visitaaponce.com

Dokter Anak Tegaskan belum Ada Bukti Jus Jambu Bisa Naikkan Trombosit Pasien DBD

Dokter Anak Tegaskan belum Ada Bukti Jus Jambu Bisa Naikkan Trombosit Pasien DBD
Ilustrasi(Pexels)

DOKTER anak dari Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Arifianto menepis isu yang beredar di masyarakat bahwa jus jambu dapat menaikkan kadar trombosit dalam darah pasien demam berdarah dengue (DBD).

"Kalau kembali ke panduan, di Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) tidak ada panduan (pasien dengue) harus minum jus jambu untuk menaikkan trombositnya," kata Arifianto, dikutip Selasa (26/3).

Menanggapi isu tersebut, Arifianto menegaskan belum ada penelitian lebih lanjut yang dapat membuktikan bahwa jus jambu dapat menaikkan trombosit dalam darah ketika terserang DBD.

Baca juga : Kasus DBD Sudah Menyebar ke Seluruh Wilayah Jakarta

Sebaliknya, sampai saat ini, hal yang dipercaya oleh dunia medis adalah semua jenis cairan yang layak dikonsumsi oleh pasien DBD dapat memberi manfaat yang baik bagi tubuh agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi).

"Jadi masih rancu apakah minum jus jambu memang menaikkan trombosit atau karena trombositnya naik alami saat sudah di fase penyembuhan," katanya.

Menurut dia, kalaupun anak yang terkena DBD diberikan susu HT, cairan elektrolit atau hanya air putih, hal tersebut tidak memberikan pengaruh kepada trombosit anak.

Baca juga : Takeda Raih Penghargaan untuk Program Pencegahan DBD di Indonesia

Secara umum, selama kondisi anak masih bisa dirawat di rumah dan gejala anak belum masuk dalam tahap warning sign seperti nyeri perut, muntah presisten hingga pendarahan mukosa, maka pemberian cairan yang mencegah dehidrasi dinilainya masih aman untuk dilakukan.

"Walaupun memang yang kita butuhkan bukan hanya cairan ya tapi elektrolit. Kalaupun harus dirawat cairan elektrolitnya enggak cuma diminum tapi dari infus juga," ujar dia.

Lebih lanjut Arifianto menjelaskan virus dengue yang dibawa melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti diketahui tidak langsung menyerang trombosit atau leukosit dalam darah sampai turun.

Hanya saja, adanya gejala-gejala keparahan yang nampak pada pasien merupakan cara sistem kekebalan tubuh merespon adanya partikel asing yang masuk ke dalam tubuh.

"Tidak ada terapi khusus tapi pastikan penuhi cairan dan lewati fase kritis dengan aman," kata dia. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat