15 Kartini Indonesia Sosok Berpengaruh dalam Ekonomi Halal Dunia. Siapa Saja
![15 Kartini Indonesia Sosok Berpengaruh dalam Ekonomi Halal Dunia. Siapa Saja?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/a2d2da28bddc2548270445c7e01fe264.jpg)
SEBANYAK 15 kartini Indonesia masuk dalam deretan 100 wanita hebat dunia yang berkontribusi dalam pengembangan ekonomi halal. Nama-nama mereka tercatat dalam buku Contribution of Women in Global Islamic Economy.
Salah satu yang masuk dalam buku itu adalah pendiri perusahaan kosmetik PT Paragon yang memproduksi label Wardah yakni Nurhayati Subakat terseranai sebagai Tokoh Kepemimpinan Ekonomi Islam dalam buku terbitan lembaga Pendidikan Islamic Economy Academy (Islamicea) tersebut.
Atas pencapaian ini, ia berharap apa yang dilakukan ke depan terus dapat berkontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi nasional dan global. "Dan juga pengembangan masyarakat," ujar wanita alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu seperti dilansir dari Antara.
Dalam buku yang baru diluncurkan Sekretaris Jenderal Institut Standar dan Metrologi untuk negara-negara Islam (SMIIC), Organisasi Koorporasi Islam (OKI) Dr Ihsan Ovut di Turki pada Jumat (4/3) tersebut, kontribusi Nurhayati dalam menjadikan kosmetik halal sebagai nadi pertumbuhan ekonomi telah banyak mendapat apresiasi bukan hanya dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri.
Selain Nurhayati, ada juga Wakil Presiden PT Paragon Dr Sari Chairunnisa yang juga tersenarai dalam buku itu. Dokter spesialis penyakit kulit tersebut bertanggungjawab dalam riset dan pengembangan produk-produk baru perusahaan itu.
Selanjutnya, ada mantan auditor halal LPPOM MUI yang kini menjadi General Manager Lembaga Halal Muhammadiyah Elvina Rahayu, peneliti dari Lembaga Riset Halal Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Nancy Dewi Yuliana, serta Manager Bank Indonesia Rindawati Maulina.
Para diaspora
Sejumlah nama yang masuk dalam buku itu merupakan wanita diaspora Indonesia. Ada Associate Professor dan peneliti halal dari InternationalIslamic University Malaysia (IIUM), Dr Widya Lestari dan Dr Betania Kartika.
Widya merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Gigi yang banyak melakukan riset mengenai bahan-bahan halal kedokteran gigi. Alumni Tokyo Medical and Dental Univeristy itu juga sudah banyak menelorkan mahasiswa pascasarjana dengan riset kedokteran gigi halal.
Sedangkan Dr Betania merupakan pakar bidang syariah yang sangat aktif mengadakan pelatihan-pelatihan halal di berbagai negara.
Pakar ortodonsia yang juga peneliti bidang halal yakni Dr Fitri Octavianti turut tersenarai dalam buku tersebut. Dirinya merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang menyelesaikan program dokter spesialisnya di Universitas Padjajaran sebelum menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sains Islam Malaysia.
Sewaktu menjadi dosen inilah, pakar kawat gigi asal Bukittinggi itu aktif melakukan riset berkaitan sistem autentikasi komponen tidak halal.
Kini, Dr Fitri menjalankan klinik gigi sendiri di Kuala Lumpur, Malayasia, di samping meneruskan hobi melakukan penelitian bidang halal dan menulis artikel ilmiah.
"Tantangan utama buat saya adalah kerja klinis di klinik sendiri dan melakukan riset halal adalah dua hal yang sangat berbeda. Saya harus pandai-pandai mengatur waktu," kata Fitri.
Wanita diaspora Indonesia lainnya yang masuk dalam buku tersebut yakni Dr Rini Akmeliawati, yang kini menjadi Associate Professor di Universitas Adelaide di Australia.
Wanita asal Sumatera barat itu dikenal sebagai pakar sensor yang berhasil mengembangkan alat pendeteksi bahan tidak halal, seperti lemak dan protein babi serta alkohol. Dalam bidang riset, Dr Rini kini ditunjuk menjadi Koordinator Pusat Penelitian Robotik dan Automasi, Universitas Adelaide.
Nama-nama wanita Indonesia lainnya yang masuk dalam buku tersebut adalah Susi Susiatun dari Gerakan Wakaf Indonesia, Dr Dety Mulyanti (ABPPTSI Jawa Barat), Candra Hendriyani (Akademi Sekretaris Taruna Bakti), Rina Novianty (Unpad), Siti Anah Kunyati (Universitas Langlang Buana) dan Prof Dr Mulyaningsih (Universitas Garut).
Mereka yang tersenarai dalam buku dikelompokkan berdasarkan kontribusi dalam beberapa kategori isu halal seperti bidang pangan, kosmetik, kesehatan, sertifikasi, ekonomi Syariah, tokoh akademis, hingga tokoh kepemimpinan. (Z-4)
Baca juga : Negara Nonmuslim Lebih Progresif Mengembangkan Ekonomi Syariah
Terkini Lainnya
Para diaspora
Program E-Learning Perluas Akses Pelatihan dan Edukasi Halal
Gangguan PDNS Hambat Proses Sertifikasi Halal
Asosiasi P2MI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Termakan Hoaks Soal MSG
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemprov Kalsel Dorong Sertifikasi Halal untuk 255 Ribu UKM
LPPOM Dorong Pemerintah Prioritaskan Sektor Hulu Pasca Penundaan Label Wajib Halal
Wapres Inginkan Industri Asuransi Syariah Terus Bertumbuh
Aset Keuangan Syariah Capai Rp2.500 Triliun, Berkontribusi 46% pada PDB
Hipmi dan Treetan Sinergi Kembangkan Wisata Halal dan Umrah
Nunomics Dorong Kebangkitan Ekosistem Digital Syariah
Wapres Optimis Keuangan Syariah Berperan Penting untuk Indonesia Emas
Udin Salahudin Mengusung Program Halal Lifestyle di PT Pegadaian
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap