visitaaponce.com

Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia Wujudkan Misi Indonesia Emas 2045

Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia Wujudkan Misi Indonesia Emas 2045
Menlu RI Retno Marsudi menjadi pembcara pada acara yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia di Jakarta.(Ist)

Di era globalisasi dan pertukaran informasi yang bebas seperti saat ini, kompetisi tak hanya terjadi di lingkup lokal atau nasional, melainkan juga global.

Dalam konteks tersebut, "Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia", sebuah inisiatif monumental oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia tidak hanya menjadi sebuah program, namun juga sebuah jembatan bagi pelajar Indonesia untuk berkompetisi dan berkembang di pentas dunia.

Dalam sambutanya, Hamzah Assuudy Lubis, Koordiantor PPI Dunia menyampaikan awal mula terbentuknya program Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia",

Baca juga: Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia : Wawasan Luas, Jiwa Global, Prestasi Dunia

 “Program ini memiliki tujuan yang monumental: untuk membekali pelajar Indonesia dengan keterampilan, pengetauan, dan jaringan yang dibutuhkan agar sukses di kancah global, sembari memberikan manfaat positif bagi pembangunan Indonesia,” kata Hamzah.

.“Oleh sebab itu PPI dunia sebagai tempat komunikasi, edukasi, dan kontribusi bagi generasi muda untuk Indonesia Emas, lalu tercetuslah pembentukan Gerakan Pelajar Indonesia Mendunia,” ungkap Hamzah. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyambut hal positif dengan diadakannya acara hari ini, karena gerakan ini mendukung Indonesia emas 2045 untuk menjadi ekonomi terbesar ke empat di dunia.  

Baca juga: Mantan Ketua PPI Lintas Generasi Dukung PPI Dunia Bentuk Forum Alumni Resmi Bersama

“Para generasi muda harus mampu bersaing di kancah international berpikir global, inovatif, dan kreatif untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara maju," ungkap Retno dalam sambutan.

Menlu Retno menegaskan bahwa generasi mudalah yang akan memimpin Indonesia dengan berbagai kompleksitas yang ada di negara. 

Acara ini diisi  para pemateri yang luar biasa di antaranya, Anton Rahmadi selaku Kepala Balai Pembiayaan Tinggi (BPPT) Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi  (Kemendikbudristek).

Anton mengatakan mereka telah bekerj asama dengan LPDP untuk memberikan peluang beasiswa kepada para pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di dalam ataupun di luar negeri.

Pembicara selanjutnya ada Agam Bayu Suryanto, selaku Kepala Divisi Kerjasama dan Pengembangan Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang membagi pengalamannya saat berkuliah di Queensland University harus sangat struggle ketika beradaptasi di lingkungan baru di luar negeri.

Baca juga: PPI Dunia Serahkan Buku Indonesia Emas 2045 ke Mahfud MD

Agam membagi tips juga untuk mendapatkan beasiswa LPDP bahwa para awarde LPDP itu harus memiliki kontribusi yang positif untuk lingkungan sekitar dan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi harus berdampak luas untuk masyarakat.

Kemudian Gresika Bunga Sylvana juga membagikan pengalamannya mengenai kuliah di luar negeri yang more chalanging dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa karena memiliki jaringan yang luas dan global karena di Amerika dimimiliki pengalaman bukan hanya di akademik tetapi memiliki jejaring secara profesional dan ini menambah wawasannya secara luas.

Hendarsyah Aditya Saptari mengatakan ketika menimba ilmu dan melanjutkan pendidikan kuliah maka akan menambah perspektif baru dan berpikir secara global dan luas dan crithikal thingking lebih terasah. 

Baca juga; PPI Dunia Fasilitasi Penjajakan Ekspor Rumah BUMN ke Turki

Hal ini, senada dengan yang disampaikan pembicara terakhir Dr. Soebowo Musa bahwa pelajar yang berkuliah di luar negeri akan terasah critical thingking-nya.

Selanjutnya, menurut Hendarsyah, creative thingking, analythical thingking, strategic leadership-nya akan muncul karena ketika kuliah di luar negeri akan cepat untuk learning discipline dalam beradaptasi untuk mewujudkan percepatan menuju Indonesia Maju 2045 .

Selaras dengan kata Dr.Soebowo Musa, Gresika Bunga menambahkan bahwa untuk berjalan cepat butuh diri sendiri untuk dapat berlari, namun ketika perjalanan itu jauh maka dibutuhkan berjalan bersama atau kolaborasi dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. (RO/S-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat