Arafah di Hati Musrifah, Alhamdulillah Tiada Henti
MUSRIFAH (83) duduk sendirian di bawah pohon Soekarno di depan kamarnya di maktab 94 saat selesai ibadah di Arafah, Senin (17/06).
Ia dengan sabar menanti jadwal masuk bus untuk melakukan murur. Musrifah berhaji sendirian, hanya ditemani tongkatnya. Sang cucu, yang mengantarnya ke mana-mana, tak bisa menemaninya ke Tanah Suci.
"Belum waktunya berangkat, padahal cucu saya juga sudah daftar" ujar nenek yang memiliki 25 cucu asal Susukan, Semarang ini.
Baca juga : DPR Berharap Jemaah Meninggal di Tanah Suci Diharapkan Berkurang
Musrifah tak terlalu paham bahasa Indonesia, untungnya salah satu tim Media Center Haji (MCH) bisa berdialog dengan bahasa Jawa. Saat ditanya, yang ia jawab hanya Alhamdulillah berulang-ulang dengan senyum yang khas. Begitu juga saat ditawari kurma, ia mengambil 3 butir, sambil berucap Alhamdulillah dengan wajah gembira.
Padahal, hidup cukup berat bagi Musrifah. Sang suami telah meninggal dan 5 dari 10 anaknya juga meninggal. Sebagian meninggal dunia saat masih bayi.
Musrifah tak mengeluh, meski harus menunggu sendirian di bawah Pohon Soekarno, senyumnya terus mengembang sambil terus mengucap lafaz Alhamdulillah.
Baca juga : Jumlah Jamaah Calon Haji yang Meninggal Bertambah Menjadi 32 Orang
Dia bersyukur, Allah mengundangnya menjadi tamu setelah 12 tahun menunggu. "Alhamdulillah, Alhamdulillah," bisiknya pelan.
"Saya daftar sendirian, Alhamdulillah Allah beri umur panjang jadi masih bisa berhaji" kata Musrifah yang mengaku sebagai petani ini.
Menurut Musrifah sudah lama sekali keinginannya berhaji. Bahagianya dia ketika diberitahukan tim MCH, "ini kita berada di Arafah, Mbah," "Alhamdulillah, sudah haji ya, " balasnya dengan senyum lebar.
Ia menambahkan, orangtuanya mengajarkan untuk selalu bersyukur dan mengucap Alhamdulillah atas segala apapun yang diberikan Allah, meskipun itu berupa cobaan. "Banyak cobaan, tapi akhirnya Allah izinkan saya bisa sampai sini, tempat yang diimpikan semua orang, Alhamdulillah," lirihnya dengan mata berkaca-kaca.
Perlahan dia mulai bergeser masuk dan duduk kembali di dalam tenda, kemudian mengeluarkan buku kecil yang sudah tampak lusuh. Pelan terdengar lantunan surah yasin yang mulai dibacanya. Tubuh rentanya tak menyurutkan Masrifah beribadah dan berucap syukur. (Z-7)
Terkini Lainnya
Kloter SUB 01 Mengawali Pemulangan Jemaah ke Tanah Air
Skenario Besar Atasi Kepadatan Jemaah di Mina
Indonesia Dapat 221 Ribu Kuota Haji Tahun Depan
Tiga Ikhtiar PPIH Percepat Mobilisasi dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina
Timwas Haji DPR RI Usulkan Pembentukan Pansus untuk Atasi Masalah Haji yang Berulang
LBH Padang Laporkan Kasus Dugaan Penganiayaan Anak hingga Tewas
Seorang Perempuan Ditemukan Meninggal di Indekos Bersama Bayinya
Liburan Sekolah, Pelajar Tewas Tenggelam di Palung Sungai
Pengendara Sepeda Motor Senggol Truk Timbulkan Korban Jiwa
Pengendara Sepeda Motor Tewas Tertabrak Kereta Api
Satreskrim Polres Klaten Tangkap Pelaku Curas yang Berujung Kematian
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap