanjutan.

(Z-9

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat