Ini Cara Pemerintah Cetak Banyak Dokter Spesialis
![Ini Cara Pemerintah Cetak Banyak Dokter Spesialis](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/4648901cacfc90f30b84090daa1cd1d4.jpg)
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap sejumlah jurus yang dilakukan pemerintah untuk mencetak banyak dokter spesialis. Saat ini, Indonesia kekurangan 29 ribu dokter spesialis dan hanya mampu mencetak 2.700 dokter spesialis pertahun.
"Itu sebabnya kami membuka pendidikan berbasis rumah sakit atau kolegium karena ini yang memang dilakukan standar di seluruh dunia," kata Budi dalam Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit dalam YouTube Kementerian Kesehatan dikutip Kamis (9/5).
Dia menuturkan sebanyak 420 Rumah Sakit Pendidikan akan mendapingi 24 Fakultas Kedokteran yang sudah melakukan pendidikan spesialis. "Sehingga bukan hanya 24 yang bisa produksi (dokter spesialis) tetapi ditambah 420," tutur dia.
Baca juga : RUU Kesehatan Gabungkan 10 Undang-Undang, Simak Penjelasan Menkes
Budi memahami pendidikan dokter spesialias mahal. Oleh karena itu, pihaknya bakal membuat mahasiswa tidak perlu membayar uang kuliah atau uang pangkal.
"Mereka akan jadi tenaga kontrak dari rumah sakit sehingga mereka mendapat benefit normal seperti tenaga kerja lainnya," papar Budi.
Mereka akan mendapat perlindungan kesehatan, perlindungan hukum, jam kerja wajar, dan statusnya bukan bawahan, pesuruh, pembantu, keset atau untul melainkan statusnya sama.
Baca juga : RI dan UEA Bangun Rumah Sakit Kardiologi di Surakarta
"Kita harapkan dengan demikain mereka lebih mudah untuk masuk," ujar dia.
Selanjutnya, pihaknya juga bekerja sama dengan ekspert asing untuk membuat kurikulum. Hal ini untuk memperkaya kurikulum pendidikan dokter spesialis di Indonesia tapi juga internasional.
"Supaya kita bisa menjangkau ilmu-ilmu baru yang ada di luar negeri dan dimasukkan ke dalam kurkulum pendidikan dokter-dokter spesialis ini," tutur dia.
Baca juga : 2024, Menkes Berupaya Penuhi Alat Penunjang Kesehatan di Daerah
Pihaknya juga terus melakukan digitalisasi dan transparansi dari seluruh proses rekrutmen dan interview. Sehingga semua orang mempunyai hak yang sama terlepas dari latar belakang mereka.
Terakhir, membuat standar pendidikan RS Pendidikan Indonesia sama seperti rumah sakit top dunia, misalnya Johns Hopkins Hospital, Cleveland Clinic, atau Mayo Clinic. Budi mengaku sudah meminta mereka untuk membantu memastikan semua standar RS Pendidikan sama seperti di luar negeri.
"Sehingga lulusan dari pendidikan dokter spesialis dari rumah sakit kita akan memiliki standar yang sama nanti dengan standar lulusan dari John Hopkins, Mayo Clinic, atau Cleveland Clinic," tutur dia. (Medcom/Z-6)
Terkini Lainnya
Menyelami Sepak Terjang Pak Menkes
DPR Minta Mobilisasi Dokter Asing Diatur Ketat
Ide Naturalisasi Nakes Tidak Sejalan dengan UUD 1945
Naturalisasi Dokter Asing, IAKMI: Kemampuan Dokter Lokal Sangat Baik
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Menkes: Jadi Lebih Sederhana
Tenda Pengungsi WNA di Kuningan Ganggu Estetika, Heru Budi Akan Datangi UNHCR
Peningkatan Kualitas untuk Tingkatkan Ketahanan Keluarga dan Menurunkan Stunting
Apakah Dokter Asing merupakan Solusi Mengatasi Masalah Kesehatan?
514 Daerah Diharap Bisa Beri Layanan Dasar Penyakit Stroke, Jantung, Kanker, dan Ginjal
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap