visitaaponce.com

Amandina Bumi Nusantara Sukses Terapkan Ekonomi Sirkular di Indonesia

Amandina Bumi Nusantara Sukses Terapkan Ekonomi Sirkular di Indonesia
Managing Director PT Amandina Bumi Nusantara, Suharji Gasali, mengamati produk daur ulang.(Ist)

PT Amandina Bumi Nusantara, yang memiliki fokus pada industri daur ulang, mengumumkan pencapaian perusahaan setelah diresmikan pada 8 Februari 2023 oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.

Dalam waktu 10 bulan sejak beroperasi, pabrik Amandina telah meraih Standar Nasional Indonesia untuk resin PET  atau Polyethylene Terephthalate daur ulang serta berhasil melakukan ekspor ke pasar Eropa.

Amandina juga menyatakan komitmen untuk mendukung industri hijau dengan menggunakan solar panel dalam proses produksi di pabrik Amandina.

Baca juga: Tanggung Jawab Sirkular Amandina Raih Sukses Besar di ASEAN Business Awards 2023

“Keberhasilan yang diraih oleh PT Amandina Bumi Nusantara dalam kurang dari satu tahun sejak diresmikan telah membawa harapan positif bagi industri daur ulang di Indonesia," ungkap Suharji Gasali, Managing Director PT Amandina Bumi Nusantara dalam keterangan, Kamis (11/1/2024).

Amandina telah menunjukkan komitmen dalam mencapai misi berkelanjutan melalui berbagai langkah strategis antara lain sebagai pabrik daur ulang rPET pertama yang berhasil memenuhi Standar Nasional Indonesia  (SNI) untuk sistem manajemen kualitas, meraih standar ISO 9001.

Bahkan  PT Amandina Bumi Nusantara te[ah membuktikan bahwa kualitas produk daur ulang yang diproduksi oleh Amandina mampu diterima oleh pasar Eropa..

Berdasarkan data, tingkat daur ulang (recycle rate) sampah plastik di Indonesia baru menyentuh angka 7%, dengan plastik jenis PET mencapai 75 persen tingkat daur ulang.

Baca juga: Sampah Plastik PET Bisa Jadi Barang Fashionable Baru

 Adapun KLHK melalui Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 telah mencetuskan Peta Jalan pengurangan sampah oleh produsen dengan menargetkan pengurangan sampah hingga sebesar 30 persen pada 2030.

“Data dari World Bank di tahun 2021 menunjukkan, Indonesia memproduksi sampah plastik sekitar 7,8 juta ton setiap tahun. Dari angka ini, ada 4,9 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola dan menjadi limbah lingkungan," jelas Suci Lestari Yuana, Dosen dan Peneliti di bidang Ekonomi Sirkular Universitas Gadjah Mada,

"Tiga tantangan pengelolaan plastik paska konsumsi antara lain rate plastik daur ulang baru mencapai 7%, pengolahan plastik daur ulang yang masih terpusat di Jawa dan minimnya pendekatan daur ulang yang mendorong perubahan perilaku konsumen.”  papar Suci Lestari.

Suci Lestari juga menambahkan bahwa penguatan industri daur ulang perlu dilakukan untuk menjawab ketiga tantangan ini.

Salah satunya dengan mendorong konektivitas dan integrasi antara stakeholder sampah plastik dari hulu ke hilir, dari bank sampah ke pabrik daur ulang. Selain itu, upaya integrasi ekosistem industri daur ulang domestik bisa memberi kesempatan bagi para pekerja informal di industri sampah.

Baca juga: Sampah Plastik Jenis PET Miliki Nilai Ekonomis Tinggi

Amandina memiliki fokus utama untuk memainkan peran lebih besar dalam pelaksanaan ekonomi sirkular di Indonesia dengan meningkatkan inovasi, membuka lebih banyak kolaborasi dengan mitra, melakukan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dari rumah, serta  menargetkan peningkatan produksi jumlah botol PET daur ulang.

"Dengan tagline “Dari Botol Jadi Botol”, Amandina Bumi Nusantara tidak hanya memproses botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate) paska konsumsi menjadi resin Recycled PET yang dapat digunakan langsung untuk kemasan makanan dan minuman (food-contact approved)," kata Suharji.

PT Amandina Bumi Nusantara telah mendukung pembangunan rendah karbon melalui pemakaian solar panel sebesar 1 Mwp yang dapat mengurangi karbon emisi sebesar 1,017 metric tons di tahun pertama. (S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat