Bedah Novel dan Film Gadis Kretek, NasDem Perempuan Itu Berdaya, Tangguh Respons Tantangan Hidup
![Bedah Novel dan Film ‘Gadis Kretek’, NasDem: Perempuan Itu Berdaya, Tangguh Respons Tantangan Hidup](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/2ea24d21583bea1135570b05e22622b7.jpeg)
PARTAI NasDem memandang sudah saatnya industri perfilman menggambarkan perempuan secara ‘adil’. Tak melulu soal parasnya, tetapi juga bagaimana pikiran dan daya juangnya merespons tantangan hidup.
Demikian disampaikan Politisi Partai NasDem Eva Sundari seusai acara Bedah Novel dan Film ‘Gadis Kretek’ di Auditorium Perpustakaan Panglima Itam, NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).
“Kalau istilah Bung Karno perempuan itu cantik tapi tolol ya, itu patriakinya di situ. Nah, ini film ndak terjebak di situ, bahwa perempuan itu berdaya, tidak menggambarkan kecantikannya, kelemahannya, itu tidak ada gambarannya. Jadi, bagaimana perempuan merespons tantangan hidup itu dengan cerdas dengan tangguh,” papar Eva.
Baca juga : Ahmad Sahroni Minta Kasus Pelecehan Seksual terhadap Anak Diprioritaskan
Hadir juga dalam kesempatan itu, Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi F Taslim, sebagai narasumber lainnya: Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan dan Nafs Urbach. Forum dimoderatori oleh Shanti Ruwyastuti.
Eva mengaku senang dengan genre Gadis Kretek yang keluar dari mainstream perfiliman Indonesia selama ini yang cenderung merendahkan perempuan.
“Saya melihatnya realitas perempuan yang terakhir itu bahwa perempuan itu berdaya, ekspektasinya saja lebih panjang dari laki-laki. Jadi, penggambaran film yang sekarang ini dominan, dulu belum menggambarkan perempuan apa adanya,” papar Eva yang juga Direktur Institut Sarinah ini.
Lebih lanjut, ke depan, Eva menekankan, industri perfiliman harus menampilkan ‘perempuan apa adanya’. Misalnya, bisa mengangkat soal realitas perempuan dan kontribusinya yang riil di kehidupan sosial masyarakat, itu menurut Eva lebih mendidik.
“Jangan sampai meracuni pemikiran para penonton bahwa kita ini (perempuan) tidak berdaya, kita ini emosional, karena realitasnya sebaliknya dari itu. Jadi, film-film berbasis realitas seperti Gadis Kretek itu yang harus diapresiasi dan para perempuannya harus kritis,” tandas Eva. (Z-8)
Terkini Lainnya
Ratih Kumala akan Mulai Menulis Novel Baru
Dian Sastrowardoyo Dorong Berkebaya Jadi Kebiasaan Sehari-Hari
Kesan Dian Sastrowardoyo Selama 25 Tahun Berkarya Di Industri Film
Netflix Umumkan 6 Judul Baru Film dan Serial Indonesia Tahun 2024
Netflix Rilis Lagu Tema dan Teaser Serial Gadis Kretek
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap