visitaaponce.com

Sejarah Pohon Natal, Begini Asal Mula dan Maknanya

POHON Natal adalah simbol yang sangat dikenal dalam perayaan Natal di seluruh dunia. Tradisi menempatkan pohon Natal di dalam rumah telah berlangsung selama berabad-abad dan memainkan peran penting dalam menciptakan atmosfer perayaan yang khas. Pohon Natal umumnya dipilih dari jenis-jenis tertentu, seperti cemara atau pinus, yang kemudian dihias dengan berbagai ornamen dan lampu.

Proses mendekorasi pohon Natal seringkali menjadi momen yang penuh kegembiraan bagi keluarga. Ornamen yang ditempatkan di pohon tersebut dapat berupa bola-bola warna-warni, lonceng kecil, bintang-bintang berkilauan, dan pita yang indah. Lampu-lampu Natal yang berkedip-kedip juga sering digunakan untuk menambah kilauan dan cahaya pada pohon.

Sejarah Pohon Natal

Baca juga: Lirik Lagu Jingle Bells dan Artinya

Pohon Natal, dengan keelokan dan kehangatan yang membawa dalam perayaan Natal, memiliki akar sejarah yang kaya dan penuh warna. Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, penggunaan pohon dan karangan bunga sebagai simbol kehidupan abadi ternyata telah menjadi kebiasaan di Mesir Kuno, Tiongkok, dan Ibrani.

Simbol utama dalam konteks ini adalah evergreen tree atau tumbuhan hijau abadi, seperti cemara, pinus, juniper, dan jenis tumbuhan lain yang tidak menggugurkan daunnya serentak pada musim tertentu. Praktik ini melambangkan kehidupan yang abadi, menyebar ke Eropa, di mana orang pagan Skandinavia meneruskannya bahkan setelah beralih ke agama Kristen.

Tradisi ini melibatkan penghormatan terhadap pohon abadi, yang pada Tahun Baru dihiasi di rumah dan gudang untuk mengusir kejahatan, dan di hari Natal sebagai tempat bertengger bagi burung-burung. Seiring waktu, pohon ini memasuki Jerman tengah, di mana keluarga-keluarga menempatkannya di dalam rumah sebagai simbol pohon surga saat merayakan peristiwa keagamaan Adam dan Hawa.

Di Jerman, hiasan camilan wafer yang digantung di pohon-pohon pinus menandakan tuan rumah Ekaristi, sedangkan lilin di pohon melambangkan Kristus sebagai penerang dunia. Pada abad ke-16, konsep 'pohon surga' dan Christmas Pyramid bergabung, membentuk pohon Natal yang kita kenal hari ini.

Baca juga: Kalender Cuti Bersama Natal 2023, Cek SKB3 Menteri

Pengenalan pohon Natal ke Inggris terjadi pada awal abad ke-19. Pangeran Albert, suami Ratu Victoria, memainkan peran besar dalam mempopulerkannya pada pertengahan abad tersebut. Era Victoria ditandai dengan pohon Natal yang dihiasi dengan mainan, kado kecil, lilin, permen, popcorn, kue, dan berbagai dekorasi yang memeriahkan suasana perayaan.

Tradisi pohon Natal juga menyebar ke Amerika Utara melalui pendatang Jerman pada abad ke-17. Pada abad ke-19, kebudayaan ini meluas ke Austria, Swiss, Polandia, dan Belanda. Misionaris Barat membawa tradisi ini ke China dan Jepang pada abad ke-19, yang menghasilkan ornamen kertas yang indah pada abad ke-20 di kedua negara tersebut.

Bola-bola kaca sebagai hiasan pohon Natal menjadi populer di Inggris dan Amerika Serikat pada tahun 1870-an, diproduksi di studio kecil di Jerman dan Bohemia. Penggunaan rangkaian lampu pada pohon Natal diperkenalkan pada tahun 1890.

Era 1930-an di Amerika Serikat menyaksikan perkembangan pohon Natal buatan pertama dari bulu sikat. Pada tahun 1950-1960-an, industri produksi massal pohon Natal dari aluminium dan plastik PVC dimulai, memberikan alternatif populer terutama di tempat-tempat sulit mendapatkan pohon segar.

Makna Pohon Natal

Pohon cemara yang sering dijadikan sebagai pohon Natal ternyata menyimpan makna yang mendalam sebagai simbol harapan, kehidupan, dan keteguhan. Berdasarkan laman History, pohon yang tetap hijau sepanjang musimnya ini tidak hanya menjadi elemen dekoratif, melainkan juga membawa pesan spiritual yang dalam.

Pohon cemara, dengan sifatnya yang tetap tumbuh subur dan hijau di berbagai musim, diartikan sebagai lambang keteguhan dan keabadian. Bahkan saat musim dingin melanda, pohon ini tidak merusak keindahannya, menjadi metafora kuat akan kekekalan kasih Tuhan Yesus terhadap umat manusia.

Pesan keabadian ini membawa harapan bagi umat, mengingatkan kasih dan berkat Tuhan senantiasa hadir tanpa pandang waktu atau musim. Pohon cemara menjadi simbol yang mengajarkan nilai-nilai kekal dan universal, membangkitkan kesadaran akan kehadiran kasih Tuhan yang terus mengalir dalam setiap aspek kehidupan.

Tidak hanya sebagai lambang harapan, pohon cemara juga diyakini sebagai penangkal terhadap energi negatif. Keyakinan bahwa pepohonan yang tetap hijau dapat menjauhkan keluarga dari pengaruh buruk seperti penyihir, hantu, roh jahat, dan bahkan penyakit, telah menjadi bagian dari tradisi dan kepercayaan masyarakat di berbagai negara.

Dalam perspektif lain, siklus hidup pohon yang melibatkan proses gugur daun pada musim tertentu, seperti musim gugur dan musim dingin, dipercayai memiliki pesan filosofis. Hal ini menjadi pengingat alami akan siklus hidup dan mati manusia, mengajak umat untuk merenung tentang keterbatasan dan kebesaran hidup manusia dalam alam semesta yang begitu luas.

Pohon cemara tidak hanya menjadi unsur dekoratif semata dalam perayaan Natal, tetapi juga menjadi sarana spiritual yang membawa makna mendalam bagi umat manusia. Simbol harapan, kehidupan, dan keteguhan yang terkandung dalam pohon Natal mengajak kita semua untuk merayakan Natal dengan penuh kesadaran akan pesan spiritual yang terkandung di dalamnya.

Pohon Natal sering dihiasi pada awal bulan Desember dan menjadi pusat perhatian selama sisa musim liburan. Banyak keluarga juga menambahkan elemen pribadi pada pohon mereka, seperti foto keluarga, hadiah kecil yang terbungkus rapi, atau hiasan-hiasan yang memiliki makna khusus bagi mereka.

Hiasan pohon Natal merupakan salah satu elemen yang paling dinantikan dan ikonik dalam merayakan suasana Natal. Berbagai dekorasi yang dipilih dengan cermat dapat memberikan sentuhan magis dan memeriahkan atmosfer perayaan. Bola-bola kaca atau plastik dengan berbagai ukuran dan warna dapat memberikan tampilan yang cerah dan menyenangkan pada pohon Natal. Ornamen-ornamen bertema Natal seperti lonceng, bintang, dan pita juga bisa menjadi pilihan menarik.

Lampu-lampu kecil yang bersinar lembut atau berkedip-kedip memberikan sentuhan kehangatan dan keajaiban pada pohon Natal. Pilihan lampu LED dengan berbagai warna dapat menambahkan nuansa yang berbeda dan menciptakan suasana yang menyenangkan. 

Anda dapat menggunakan pita dengan warna-warna yang kontras atau tinsel berkilauan dapat menambahkan sentuhan elegan dan menghiasi pohon dengan indah. Pita dapat diikat dalam bentuk pita busur atau digantung sebagai hiasan yang bersinar. Ornamen yang terbuat dari kertas seperti bintang, salju, atau lonceng dapat memberikan sentuhan kreatif dan sederhana pada pohon Natal.

Penambahan figur-figur Natal seperti Santa Claus, malaikat, atau manusia salju ke dalam dekorasi pohon dapat menambahkan nuansa keceriaan dan kisah klasik Natal. Anda juga dapat mencampurkan elemen alami seperti daun kering, buah-buahan kering, atau cemara segar dapat memberikan sentuhan rustic dan memberikan aroma segar pada pohon Natal.

Penggunaan pita atau kain berwarna-warni untuk membungkus pohon atau sebagai hiasan gantung dapat memberikan tampilan yang elegan dan menarik. Hiasan khusus yang memiliki makna sentimental, seperti hiasan yang dibuat oleh anak-anak atau hiasan yang memiliki kenangan tertentu juga dapat digunakan untuk memberikan nilai tambah emosional pada pohon.

Sebagai penutup pohon, pemilihan topper yang menarik seperti bintang bersinar, malam Natal, atau bahkan pita besar dapat menjadi puncak yang sempurna untuk pohon Natal. Dengan kreativitas dan keunikan dalam memilih dan menyusun hiasan pohon Natal, setiap pohon dapat menjadi karya seni yang mencerminkan keceriaan dan semangat Natal.

Pada malam Natal, pohon Natal sering menjadi fokus utama ketika keluarga berkumpul untuk merayakan. Anak-anak sering berharap-harap cemas untuk membuka hadiah yang diletakkan di bawah pohon oleh "Santa Claus." Dengan segala keindahan dan simbolisme yang diusungnya, pohon Natal tetap menjadi salah satu tradisi paling ikonik dalam merayakan Natal di berbagai budaya.(Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat