visitaaponce.com

Yuk Kenali Faktor Risiko Kanker Paru

Yuk Kenali Faktor Risiko Kanker Paru
Ilustrasi(Freepik)

GURU Besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Elisna Syahrudin menyarankan untuk mengenali faktor risiko kanker paru, mengingat jumlah kasus kanker paru meningkat tiap tahunnya.

"Dalam 10 tahun terakhir, kasus kanker paru terus meningkat, dan angka ini tidak pernah turun. ini adalah masalah. Lupakan angka atau jumlahnya, namun ada tren yang perlu kita lihat," kata Elisna, dikutip Minggu (21/1).

Elisna menyampaikan di Indonesia, kanker paru menduduki peringkat ketiga dengan pasien terbanyak setelah kanker payudara dan kanker serviks.

Baca juga : Kemajuan dan Harapan Baru dalam Memerangi Berbagai Jenis Kanker

Kanker paru juga merupakan kanker penyebab kematian nomor satu di dunia termasuk di Tanah Air, melebihi kanker payudara dan serviks.

Dokter spesialis paru itu mengatakan tren meningkatnya kasus kanker paru disebabkan karena tidak dilakukannya langkah-langkah pencegahan. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap penyebab kanker dan faktor risikonya juga menjadi persoalan.

"Kenapa tidak dilakukan pencegahan? Karena etiologinya atau penyebab kanker itu tidak tahu. Bila kita tidak tahu penyebab utamanya, maka kenalilah faktor risikonya apa," ujar Elisna.

Baca juga : Imunoterapi Bisa Tingkatkan Angka Harapan Hidup Pasien Kanker

Hingga kini terdapat delapan faktor risiko kanker paru, yakni merokok aktif, merokok pasif, mantan perokok, usia di atas 45 tahun, randon (gas radioaktif alami seperti di dalam tanah dan batu), kerentanan genetik, polutan lingkungan dan rumah tangga, serta penyakit paru kronis.

Dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, perokok aktif memiliki risiko 20 kali lipat lebih banyak, sedangkan perokok pasif dapat berisiko kanker paru sebanyak 20%.

"Paru itu berkaitan dengan sistem pernapasan. Ingat, satu-satunya sistem organ tubuh manusia yang melakukannya. Namun begitu seringnya paru teriritasi, terkontaminasi dengan udara luar, apalagi jika disengaja untuk merusaknya," kata Elisna.

Baca juga : Etana Kolaborasi dengan POI Selenggarakan World Cancer Day 2024

Menurut data Kementerian Kesehatan 2022, kanker paru merupakan penyakit dengan prognosis paling buruk, yaitu rendahnya angka tahan hidup dibandingkan dengan jenis kanker lainnya.

Pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi dalam kondisi stadium 4 memiliki angka harapan hidup hingga 10 bulan. Sementara bila tak diobati, angka harapan hidupnya diperkirakan hanya bertahan tiga bulan.

"Angka harapan hidup seluruh penyakit paru itu buruk, apa lagi 80 persennya baru berobat ketika telah stadium lanjut," pungkas Elisna. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat