visitaaponce.com

Women Leadership Conference, Women of The Year 2023

PERAN perempuan tidak pernah lepas dari berbagai pengaruh penting yang terjadi di dunia. Meski harus melewati berbagai rintangan, perempuan telah berhasil ikut berdampak baik bagi lingkungannya. Data pada Februari 2023 menunjukkan bahwa 136,3 juta penduduk Indonesia adalah perempuan. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan Indonesia dapat menjadi agen perubahan. 

Sesuai dengan tagline Her World, 'Useful, Inspiring, Empowering', setiap tahunnya Her World Indonesia dan Singapura mengkurasi dan memilih Women Of The Year atau WOTY, untuk memberi apresiasi kepada para perempuan sukses dan telah memberikan dampak baik bagi masyarakat.
 
"Sampai saat ini telah terpilih hampir seratus perempuan Indonesia dalam komunitas WOTY. Dan sudah saatnya kami berbagi inspirasi untuk masyarakat luas lewat penyelenggaraan conference ini, yang sebagian pembicaranya adalah para alumni WOTY dan WOTY terpilih di tahun ini," ujar Editor in Chief Her World Indonesia Mita Soedarjo, Rabu (22/11).

WOTY 2023 terdiri dari beberapa kategori yaitu Lingkungan dan Pemberdayaan, Kesehatan dan Teknologi, Seni dan Budaya, serta Karier dan Bisnis. Nama-nama perempuan hebat yang terpilih sebagai WOTY 2023 telah melewati proses kurasi yang memakan waktu enam bulan, dengan mempertimbangkan berbagai kriteria seperti, konsistensi, dampak sosial, dan kontribusi.

Berikut ini adalah 11 perempuan hebat yang berhasil dipilih sebagai Women Of The Year 2023:

1. Farwiza Farhan, merupakan seorang aktivis lingkungan dan konservasionis yang sudah memulai kontribusinya dalam perjuangan lingkungan sejak 2010 bersama Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL). Farwiza juga merupakan Pendiri & Ketua Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (Yayasan HAkA), sebuah yayasan yang berkontribusi pada kesejahteraan provinsi dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang meningkatkan fungsi lingkungan untuk menyediakan udara, air, dan bumi yang bersih, serta mempertahankan hutan, sungai, dan laut.

2. Nashin Mahtani, alumni University of Waterloo Kanada yang telah meraih gelar Sarjana dan Magister juga merupakan Direktur Yayasan Peta Bencana yaitu, organisasi nirlaba berbasis Asia Tenggara yang mengembangkan teknologi kemanusiaan untuk pengurangan risiko bencana dan memudahkan warga setempat untuk melaporkan peristiwa bencana melalui fitur chatting. Yayasan Peta Bencana sudah berdiri sejak Juni 2017 dan telah berhasil melayani pemetaan banjir real-time sebanyak 50 juta orang di Indonesia dan lebih dari 350 juta orang di Asia Tenggara. 

3. Tamara Gondo, Juara ke-4 Miss Indonesia 2019 yang memiliki passion besar dalam bidang sosial. Tamara mendirikan Liberty Society, perusahaan slow fashion, goods, dan gifts yang memberdayakan pengungsi dan pengrajin lokal. Tidak hanya fokus pada sustainability, Liberty Society juga peduli terhadap gender equality dan pemberdayaan perempuan. Tamara mendirikan House of Freedom untuk memberdayakan komunitas pengungsi perempuan dari negara-negara konflik hingga komunitas disabilitas supaya mereka  memperoleh edukasi dan keterampilan untuk berkarya.

4. Dr. Carina Joe, perempuan bergelar PhD bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology ini merupakan salah satu figur di tim manufaktur Vaksin Astrazeneca yang berhasil meraih penghargaan Pride of Britain di London 2021 dan Vaccines 2022 Young Investigator Award. Tidak heran jika Dr Carina Joe terpilih sebagai Forbes Indonesia Inspiring Women 2022 karena Dr Carina Joe adalah sosok yang menemukan formula vaksin itu sendiri dan berhasil mengembangkan vaksin hanya dalam waktu 1,5 tahun.

5. Caca Tengker, Founder dan Psikolog dari Amanasa Indonesia, sebuah penyedia layanan psikologi yang tertarik pada isu pengembangan diri untuk membangun keluarga yang aman. Amanasa Indonesia berfokus pada edukasi keluarga dan parenting dengan memberikan layanan konseling online dan offline, webinar, dan Mental Health Check Up. Caca Tengker juga aktif dalam media sosial dengan 2,5 juta pengikut, dengan berbagi informasi seputar psikologi, secara khusus untuk ibu dan anak.

6. Raisa, penyanyi multitalenta dengan 37,2 juta pengikut di Instagram. Suara emas Raisa telah membawa dirinya hingga menerima berbagai penghargaan. Pada 2023, Raisa juga menjadi penyanyi perempuan pertama di Indonesia yang menggelar konser tunggal di GBK. Bukan hanya berbakat dalam dunia musik, Raisa juga merupakan CEO brand makeup Raine Beauty yang mengusung konsep conscious beauty dan ramah lingkungan.

7. Gina S Noer, Co-Founder dan Head of IP Initiative dari Wahana Kreator Nusantara. Film yang disutradarai oleh Gina S Noer  telah ditayangkan secara komersial di negara-negara ASEAN dan meraih penghargaan pada Festival Film Bandung 2019, JAFF-ISA (Indonesian Screen Awards) 2019, serta Festival Film Indonesia 2019. Gina S Noer juga berhasil memenangkan Grand Prix Osaka Film Festival 2023.

8. Dian Fiona, merupakan Co-Founder JINISO, sebuah brand jeans lokal dengan 1 juta pengikut di Instagram. JINISO yang memiliki makna Jeans Indonesia mendukung body positivity dan body inclusivity dengan menawarkan plus-size clothing.

9. Retno Marsudi, perempuan pertama di Indonesia yang menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, mengawali kariernya di Kedutaan Besar Indonesia di Canberra sejak 1990. Retno Marsudi mendapatkan penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan oleh UN Women dan Partnership Global Forum (PGF). Menjadi seorang diplomat, akan dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti, tuntutan untuk selalu siap ditugaskan keluar negeri dan terlebih lagi perannya sebagai perempuan yang memiliki tanggung jawab kepada keluarga dan anak. Meskipun demikian, Retno Marsudi membuktikan bahwa menjadi perempuan dalam dunia diplomasi yang kerap disebut dunia laki-laki, tidak menghentikan dirinya untuk tetap berkarier cemerlang serta menjalankan perannya sebagai perempuan.

10. Kiky Hapsari, Director & Country Head of Sea Group Indonesia, perusahaan teknologi asal Singapura yang bergerak pada tiga sektor yaitu e-commerce, digital entertainment, dan teknologi keuangan digital. Pada 2022 Kiky menerima jabatan sebagai Director & Country Head Sea Group di Indonesia. Kontribusi Kiky Hapsari berfokus di Sea Group Indonesia berfokus pada UMKM dengan mendirikan Kampus UMKM Shopee di 10 kota di Indonesia sebagai sarana masyarakat untuk belajar dan mengenal ekonomi digital Nasional.

11. Ira Noviarti telah bergabung di Unilever sejak tahun 1995 dan pada tahun 2020 ia menduduki jabatan sebagai President Director PT Unilever Indonesia TBK. Sebelum menjadi President Director, Ira Noviarti memulai kariernya sebagai Management Trainee di bagian marketing. Dalam masa jabatannya, secara bergantian Ira memegang hampir semua brand di bawah Unilever mulai dari beauty, skincare, personal care, hingga food dan ice cream. Ira Noviarti juga menjadi Chair of B20 Women in Business Action Council (WiBAC) sejak 2021.

"Salah satu tugas media adalah membawa komunitasnya selalu update dengan berbagai skill terkini. Sehingga kita bisa terus beradaptasi dan berkembang bersama," kata Paramita Soedarjo.

Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini Her World Indonesia menghadirkan WOTY dalam format forum 'Women of The Year Leadership Conference' yang berlokasi di Intercontinental Pondok Indah. WOTY Leadership Conference dapat menjadi wadah untuk perempuan Indonesia memperoleh inspirasi, saling menyampaikan visi dan tujuan, bertukar pikiran, networking, serta menyatukan suara dan langkah untuk perubahan yang lebih baik bagi perempuan Indonesia. 

"Women Leadership Conference ini adalah bagian dari program Women of the year yang kami lakukan setiap tahun. Kami ingin berkontribusi memberikan insights pada komunitas kami. Semoga acara ini bisa berlangsung setiap tahun sebagai wadah perempuan hebat berkumpul untuk berbagi inspirasi," tambah Paramita Soedarjo.

Women of The Year Leadership Conference terdiri dari 4 sesi menarik yaitu, Limitless Expression: Breaking The Beauty Standard dengan narasumber Prilly Latuconsina, Dian Fiona, dan Asmara Abigail; Loneliness in Hyper-connected World dengan narasumber Marshanda, Caca Tengker, dan Andra Alodita; Being a Woman in Business World: How to Build Strategic Business dengan narasumber Tissa Aunilla, Tamara Gondo, dan Alfia Wardah; serta Empowerment: Women Taking Action dengan narasumber Christine Hakim, Tasya Farasya, dan Atalia Praratya.

Pada acara Women Leadership Conference 2023, dalam  topik Limitless Expression: Breaking The Beauty Standard, dengan narasumber Prilly Latuconsina, Asmara Abigail, dan Dian Fiona (Founder of Jiniso), Prilly Latuconsina sebagai narasumber mengatakan, “Kita diciptakan Tuhan berbeda-beda. Tak perlu mengikuti beauty standard yang menurut kita tidak masuk akal."

“Saya berkulit gelap, tapi sejak kecil keluarga selalu mengatakan saya sangat istimewa. Maka ketika di luar saya diejek, tidak masalah. Sebab cinta dan dukungan keluarga menjadi penopang saya untuk terus berkarya,” kata Asmara Abigail.

Pembahasan mengenai beauty standard dilanjutkan dengan sesi Loneliness in Hyper-connected world bersama narasumber Caca Tengker, Marshanda, dan Andra Alodita. Sesi ini membahas secara lebih dalam perihal pesatnya perkembangan era digital yang serba terkoneksi, tetapi banyak orang yang masih diselimuti rasa sepi. 

Caca Tengker mengatakan, “Kita mestinya harus menampilkan sisi lain yang tidak melulu bagus, agar menjadi real. Namun masalahnya tidak demikian dengan interaksi di media sosial," kata Caca.

Marshanda juga berbicara menarik tentang pengalamannya menggunakan sosial media. Marissa Anita pun memancing pertanyaan dengan sangat baik sehingga sesi ini bisa sangat menyentuh peserta konferensi. Semua orang menjadi punya teman. 

Beralih ke dunia bisnis, bersama Tissa Aunilla (Founder Pipiltin Cocoa), Alfia Wardah (VP Business Innovation and Development ParagonCorp), dan Tamara Gondo (CEO Liberty Society) dalam topik Being a Woman in Business World: How to Build Strategic Business membahas dunia bisnis yang terasa maskulin dengan jajaran direksi didominasi laki-laki, banyak perempuan yang justru memimpin dan membuat perubahan dalam industri yang dijalani. 

Tissa Aunilla mengatakan, “Kalau kita mau membangun suatu bisnis harus perhatikan unsur why,  harus kuat. Di Pipiltin, ada business shifting yang kami lakukan, tetapi harus terus berpegang terus pada purpose. Jadi kemana pun kita bergerak sebetulnya versatile saja, tapi as long value-nya itu kuat.”

Pada sesi penutup dengan topik Empowerment: Women Taking Action bersama Atalia Praratya, Christine Hakim, dan Tasya Farasya membahas mengenai perempuan dalam berbagai industri dan latar belakang memiliki kesempatan, untuk melakukan perubahan. 

Mengenai dampak untuk masyarakat, Atalia Praratya mengatakan, “Kita kadang berpikir bahwa kita bukan siapa-siapa padahal kita bisa membuat sebuah perubahan, bisa menggerakkan sebuah gelombang yang kecil untuk kemudian menjadi besar di kemudian hari. Kita kita semua berarti,”  

“Saya tak pernah bosan dengan peran saya dalam 10 tahun terakhir, terutama di bidang pendidikan. Salah satu caranya adalah: Sering melakukan perubahan pada diri sendiri. Sebab Musuhmu adalah dirimu sendiri," tambah Atalia.

Tasya Farasya berbagi kisah, tak jarang dirinya kelelahan dan ingin menyerah. Namun Tasya melihat perjalanan sudah sejauh ini. Kalau pun pindah profesi tak menjamin profesi baru tak ada kendala. Maka ia pun semangat lagi. 

Menutup sesi akhir dari Women Leadership Conference 2023, Christine Hakim mengatakan “Segala sesuatu yang kita kerjakan jika baik untuk orang lain pasti baik untuk kita.” Selain itu, Christine juga menambahkan rahasia suksesnya dalam berkarier, “Fokus maksimal adalah modal dasar menjalani profesi apapun," kata Christine. (RO/S-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat