visitaaponce.com

Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru Hingga 20 Kali Lipat Baik untuk Perokok Aktif Maupun Pasif

Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru Hingga 20 Kali Lipat Baik untuk Perokok Aktif Maupun Pasif
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular RSUP Fatmawati, Ermono Superaya, mengatakan asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama risiko kanker paru baik pada perokok aktif maupun perokok pasif.

"Kenapa rokok sumber dari penyakit kanker paru? Karena semua isinya bahan kimia. Jadi hanya kenikmatan sementara tapi bisa menimbulkan kesulitan seumur hidup bagi diri sendiri maupun keluarga," kata Ermono dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis (18/4).

Ia mengatakan risiko terbesar pasien terkena kanker paru adalah pria usia 50 tahun ke atas dan yang sering terpapar asap atau polusi pada pekerjaannya. 

Baca juga : Perokok Pasif Punya Risiko Kena Kanker Paru hingga 4 Kali Lipat

Ermono juga mengatakan perempuan, baik yang bekerja maupun ibu rumah tangga tidak menutup kemungkinan bisa terkena risiko kanker paru dari paparan asap rokok di rumah meskipun tidak merokok

Karakteristik asap rokok yang dihisap sebagai asap utama dan yang keluar dari asap sampingan memiliki dua zat berbahaya yaitu zat karsinogenik atau teratogenik yang bisa menyebabkan tumor paru.

Ermono juga mengatakan asap rokok tidak hanya meninggalkan bau di mulut tapi juga bisa menempel di seluruh lingkungan dan perabotan rumah tangga seperti tertinggal di bantal, baju atau pun dinding.

Baca juga : Ini Tiga Kelompok yang Perlu Skrining Kanker Paru

"Jadi harus dievaluasi, perbaiki semua, setop merokok di dalam rumah,"  tegas Ermono.

Ia juga mengatakan prevalensi usia perokok juga mulai turun bahkan sampai pada anak usia 5-9 tahun sudah mulai mencoba merokok. Artinya anak bisa terkena kanker paru pada usia 14 tahun, dan yang termuda bisa pada usia 10 tahun karena paparan asap rokok yang terus-menerus di dalam keluarga.

Hal ini juga bisa terjadi karena anak bisa jadi merasa bosan sehingga mencoba hal baru karena sering melihat orangtuanya atau lingkungan sekitar yang merokok untuk mengusir kebosanan.

Baca juga : Kalbe Luncurkan Obat Kanker Paru Terbaru, Serplulimab

Selain asap rokok, kanker paru juga bisa terjadi karena beberapa faktor risiko lainnya seperti radiasi sinar x-ray, polusi udara, gas radon dari tanah, penyakit TBC, riwayat tumor dan kanker pada keluarga, pekerja tambang dan paparan asap dengan kandungan tobacco.

Ermondo mengingatkan untuk melakukan medical check up jika merasa memiliki risiko tersebut dan menjauhi segala produk yang menghasilkan asap dari pembakaran. 

Gunakan masker untuk menyaring polusi dan virus serta berolahraga untuk memperbaiki pernapasan. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat