Enyahkan Rasa tidak Bahagia dengan Menulis Jurnal Bersyukur
![Enyahkan Rasa tidak Bahagia dengan Menulis Jurnal Bersyukur](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/d52664a58df4b15abb2b16deeb49e196.jpg)
DOKTER spesialis kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta, Zulvia Oktanida Syarif, menganjurkan praktik menulis jurnal bersyukur (gratitude journal), semacam diari, secara rutin, sebagai salah satu cara mengenyahkan rasa tidak bahagia.
"Buat tulisan tentang hal-hal yang kita syukuri, hal yang sederhana saja pun perlu kita syukuri. Ketika itu dilakukan secara rutin, itu bisa membantu kita menyirnakan rasa tidak bahagia," kata Vivi, sapaan Zulvia, dikutip Selasa (30/4).
Vivi mengatakan isi jurnal bersyukur sedikit berbeda dari diari kebanyakan orang, karena isinya bukan berupa keluh kesah.
Baca juga : Ini Cara Membantu Orang yang Sedang Stres
Sebaiknya tidak menuliskan keluh kesah atau membandingkan-bandingkan kebahagiaan sendiri dengan standar kebahagiaan yang berasal dari luar diri.
"Ciptakan bahagiamu sendiri karena setiap orang berhak bahagia dan bahagia itu ternyata segala hal baik yang kita punya," kata Vivi.
Selain itu, Vivi juga menyarankan untuk menuliskan pencapaian-pencapaian sederhana yang disenangi, misalnya bertemu siapa orang yang disenangi, atau melakukan latihan gym agar memacu diri mengulangi kesenangan itu esok hari.
Baca juga : Psikolog Ingatkan Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental
Vivi mengatakan menulis jurnal bersyukur dapat membuat manusia belajar untuk menerima realitas dan melihat segala persoalan dari sisi positif.
Bahkan manusia bisa mengubah perspektifnya agar tidak terlalu terpaku pada sisi negatif, sehingga ke depannya ketika persoalan itu datang lagi, dia bisa belajar dari pengalaman.
Peran penerimaan yang baik dan penghargaan untuk diri sendiri tadi adalah sesuatu yang sangat mendasar.
Baca juga : Ini Cara Mendeteksi Orang yang Tengah Stres
Ketika seseorang sudah bisa mempraktikkan, mengucapkan penerimaan yang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap situasi kehidupan yang dialami, itu akan membantu seseorang menjadi lebih bahagia.
Jakarta masuk ke dalam daftar 10 kota dengan tingkat stres tertinggi di dunia, berdasarkan laporan The Least and Most Stressful Cities Index 2021.
Riset global yang lain dalam Health Service Monitoring 2023, yang menyurvei pandangan 23.274 responden dewasa yang tersebar di 31 negara pada periode 21 Juli-4 Agustus 2023, menyatakan kesehatan mental menjadi masalah kesehatan yang paling mengkhawatirkan, di atas kanker. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Studi HCC: 7 dari 10 Ibu di Indonesia Alami Mom Shaming
Jangan Tunggu Masalah Besar untuk Pergi ke Psikolog, 7 Ciri Kamu Bermasalah
5 Fakta Terkait Pembunuhan Balita oleh Ayah Kandung di Serang
Ini Bahaya Terlalu Sering Mendengarkan Lagu Galau Bagi Kesehatan Mental
Hobi Menimbun Barang Lama? Waspada, Bisa jadi Hoarding Disorder
Hari Pertama Kembali Sekolah? Ini yang Harus Dilakukan untuk Kurangi Stres Anak
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap