Pengertian Sitasi dan Cara Penulisannya
SITASI adalah unsur krusial dalam penulisan akademik atau ilmiah yang berfungsi menunjukkan kebaruan sebuah tulisan serta mencegah plagiarisme. Dalam lingkup penulisan ilmiah, keberadaan sitasi menjadi sarana untuk menegaskan bahwa gagasan atau ide yang dipaparkan memiliki dasar ilmiah yang kuat. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan sitasi?
Secara sederhana, sitasi merujuk pada referensi yang mencakup sumber dari naskah yang telah dipublikasikan atau belum. Fungsinya menyajikan kembali pernyataan dari sumber lain tanpa mengklaimnya sebagai milik sendiri. Tidak mencantumkan sumber saat menulis ulang suatu teori atau pertanyaan dapat dianggap sebagai tindakan plagiarisme.
Kata sitasi berasal dari bahasa Inggris, citation, yang berarti perintah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, sitasi didefinisikan sebagai pengambilalihan kalimat dari teks atau tulisan lain dengan tujuan memperkuat argumen dalam tulisan yang sedang disusun.
Baca juga : 5 Contoh Gagasan Utama dalam Sebuah Paragraf
Melalui sitasi, pembaca dapat mengakses informasi tentang penulis karya ilmiah yang disitasi, judul karya ilmiah yang disitasi, nama dan lokasi penerbitan, serta tanggal dan tahun terbitan, beserta halaman karya ilmiah yang disitasi. Oleh karena itu, sitasi tidak hanya menghargai kontribusi orang lain, tetapi juga memberikan integritas pada tulisan ilmiah yang sedang dikembangkan.
Dalam konteks KBBI, sitasi atau kutipan didefinisikan sebagai tindakan mengambil satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk mengilustrasikan atau memperkuat argumen dalam tulisan sendiri. Dengan melakukan sitasi, penulis menunjukkan penghargaan terhadap karya ilmiah orang lain dan menghindari plagiarisme. Sitasi juga memberikan informasi penting tentang karya ilmiah yang disitasi kepada pembaca, termasuk penulisnya, judul karya, penerbitan, serta halaman yang disitasi.
Mengapa sitasi penting
Sitasi merupakan aspek yang tak terpisahkan dalam penulisan karya ilmiah, tidak hanya sebagai bentuk penghargaan terhadap karya ilmiah orang lain, tetapi juga memiliki beberapa tujuan penting.
Baca juga : Contoh Teks Anekdot serta Struktur dan Penjelasannya
1. Menyampaikan kepada pembaca asal-usul sumber kalimat, ide, dan fakta yang disajikan dalam karya ilmiah. Ini membantu pembaca untuk menelusuri dan memahami landasan dari argumen yang disampaikan.
2. Tidak semua referensi akan sesuai dengan ide penelitian yang diinginkan. Dengan melakukan sitasi, penulis dapat memberikan perbandingan antara ide penelitian yang diusung dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ini membuka ruang bagi penelitian yang lebih baik dan lebih inovatif.
3. Sitasi juga membantu menguatkan ide penelitian yang sedang dilakukan. Dengan merujuk pada penelitian terdahulu atau sumber yang relevan, penulis dapat memperkuat argumen dan validitas dari ide yang diusung.
Baca juga : Cara Membuat Kesimpulan Otomatis Online dari Website
4. Sitasi memberikan gambaran tentang kualitas karya ilmiah yang dibuat. Referensi yang relevan dan terbaru mencerminkan kualitas dan kemajuan penelitian yang dilakukan.
Dengan demikian, sitasi bukan hanya tindakan formalitas dalam penulisan karya ilmiah, tetapi juga merupakan sarana yang kuat untuk memperkuat dan menghargai ide serta kontribusi dari dunia akademis.
Cara menulis sitasi yang baik dan benar
Sitasi dalam penulisan karya ilmiah merupakan praktek penting untuk memberikan kredit kepada sumber asli, serta memastikan keakuratan dan keabsahan informasi yang disajikan. Sitasi dapat berasal dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, koran/majalah, dan website. Setiap sumber memiliki aturan penulisan sitasi yang berbeda-beda.
Baca juga : Pengertian Sinopsis serta Ciri, Tujuan, dan Cara Membuat
Salah satu gaya penulisan sitasi yang umum digunakan adalah American Psychological Association (APA). Gaya penulisan APA biasanya diterapkan dalam bidang ilmu sosial, tetapi dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu lain, serta dalam penulisan makalah, karya ilmiah, skripsi, dan tesis.
Gaya penulisan APA memiliki dua bagian utama, yaitu pengutipan dalam naskah (in-text citations) dan penulisan daftar pustaka/bibliografi. Pengutipan dalam naskah mengarahkan pembaca pada daftar pustaka, sedangkan daftar pustaka memberikan informasi terkait sumber yang dikutip, termasuk penulis, tahun, judul, penerbit, dan lainnya. Daftar pustaka biasanya ditempatkan pada halaman terakhir naskah.
Berikut beberapa aturan umum dalam penulisan sitasi dalam naskah (in-text citations).
Baca juga : Contoh Pidato Persuasif Menarik dengan Beragam Ide
1. Penulisan sitasi bisa diletakkan di awal atau di akhir kalimat.
2. Sitasi dilakukan dengan metode author-date, yaitu menyertakan nama terakhir/belakang penulis diikuti dengan tahun terbit sumber yang disitasi. Contohnya, (Hartono, 2021).
3. Jika penulis lebih dari dua orang, hanya nama terakhir/belakang penulis yang dituliskan, diikuti dengan et al. diikuti dengan tahun terbitan. Contohnya, (Hartono, et al., 2021).
Baca juga : Pengertian Reorientasi, Struktur Teks dan Contoh
4. Semua sitasi yang disebutkan dalam naskah harus tercantum dalam daftar pustaka/bibliografi.
Berikut sejumlah aturan umum dalam menuliskan daftar pustaka.
1. Semua sumber referensi yang disitasi dalam naskah wajib dimasukkan dalam daftar pustaka.
Baca juga : Contoh Kata Baku dan Tidak baku
2. Daftar pustaka ditulis dengan satu spasi, disusun secara alfabet tanpa nomor urut.
Contoh menulis sitasi
Berikut pelbagai contoh menulis sitasi.
Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican immigration in the United States and its implications for local law enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1), 73-82. Scruton, R. (1996). The eclipse of listening. The New Criterion, 15(3), 5-13.
Baca juga : Pengertian Hikayat Contoh, Struktur, dan Karakteristiknya
Apabila daftar pustaka memiliki lebih dari satu baris, pada baris kedua dan seterusnya akan diberi indentasi sejauh 1/2 inci dari margin awal. Berikut contohnya.
Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican immigration in the United States and its implications for local law enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1), 73-82.
Jika suatu referensi ditulis oleh satu penulis, penulisan dimulai dengan menuliskan nama belakang penulis terlebih dahulu, diikuti dengan singkatan (inisial) dari nama depan dan nama tengahnya, kemudian tahun penerbitan, judul, dan detail identitas lain dari referensi tersebut. Berikut contohnya.
Baca juga : Contoh Kata Sifat Bahasa Indonesia
Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and social development. Current Directions in Psychological Science, 11, 7-10.
Jika suatu referensi ditulis dua orang, penulisan dimulai dengan menuliskan nama belakang penulis pertama terlebih dahulu diikuti dengan singkatan (inisial) dari nama depan dan nama tengahnya. Kemudian gunakan tanda koma (,) diikuti dengan simbol dan (&), lalu tuliskan nama belakang penulis kedua dengan singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah. Selanjutnya, lanjutkan dengan penulisan tahun, judul, dan detail identitas lain dari referensi tersebut. Berikut contohnya.
Wegener, D. T., & Petty, R. E. (1994). Mood management across affective states: The hedonic contingency hypothesis. Journal of Personality and Social Psychology, 66, 1034-1048.
Baca juga : Contoh Majas Metafora dan Artinya
Jika terdapat lebih dari dua penulis dalam satu referensi, langkah pertama ialah menuliskan nama belakang dari penulis pertama, diikuti dengan singkatan (inisial) dari nama depan dan nama tengahnya. Gunakan tanda koma (,) untuk memisahkan antara penulis pertama dan penulis selanjutnya. Sebelum penulis terakhir, gunakan simbol dan (&) sebagai penghubung. Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan tahun, judul, dan detail identitas lain dari referensi tersebut. Berikut contohnya.
Kernis, M. H., Cornell, D. P., Sun, C. R., Berry, A., Harlow, T., & Bach, J. S. (1993). There’s more to self-esteem than whether it is high or low: The importance of stability of selfesteem. Journal of Personality and Social Psychology, 65, 1190-1204. (Z-2)
Baca juga : Pengertian Teks Biografi, Struktur, Ciri, dan Contoh
Terkini Lainnya
Mengapa sitasi penting
Cara menulis sitasi yang baik dan benar
Contoh menulis sitasi
Pengertian Zat Tunggal dan Contoh
Ini 99 Asmaul Husna sebagai Wirid dan Doa serta Lantunannya
Asmaul Husna: Allah Al-Quddus Suci dari Bentukan Pikiran Manusia
Manfaat Senam Otak dan Enam Gerakan Dasarnya
Lirik dan Not Lagu Ibu Kita Kartini
Mengenal 20 Sifat Wajib Allah serta Arti, Dalil, dan Lagunya
Contoh Kalimat Mengandung Pola SPOK yang Benar sesuai Tata Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Kelas VII: Menelaah Struktur Teks Deskripsi
Mengidentifikasi dan Menyimpulkan Teks Deskripsi untuk Bahasa Indonesia Kelas VII
Contoh Esai dan Cara Membuatnya
Contoh Majas Metafora dan Artinya
Ringkasan tentang Ide Pokok Bacaan untuk UTBK SNBT
Agenda Busuk di Balik Isu Depresi dalam Pendidikan Spesialis
Menjangkau Keadilan Pemilu Substantif
Syirik Sosial Pelaku Korupsi
Kartini dan Emansipasi bagi PRT
Menakar Kebutuhan Pendanaan untuk Pilpres 2024 Putaran Kedua
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap