visitaaponce.com

Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi akan Dominasi Pekan Mudik, Waspada

Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi akan Dominasi Pekan Mudik, Waspada!
Sejumlah pemudik bersiap memasuki peron kereta api di Stasiun Pasar Senen(Antara)

KEPALA Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengungkapkan prediksi prakiraan cuaca selama pekan mudik akan dibagi pada tiga fase periodik yang dimulai pada 3-23 April 2024.

“Masing-masing periode sepekan sebelum lebaran yakni pada tanggal 3-9 April 2024 dimana BMKG memprediksi wilayah Indonesia berpotensi mengalami hujan dalam kategori ringan hingga sedang,” ujar Andri saat dihubungi Media Indonesia pada Rabu (27/3).

Sementara itu, Andri mengatakan pada periode kedua sepekan saat lebaran 2024 yaitu pada tanggal 10-16 April 2024, diprediksi kondisi cuaca di Indonesia umumnya akan lebih cerah berawan di sebagian tempat namun pada wilayah Indonesia Timur akan berpotensi hujan ringan.

Baca juga : BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca Redam Bencana Hidrometeorologi di Awal 2024

“BMKG memprediksi kondisi cuaca di Indonesia pada pekan kedua mudik secara umum akan cerah hingga cerah berawan, namun terdapat potensi hujan ringan dan sedang di Indonesia bagian Timur seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua,” jelasnya.

Berlanjut pada periode ketiga atau sepekan setelah Lebaran yaitu pada tanggal 17 hingga 23 Maret, BMKG memprediksi Indonesia bagian utara dan tengah berpotensi mengalami hujan dengan kategori ringan hingga sedang.

“Selain itu, perlu diwaspadai oleh masyarakat akan adanya potensi tumbuhnya bibit siklon tropis ataupun siklon tropis yang terjadi di Samudra Hindia di perairan selatan Indonesia,” katanya.

Baca juga : BMKG Imbau Pemudik Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem

Lebih lanjut, Andri mengungkapkan bahwa ada beberapa titik wilayah yang harus siap siaga dan waspada terhadap cuaca ekstrem dan serta adanya potensi bencana hidrometeorologi, sebagian besar masih terjadi di wilayah pulau Jawa dan Sumatera.

“Wilayah yang kemungkinan terdampak potensi cuaca ekstrim dan bencana hidrometeorologi di sebagian besar Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sulawesi Tengah,” imbuhnya.

553 Bencana di 2024

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan kejadian bencana di Indonesia sejak 1 Januari hingga 25 Maret Sudah telah terjadi sebanyak 553 kali. Wilayah konsentrasi bencana rutin terjadi di wilayah pulau Jawa meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa barat.

Baca juga : Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah Masih Terjadi Hingga Pekan Ketiga Maret, Waspada Bencana Hidrometeorologi

“Hingga saat ini Jawa Barat masih menjadi wilayah yang mendominasi bencana hidrometeorologi meskipun belum merepresentasikan seluruh kejadian tapi ini kejadian yang signifikan dilaporkan ke BNPB, hal ini akan terus berlangsung hingga pertengahan April mendatang.

Secara data terjadi bencana hidrometeorologi banyak terjadi di Jawa Barat sebanyak 70 kali, Jawa Tengah sebanyak 86 kali dan Jawa Timur sebanyak 65 kali,” tuturnya.

Pria yang kerap disapa Aam itu mengatakan jika dibandingkan dengan keseluruhan daerah-daerah lain di Indonesia, episentrum kejadian bencana dalam dua setengah bulan sejak Januari hingga pertengahan Maret masih didominasi oleh bencana seperti banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor.

Baca juga : Warga Papua Diminta Waspadai Cuaca Esktrem

“Bencana hidrometeorologi akan terus berlanjut khususnya di sekitar pulau Jawa, Sumatera dan khususnya di sejumlah titik Kalimantan Tengah yang mana Banjir masih tergenang. Jika kita lihat sisi kebencanaan, jenis hidrometeorologi basah ini sangat erat kaitannya dengan tekanan populasi dan cara kita mengelola lingkungan,” jelasnya.

Kendati demikian, Aam menjelaskan bahwa ada sedikit pola yang berbeda antara bencana banjir yang terjadi pada awal tahun dengan masa akhir triwulan khususnya sepekan ini. Perbedaan tersebut terletak pada durasi waktu surut dari banjir yang lebih cepat.

“Biasanya banjir di awal tahun itu durasinya cukup lama antara 6 hingga 8 hari bahkan hingga 3 minggu, kita masih punya kasus banjir yang cukup signifikan di Jambi itu sekitar 350 rusak rendam dan ini karakteristiknya hingga 2 bulan baru bisa surut. Sementara pada banjir sekarang ini periode surutnya hanya hitungan kurang dari sepekan,” jelasnya.

Baca juga : BMKG Ingatkan Sultra Soal Ancaman Cuaca Ekstrem

Kalimantan Tengah masih belum turun banjir dan karakteristiknya berada di lahan gambut memang cukup lama surutnya jadi ini menjadi perhatian titik Lalu di Sulawesi juga Maluku juga masih karena banjir di bagian barat ada 65 unit rumah terendam dan ini seterusnya masih belum surut dan ini masih terus ditanggulangi untuk menetapkan status darurat.

Andri mengatakan bahwa ada beberapa wilayah yang masih harus waspada terhadap bencana tanah longsor melihat pada pola-pola cuaca atau awan dalam satu minggu terakhir.

“Wilayah Kalimantan, Jawa dan Sulawesi, akan menjadi daerah rawan longsor sepekan ke depan sehingga harus diwaspadai benar-benar oleh pemerintah daerah. Untuk Jawa Barat yang berpotensi terjadi longsor ada di wilayah Garut, Ciamis, Sukabumi, Bogor dan Pangandaran. Sementara di Jawa Tengah ada Cilacap di mana curah hujan dasar tinggi pada 20 hingga 30 Maret ini, jadi harus waspada potensi intensitas hujan cukup tinggi,” jelasnya.

Menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, BNPB mengimbau agar masyarakat mulai melakukan persiapan dini melalui upaya-upaya pencegahan, seperti memangkas daun dan ranting, terutama pohon-pohon besar, tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan membersihkan saluran air hingga sungai. (Dev/Z-7)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat