visitaaponce.com

Pendarahan Usai Berhubungan Intim Bisa Jadi Gejala Kanker Serviks

Pendarahan Usai Berhubungan Intim Bisa Jadi Gejala Kanker Serviks
Ilustrasi(Pexels)

PENDARAHAN usai perempuan melakukan hubungan intim dengan pasangannya bisa jadi merupakan gejala pertama dan tersering kanker leher rahim atau serviks. Hal itu dikatakan pakar obstetri dan ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hariyono Winarto.

"Kalau sudah mulai berdarah pada umumnya sudah menjadi kanker," tutur Hariyono, dikutip Rabu (29/11).

Hariyono menjelaskan human papillomavirus (HPV), yang menyebabkan kanker leher rahim, menginfeksi wilayah serviks, menyebabkan sel-sel berubah sifat menjadi lebih agresif dibandingkan sel normal.

Baca juga: Penyintas HPV-DNA Positif Dipastikan Masih Bisa Hamil

Sel-sel yang agresif tadi tumbuh begitu cepat sehingga membentuk benjolan atau massa dan ini mudah berdarah. 

Oleh karena itu, perdarahan yang dialami perempuan usai hubungan intim dikatakan menjadi gejala paling khas kanker leher rahim.

"Jadi, sebaiknya sebelum ada perdarahan, semua perempuan memeriksakan diri ke Puskesmas, apakah dengan IVA test atau tes HPV untuk melihat apakah sudah mulai ada infeksi HPV," kata dia.

Baca juga: Perempuan Indonesia Peduli Deteksi Dini Kanker Serviks Baru 19 Persen

Selain itu, keputihan dengan aroma tidak sedap juga dapat menjadi gejala kanker leher rahim.

"Yang paling khas itu perdarahan pascahubungan suami istri. Selain itu, keputihan berbau tidak enak. Kita mesti waspada meskipun belum tentu. Kadang-kadang keputihan saja, tetapi kalau diperiksa bisa juga karena infeksi," jelas dia.

Lebih lanjut, dikatakan Hariyono, leher rahim termasuk salah satu lokasi tubuh yang memiliki sel-sel berubah sehingga lebih mudah terkena penyakit karena virus seperti HPV.

Kemudian, berbicara penularan, HPV biasanya melalui kontak seksual. Hariyono lalu mengingatkan mereka yang sering berganti-ganti pasangan akan lebih mudah terkena HPV.

"Kalau memang virus menginfeksi perempuan, layaknya virus yang lain seperti influenza, virus ini belum tentu ada gejala. Tetapi kalau sistem imun enggak begitu bagus, dia (virus) bisa berkembang dan menimbulkan kerusakan di leher rahim," jelas dia.

Waktu sejak infeksi hingga menjadi kanker berlangsung sangat bervariasi. Beberapa literatur menyebut 3 - 20 tahun, 3 - 15 tahun, dan 5 - 15 tahun tergantung kondisi wanita yang terinfeksi HPV. 

Mereka dengan sistem kekebalannya tidak begitu baik akan lebih cepat mengembangkan kanker leher rahim.

Kemudian, apabila ada kecurigaan ke arah keganasan di leher rahim, dokter bisa meminta seorang perempuan melakukan biopsi untuk memastikan ada tidaknya kanker.

"Biasanya untuk konfirmasi adalah periksa dalam, harus dilihat leher rahimnya, setelah itu bervariasi, kalau masih meragukan diberikan cairan atau bisa juga diusulkan dokter untuk dikuret karena misalnya lesi ditakutkan tersembunyi di leher rahim bagian dalam," pungkas Hariyono. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat