visitaaponce.com

Ini Cara Pemerintah Cetak Banyak Dokter Spesialis

Ini Cara Pemerintah Cetak Banyak Dokter Spesialis
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap sejumlah jurus yang dilakukan pemerintah untuk mencetak banyak dokter spesialis. Saat ini, Indonesia kekurangan 29 ribu dokter spesialis dan hanya mampu mencetak 2.700 dokter spesialis pertahun.

"Itu sebabnya kami membuka pendidikan berbasis rumah sakit atau kolegium karena ini yang memang dilakukan standar di seluruh dunia," kata Budi dalam Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit dalam YouTube Kementerian Kesehatan dikutip Kamis (9/5).

Dia menuturkan sebanyak 420 Rumah Sakit Pendidikan akan mendapingi 24 Fakultas Kedokteran yang sudah melakukan pendidikan spesialis. "Sehingga bukan hanya 24 yang bisa produksi (dokter spesialis) tetapi ditambah 420," tutur dia.

Baca juga : RUU Kesehatan Gabungkan 10 Undang-Undang, Simak Penjelasan Menkes

Budi memahami pendidikan dokter spesialias mahal. Oleh karena itu, pihaknya bakal membuat mahasiswa tidak perlu membayar uang kuliah atau uang pangkal.

"Mereka akan jadi tenaga kontrak dari rumah sakit sehingga mereka mendapat benefit normal seperti tenaga kerja lainnya," papar Budi.

Mereka akan mendapat perlindungan kesehatan, perlindungan hukum, jam kerja wajar, dan statusnya bukan bawahan, pesuruh, pembantu, keset atau untul melainkan statusnya sama.

Baca juga : RI dan UEA Bangun Rumah Sakit Kardiologi di Surakarta

"Kita harapkan dengan demikain mereka lebih mudah untuk masuk," ujar dia.

Selanjutnya, pihaknya juga bekerja sama dengan ekspert asing untuk membuat kurikulum. Hal ini untuk memperkaya kurikulum pendidikan dokter spesialis di Indonesia tapi juga internasional.

"Supaya kita bisa menjangkau ilmu-ilmu baru yang ada di luar negeri dan dimasukkan ke dalam kurkulum pendidikan dokter-dokter spesialis ini," tutur dia.

Baca juga : 2024, Menkes Berupaya Penuhi Alat Penunjang Kesehatan di Daerah

Pihaknya juga terus melakukan digitalisasi dan transparansi dari seluruh proses rekrutmen dan interview. Sehingga semua orang mempunyai hak yang sama terlepas dari latar belakang mereka.

Terakhir, membuat standar pendidikan RS Pendidikan Indonesia sama seperti rumah sakit top dunia, misalnya Johns Hopkins Hospital, Cleveland Clinic, atau Mayo Clinic. Budi mengaku sudah meminta mereka untuk membantu memastikan semua standar RS Pendidikan sama seperti di luar negeri.

"Sehingga lulusan dari pendidikan dokter spesialis dari rumah sakit kita akan memiliki standar yang sama nanti dengan standar lulusan dari John Hopkins, Mayo Clinic, atau Cleveland Clinic," tutur dia. (Medcom/Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat