visitaaponce.com

Tes Kraepelin Pengertian, Tujuan, Cara Mengerjakan, dan Penilaian

Tes Kraepelin: Pengertian, Tujuan, Cara Mengerjakan, dan Penilaian
Ilustrasi(Pexels)

DARI berbagai jenis psikotes, tes kraepelin menjadi salah satu yang populer. Tes kraepelin adalah alat uji untuk mengukur tingkat perhatian seseorang dalam jangka waktu yang singkat. Seperti apa bentuk soal dan bagaimana cara mengerjakannya?

Bagi sebagian orang, tes kraepelin ini mungkin terasa asing pada awalnya. Namun, ketika diberikan soal ujiannya, peserta tes akan langsung memahami format dan tata cara pelaksanaan tes kraepelin.

Memang masih banyak orang yang kurang familiar dengan cara menjawab tes kraepelin dengan baik dan benar, meskipun tes kraepelin ini memiliki dampak signifikan terhadap nilai keseluruhan tes psikotes.

Baca juga : Pernah Diminta Gambar Pohon Saat Psikotes? Ini Penjelasannya

Tes angka termasuk salah satu jenis tes yang sering digunakan dalam proses rekrutmen. Menariknya, terdapat dua jenis tes angka yang sering diterapkan, yaitu tes Pauli dan tes Kraepelin. 

Meskipun keduanya memiliki kemiripan dalam komponennya, tes kraepelin khususnya melibatkan deret angka. Jenis tes ini sangat umum digunakan dalam seleksi di perusahaan-perusahaan besar dengan proses rekrutmen yang cermat

Baca juga : 30 Contoh Soal Psikotes Kerja dan Jawabannya

Tentang Tes Kraepelin

Tes kraepelin merupakan jenis psikotes yang memuat deretan angka dalam lembar kertas berukuran A4. Umumnya, setiap deret vertikal harus diselesaikan dalam waktu kurang dari satu menit dan dijumlahkan menggunakan metode tertentu.

Perlu diketahui bahwa tes kraepelin awalnya dikembangkan oleh seorang psikiater untuk mendeteksi gangguan otak pada manusia. Emil Kraepelin, penemu tes ini, pertama kali menciptakannya pada abad ke-19 di Jerman. Selanjutnya, metode tes kraepelin mengalami pembaruan oleh Dr. Richard Pauli serta dua doktor lainnya, yaitu Dr. Wilhelm Arnold dan Prof. Dr. Van Method. Pembaruan tersebut bertujuan agar tes ini dapat digunakan dalam proses rekrutmen kerja.

Tes Kraepelin merupakan psikotes angka yang disajikan dalam selembar kertas berukuran 45 kolom dan 60 baris, dengan angka 0 hingga 9 yang disusun secara acak. 

Nama tes ini diambil dari Emilie Kraepelin, seorang psikiater Jerman, dan menjadi salah satu psikotes kerja yang dikembangkan pada awal abad ke-19.

Menurut American Psychology Association, tes ini dirancang untuk mengukur tingkat perhatian seseorang dalam jangka waktu yang singkat. 

Pelaksanaan tes ini cukup sederhana, di mana peserta hanya perlu menjumlahkan dua angka terdekat dalam lembar tes selama waktu yang ditentukan. Tidak perlu khawatir, tujuan tes ini bukanlah menilai benar atau salah.

Dalam buku "Sistem Kebut Semalam Lolos Tes CPNS" oleh Isti Fina Indriana, tes kraepelin atau sering disebut tes pauli adalah bentuk soal psikotes yang berupa susunan angka-angka dalam lajur-lajur. 

Tes ini juga sering disebut sebagai tes koran karena lembar soalnya memiliki ukuran lebar seperti koran. Meskipun mungkin terlihat sulit, tes ini sebenarnya cukup sederhana, di mana peserta hanya perlu menjumlahkan angka-angka sederhana. 

Namun, jumlah deretan angka yang banyak seringkali membuat peserta kurang teliti dalam mengerjakannya, mempengaruhi penilaian dalam tes psikotes.

Perbedaan Tes kraepelin dan Tes Pauli

 

Lembar Soal Tes Kraepelin

Dok Jobstreet

 

Lembar Soal Tes Pauli

Dok Jobstreet

 

Kedua tes ini memang dirancang untuk menguji tingkat konsentrasi seseorang, tetapi perbedaan antara tes kraepelin dan tes pauli sangat jelas. Untuk memahami lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya, mari kita simak penjelasan berikut:

1. Arah Penjumlahan
Baik tes kraepelin maupun tes pauli, keduanya melibatkan penjumlahan angka secara vertikal. Namun, terdapat perbedaan arah penjumlahan antara keduanya. Pada tes kraepelin, penjumlahan dilakukan dari atas ke bawah. Sebaliknya, pada tes pauli, penjumlahan dilakukan dari bawah ke atas.

2. Ukuran Kertas
Ukuran kertas tes kraepelin umumnya adalah A4 atau F4, yang termasuk ukuran normal. Sementara itu, tes pauli menggunakan kertas yang lebih lebar, setara dengan ukuran koran.

3. Jumlah Kolom
Tes kraepelin memiliki 40 kolom, sedangkan tes pauli, karena menggunakan kertas lebih lebar, memiliki jumlah kolom yang lebih dari 40.

4. Waktu Pengerjaan
Waktu pengerjaan tes kraepelin biasanya adalah 20 menit, sementara tes pauli memberikan waktu yang lebih panjang, yaitu 60 menit.

 

Tujuan Tes Kraepelin

Dok Freepik

 

Pengerjaan tes kraepelin dalam proses seleksi rekrutmen kerja tentu saja memiliki tujuan. Pada umumnya, HRD ingin mengetahui beberapa kemampuan kandidat melalui tes ini. Kemampuan-kemampuan tersebut adalah sebagai berikut.

Dijelaskan dalam buku All New Tes CPNS 2018/2019 oleh Tim Garuda Eduka, tujuan dari tes kraepelin adalah untuk menilai seseorang dalam hal ketahanan konsentrasi, menghadapi tekanan, ketelitian, konsistensi, dan kecepatan waktu dalam mengerjakan sebuah pekerjaan.

Tes kraepelin disusun oleh seorang psikiater asal Jerman bernama Emil Kraepelin. Awalnya, Emil menggunakan tes ini untuk mendiagnosis gangguan otak alzheimer dan membedakan orang normal dan tidak normal.

Namun seiring perkembangan waktu, tes kraepelin dijadikan sebagai standarisasi untuk mendapatkan data tentang kepribadian seseorang. Tes kraepelin juga termasuk ke dalam tes kecepatan yang ditunjukan dengan banyaknya angka yang harus dikerjakan dalam waktu terbatas, sehingga peserta tes dipastikan tidak dapat menyelesaikan seluruh soal.

Tes kraepelin kini sudah banyak digunakan sebagai tes masuk ke perusahaan besar, perguruan tinggi, hingga sekolah militer. Tujuannya pun tetap sama, yakni untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan peserta tes dalam hal konsentrasi, ketelitian, stabilitas emosi, dan daya tahan prima.

Dalam dunia kerja, tes kraepelin banyak digunakan untuk keperluan seleksi, promosi, mutasi kerja, hingga jabatan. Selain itu, tes ini juga dapat digunakan pada bidang psikologi lain seperti psikologi pendidikan dan bidang klinis.

1. Kecepatan
Sejumlah 20 kolom deret angka dan hanya diberi waktu 20 menit tentu saja memerlukan kemampuan pengerjaan yang tinggi. Kecepatan dalam menyelesaikan masalah akan dilihat oleh HRD melalui tes ini.

2. Ketelitian
Saat kamu tidak teliti dalam mengerjakan tes kraepelin, tentu saja kamu akan keliru dalam menyelesaikannya. Oleh karena itu, tes ini sangat cocok untuk melihat seberapa tinggi tingkat ketelitian kandidat dalam mengerjakan sesuatu.

3. Ketahanan
Jika kamu pribadi yang cepat bosan atau bahkan mudah menyerah, tes ini tidak akan cocok untuk kamu. Sebab, mengerjakan tes dengan deret angka begitu banyak akan membuat kamu tidak akan bertahan. Maka, HRD menguji ketahanan kamu dengan tes ini.

4. Kontrol Emosi
Pengontrolan emosi yang baik akan membuat kamu mudah menyelesaikan tes kraepelin. Sebab, metode pengerjaan tes kraepelin begitu mudah asal kamu mengetahui caranya dan bisa mengontrol emosi dengan baik.

5. Adaptasi
Setiap kolom deret angka di tes kraepelin akan berbeda. Meskipun cara pengerjaannya mudah, tetapi jika kamu tidak mudah beradaptasi, tentu akan kesulitan untuk menyelesaikannya.

6. Kemauan
Kamu pintar mengerjakan Matematika, memiliki manajemen waktu yang baik, dan bisa mengontrol emosi. Namun, ketiga hal tersebut tidak berarti apa-apa jika kamu tidak memiliki kemauan untuk mengerjakannya.

Sama seperti mengerjakan tanggung jawab di tempat kerja, kemauan kamu akan menentukan kamu dapat menyelesaikan tanggung jawab tersebut atau tidak.

7. Konsistensi
Konsistensi akan terlihat dengan jelas di tes kraepelin ini. Sebab, saat kamu tidak konsisten, jawaban kamu akan banyak salahnya.

Cara mengerjakan Tes Kraepelin

Dok deepapesikologi.com

 

Simak instruksi cara mengerjakan tes kraepelin berikut ini:

1. Jumlahkan setiap angka dengan angka di atasnya, mengerjakannya dari bawah ke atas.

2. Dari angka hasil penjumlahan tersebut, Anda cukup menuliskan angka satuan saja. Sebagai contoh, jika hasil penjumlahan adalah 14, tulis angka 4 saja di samping kanan antara kedua angka tersebut.

3. Jika terjadi kesalahan saat menjumlahkan, tidak perlu menghapusnya. Cukup coret dengan satu garis angka yang salah tersebut dan gantilah dengan angka yang benar. Misalnya, jika Anda menulis angka 8, padahal jawaban yang benar adalah 4, cukup coret angka 8 dan tulis angka 4 di sebelahnya.

4. Setiap mendengar suara ketukan atau instruksi "pindah" yang diucapkan oleh penguji, itu artinya Anda harus pindah ke lajur selanjutnya yang ada di sebelah kanan. Di lajur baru ini, Anda harus mengerjakan dari bawah ke atas lagi sampai ada instruksi pindah ke lajur berikutnya.

5. Usahakan untuk mengerjakan tes kraepelin dengan cepat dan teliti, karena hal ini akan mempengaruhi kinerja Anda dalam menjawab soal dan hasil penilaian.

Pada umumnya, tes kraepelin terdiri atas 45 kolom dan 60 baris. Lalu setiap 30 detik peserta akan mendapat instruksi "pindah" ke lajur selanjutnya.

Dari hasil perhitungan objektif, interpretasi dapat dibagi menjadi empat faktor, yaitu:
1. Faktor kecepatan (speed factor)
2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
3. Faktor rtime (ritme factor)
4. Faktor ketahanan (ausdauer factor)


Penilaian Tes Kraepelin

Penilaian tes kraepelin tidak berfokus pada seberapa banyak baris yang dapat Anda kerjakan. HRD akan menilai konsistensi Anda dalam pengerjaan tes ini. Berikut adalah penjelasan tentang kriteria penilaian dalam tes ini.

1. Jika pengerjaan di setiap kolom menghasilkan garis grafik yang datar, ini menunjukkan bahwa Anda memiliki sifat konsisten yang baik dalam mengerjakan tugas.

2. Jika garis grafik yang ditarik dari setiap kolom menunjukkan kenaikan, ini menandakan peningkatan kinerja.

3. Jika grafik yang terbentuk adalah garis yang menurun, ini mungkin menunjukkan kurangnya semangat kerja dan potensi kurang prestasi di masa depan.

4. Jika grafik yang dihasilkan adalah garis naik turun, ini mungkin menunjukkan tingkat emosi yang tidak stabil.

Dijelaskan dalam buku Top Bank Semua Jenis Soal Tes Masuk TNI Polri Paling Akurat oleh Wulan Sasmita, terdapat empat penilaian yang diperhatikan dalam tes kraepelin, yaitu:

1. Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah dapat menunjukkan bahwa peserta tes mengalami stres atau depresi saat mengerjakan tes kraepelin.

2. Terjadinya penurunan grafik hasil tes kraepelin dapat menunjukkan bahwa peserta tes mengalami kehilangan ingatan sesaat.

3. Grafik yang memiliki selisih besar antara puncak tertinggi dan terendah dapat menunjukkan adanya gangguan emosional pada peserta tes.

4. Terlalu banyak kesalahan hasil ketika menjumlahkan angka dapat menunjukkan bahwa peserta tes mengalami distraksi mental.


Tips Mengerjakan Tes Kraepelin

Jika belum memiliki pengalaman mengerjakan tes kraepelin, tidak perlu khawatir. Berikut beberapa tips agar dapat menghadapi tes ini dengan baik. Simaklah dengan seksama!

1. Persiapkan kondisi fisik dan mental dengan baik, seperti halnya saat akan menghadapi tes lainnya.

2. Fokuslah dan hindarilah distraksi dari hal-hal yang tidak relevan selama tes berlangsung. Bersikap teliti dan disiplin, perhatikan waktu dengan baik agar tidak terlalu lama pada satu kolom.

3. Perhatikan setiap angka dengan cermat untuk menghindari kesalahan.

4. Tentukan jumlah baris yang akan Anda kerjakan agar setiap kolom memiliki jumlah baris yang konsisten, tidak naik atau turun secara drastis.

5. Jika memungkinkan, berlatihlah mengerjakan tes kraepelin sebelumnya agar Anda terbiasa dengan variasi angka apa pun.

6. Agar sukses dalam mengerjakan tes Kraepelin, berfokuslah untuk mendengarkan instruksinya dengan seksama dan hindari kesalahan mendengarkan.

 

Berikut beberapa tips tambahan untuk mengerjakan tes Kraepelin:

Dok Pexels

1. Persiapkan alat tulis, seperti pulpen dan pensil, karena terkadang HRD meminta penggunaan pensil kayu. Bawalah lebih dari satu alat tulis sebagai cadangan jika diperlukan.

2. Cobalah berlatih di rumah menggunakan situs web atau aplikasi yang menyediakan tes Kraepelin secara gratis untuk membiasakan diri dengan jenis soal yang mungkin muncul.

3. Fokus dan tetap tenang saat mengerjakan tes, namun tetap teliti dan hindari distraksi dari lingkungan sekitar.

4. Jika memungkinkan, coba untuk melihat angka berikutnya yang akan dijumlahkan agar dapat meningkatkan kecepatan pengerjaan.

5. Usahakan untuk menjaga tinggi setiap kolom agar mencerminkan konsistensi dan stabilitas hasil tes Anda.

6. Prioritaskan kesehatan dan pastikan Anda mendapatkan cukup tidur, karena hal ini penting untuk menjaga fokus dan konsentrasi saat hari tes tiba. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat