visitaaponce.com

Puasa Qada Ramadan Digabung dengan Puasa Syawal, Bolehkah

Puasa Qada Ramadan Digabung dengan Puasa Syawal, Bolehkah?
Ilustrasi.(Freepik)

ADA salah satu masalah dalam menggabungkan puasa qadha Ramadan yang berstatus wajib dengan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Ada yang bilang tidak boleh menggabungkan kedua puasa karena beda status yakni puasa wajib qada Ramadan dan puasa Syawal yang sunah. Di sisi lain, ada yang membolehkan kedua puasa digabungkan.

Bagaimanakah penjelasan para ulama terkait hal itu? Sebelumnya, kita mesti mengutip hadis keutamaan puasa sunah Syawal. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dianjurkan dengan enam hari dari Syawal, seperti pahala berpuasa setahun." (HR Muslim). Berikut penjelasan rincinya sebagaimana dikutip dari NU Online.

Menggabungkan niat ibadah

Menggabungkan dua ibadah dalam satu niat di kalangan ulama dikenal dengan istilah tasyrikunniyat (تشريك النية). Dalam kitab Idah al-Qawa'idul al-Fiqhiyyah karangan Syekh Abdullah Sa'id Al-Hadhromi menyebutkan beberapa ketentuan mengenai penggabungan niat ibadah fardu dengan sunah. Berikut rinciannya.

Baca juga : Pekerja Berat Boleh tidak Berpuasa Ramadan? Ini Penjelasannya

1. Keduanya dianggap sah. 

Contohnya, niat mandi junub digabung dengan mandi sunah sebelum berangkat salat Jumat dan niat puasa qada dengan puasa Arafah. 

2. Ibadah fardu saja yang dianggap sah. 

Baca juga : Fikih Puasa: Syarat Wajib, Syarat Sah, Rukun, Pembatal, Perkara Sunah

Contohnya, niat haji wajib dan sunah.

3. Ibadah sunah saja yang dianggap sah. 

Contohnya, niat mengeluarkan zakat dan sedekah dengan segenggam beras. Dalam contoh ini sedekahlah yang dianggap sah karena segenggam beras tidak memenuhi syarat zakat.

Baca juga : Bukan hanya Penetapan Idul Fitri, Banyak Beda Pendapat Ulama dalam Ibadah Puasa

4. Keduanya tidak dianggap sah. 

Contohnya, seseorang makmum masbuk menggabungkan takbiratul ihram dengan takbir rukuk.

Tiga pendapat ulama

Dijelaskan dalam fatwa Majma' al-Buhuts al-Islamiyah Al-Azhar as-Syari, ada tiga pendapat ulama mengenai persoalan menggabungkan puasa Syawal dengan puasa qada. 

Baca juga : 10 Sunah dalam Puasa Menurut Syaikh Nawawi Al-Bantani

1. Menggabungkan niat puasa enam hari di bulan Syawal dengan qada Ramadan menyebabkan salah satu puasa saja yang dianggap sah. Pendapat ini dari ulama Hanabilah.

2. Puasa qada yang digabung dengan puasa Syawal dianggap sah keduanya. Pendapat ini didukung oleh ulama Malikiyah dan mayoritas ulama Syafiiyah.

3. Tidak diperbolehkan menggabungkan dua niat. Pendapat ini didukung sebagian ulama Syafiiyah dan suatu riwayat ulama Hanabilah. 

Baca juga: Keutamaan Puasa Syawal, Kenapa seperti Puasa Setahun Penuh?

Atas perbedaan pendapat di kalangan ulama itu, mantan mufti Mesir yang juga anggota Dewan Ulama Senior Syekh Ali Jumah menyampaikan bahwa seorang Muslim boleh menggabungkan niat puasa Syawal dan puasa qada Ramadan sehingga yang bersangkutan memperoleh dua pahala. Meskipun demikian, Syekh Ali Jum'ah menekankan lebih sempurna dan lebih utama jika kedua puasa tersebut dilakukan secara terpisah. Alasannya, mendapat pahala ganda bukan berarti memperoleh pahala secara penuh.

Kitab Baghiyah al-Mustarsyidin juga merangkum pendapat para ulama. 

(مشألة: ك) ظَاهِرُ حَدِيْث "وَأَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ" وغَيْرِهِ مِنَ الأَحَادِيْثِ عَدَمُ حُصُولِ السِّتِّ إذَا نَوَاهَا مَعَ قَضَاء رَمَضانَ , لكِنْ صَرَّحَ ابنُ حَجَرٍ بِحُصُولِ أَصْلِ الثَّوَابِ لِإِكْمَالِهِ إِذَا نَوَاهَا كَغَيْرِهَا مِنْ عَرَفَةَ وعَاشُوراء, بَلْ رَجَّحَ (م ر) حُصُول أصْلِ ثَوَابِ سَائِر التَّطَوُّعَاتِ مَعَ الفَرْضِ وإنْ لَمْ يَنْوِهَا, مَلَم يُصَّرفْهُ صَارِفٌ , كَأَن قَضى رَمَضَانَ في شَوَّالٍ, وقَصَدَ قَضَاء السِّتِّ مِنْ ذِي الْقَعْدَةِ, ويُشَنُّ صَومُ السِّتِّ وإنْ أفْطَرَ رَمَضَانَ اهز قلت: واعتمد أبُو مخرمة تَبعًا للشنهودي عَدَم حُصُوْلِ وَاحِدٍ مِنْهَا إذَا نَوَاهَا مَعًا , كَمَا لَوْ نَوى الظُّهْرَ وسُنَّتَهَا, بَلْ رَجَّحَ أَبُو مَخرَمة عَدَمَ صِحَّةِ صَوْمِ السِّتِّ لِمَنْ عَلَيْهِ قَضاءُ رَمَضَأنَ مُطْلَقًا

Baca juga: Nikah di Bulan Syawal termasuk Sunah Rasul

Jika dirangkum penjelasan di atas, ada tiga pendapat tentang masalah ini.

Menurut Ibnu Hajar, orang yang mengqada puasa bisa mendapat pahala puasa sunah Syawal dengan syarat diniati juga puasa Syawal tersebut.

Menurut Imam Ramli, orang yang mengqada puasa di bulan Syawal bisa mendapat pahala sunah Syawal meskipun tidak berniat. Maksudnya, ia hanya berniat mengqada tanpa berniat puasa Syawal.

Menurut Abu Makhromah, puasa qada tidak bisa digabung dengan puasa Syawal.

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Syawal dan Waktu Pelaksanaannya

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, kita tidak bisa mengingkari perbedaan pendapat ulama mengenai sah atau tidaknya menggabungkan puasa qada Ramadan dengan puasa sunah Syawal. Jika disimpulkan, menggabungkan dua puasa ini sah. Namun, lebih baik jika orang memiliki tanggungan puasa qada Ramadan itu membayarnya terlebih dahulu.

Pahala puasa setahun tidak dapat

Al-Khatib As-Syarbini dalam kitab Mughnil Muhtaj pada jilid pertama bahwa orang yang mengqada puasa di bulan Syawal tidak mendapatkan keutamaan sebagaimana yang dimaksud di atas yaitu puasa setahun. Berikut keterangannya.

 ولو صام في شوال قضاء أو نذرا أو غير ذلك ، هل تحصل له السنة أو لا ؟ لم أر من ذكره ، والظاهر الحصول. لكن لا يحصل له هذا الثواب المذكور خصوصا من فاته رمضان وصام عنه شوالا ؛ لأنه لم يصدق عليه المعنى المتقدم ، ولذلك قال بعضهم : يستحب له في هذه الحالة أن يصوم ستا من ذي القعدة لأنه يستحب قضاء الصوم الراتب ا هـ  

Kalau seseorang mengqada puasa, berpuasa nazar, atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunah puasa Syawal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat. Namun, memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadis khususnya orang luput puasa Ramadan dan mengqadanya di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzulqa'dah sebagai qada puasa Syawal. 

Meskipun demikian, jika puasa sunah Syawal tidak dilaksanakan selepas menunaikan kewajiban qada puasanya, ia tetap dinilai mengamalkan sunah puasa Syawal. Hanya, ia tidak mendapatkan ganjaran puasa setahun seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW di atas.  

Tidak puasa Ramadan tanpa uzur

Adapun bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadhan tanpa uzur yang dibenarkan syariat, haram untuk mengamalkan puasa sunah Syawal. Mereka wajib mengqada segera utang puasanya. Sementara mereka yang tidak berpuasa Ramadan karena uzur tertentu, makruh mengamalkan puasa sunah Syawal sebelum menunaikan qada puasanya.

Hal demikian sebagaimana diterangkan Syamsuddin Ar-Ramli dalam kitab Nihayatul Muhtaj pada jilid ketiga sebagai berikut. 

 وَقَضِيَّةُ كَلَامِ التَّنْبِيهِ وَكَثِيرِينَ أَنَّ مَنْ لَمْ يَصُمْ رَمَضَانَ لِعُذْرٍ أَوْ سَفَرٍ أَوْ صِبًا أَوْ جُنُونٍ أَوْ كُفْرٍ لَا يُسَنُّ لَهُ صَوْمُ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ . قَالَ أَبُو زُرْعَةَ : وَلَيْسَ كَذَلِكَ : أَيْ بَلْ يُحَصِّلُ أَصْلَ سُنَّةِ الصَّوْمِ وَإِنْ لَمْ يُحَصِّلْ الثَّوَابَ الْمَذْكُورَ لِتَرَتُّبِهِ فِي الْخَبَرِ عَلَى صِيَامِ رَمَضَانَ . وَإِنْ أَفْطَرَ رَمَضَانَ تَعَدِّيًا حَرُمَ عَلَيْهِ صَوْمُهَا. وَقَضِيَّةُ قَوْلِ الْمَحَامِلِيِّ تَبَعًا لِشَيْخِهِ الْجُرْجَانِيِّ ( يُكْرَهُ لِمَنْ عَلَيْهِ قَضَاءُ رَمَضَانَ أَنْ يَتَطَوَّعَ بِالصَّوْمِ كَرَاهَةُ صَوْمِهَا لِمَنْ أَفْطَرَهُ بِعُذْرٍ  

Masalah di Tanbih dan banyak ulama menyebutkan bahwa orang yang tidak berpuasa Ramadan karena uzur, perjalanan, masih anak-anak, masih kufur, tidak dianjurkan puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Abu Zur'ah berkata tidak begitu juga. Ia tetap dapat pahala sunah puasa Syawal meski tidak mendapatkan pahala yang dimaksud karena efeknya setelah Ramadan sebagaimana tersebut di hadis. Namun, jika ia sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadan tanpa uzur, haram baginya puasa sunah. Masalah yang disebutkan Al-Mahamili mengikuti pandangan gurunya, Al-Jurjani. Orang utang puasa Ramadan makruh berpuasa sunah. Kemakruhan puasa sunah bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadan karena uzur.  

Demikianlah penjelasan para ulama terkait puasa qada Ramadan dengan puasa sunah Syawal. Semoga bermanfaat. (Z-2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat