visitaaponce.com

RI dan UEA Bangun Rumah Sakit Kardiologi di Surakarta

RI dan UEA Bangun Rumah Sakit Kardiologi di Surakarta
Seremoni peletakan batu pertama pembangunan RS Kardiologi di Surakarta, Jawa Tengah, yang didanai UEA.(Dok Kemenkes)

PEMERINTAH Indonesia bersama Uni Emirat Arab (UEA) membangun Rumah Sakit (RS) Kardiologi di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pembangunan tersebut bertujuan mengatasi masalah jantung sebagai penyebab kematian nomor 1 di Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan pembangunan RS kardiologi tersebut karena penyakit jantung merupakan penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Tercatat, ada sekitar 650 ribu kasus meninggal akibat penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dalam setahun di Indonesia.

"Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia dan kita kekurangan fasilitas kesehatan untuk menangani jantung dan stroke," kata Budi dalam keterangannya, Selasa (28/11).

Baca juga : Kenali Ciri, Penyebab, dan Bahaya Gagal Jantung

Padahal angka kematian akibat penyakit jantung dapat ditekan jika pasien mendapatkan penanganan lebih cepat. 

Pasien penyakit jantung memiliki kemungkinan sembuh lebih dari 90% jika mendapatkan penanganan kurang dari 4 jam. 

Baca juga : Ibu Hamil Diminta Waspadai Faktor Keturunan Stroke

Namun, fasilitas yang kurang memadai dapat menyebabkan penanganan pasien terlambat atau melebihi 4 jam. Akibatnya, nyawa pasien kemungkinan tidak tertolong.

"Jadi memang kecepatan penanganan itu sangat menentukan dan fasilitas lengkap yang harus dimiliki cukup banyak. Sehingga fasilitas kesehatan memadai juga harus diiringi dengan ketersediaan SDM kesehatan yang memadai," ujar dia.

"Oleh karena itu, kita harus produksi dokter lebih banyak. Kita sekarang sedang memastikan bahwa pendidikan dokter spesialis harus lebih baik lagi dan lebih mudah. Itu yang sekarang mau kita reformasi," tambahnya.

Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya mengatakan RS kardiologi ini dibangun di atas lahan milik Pemerintah Kota Surakarta yang terletak di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres.

"Pemerintah UEA akan menanggung seluruh biaya konstruksi pembangunan rumah sakit. Sementara, Pemerintah RI diminta untuk mengelola operasional rumah sakit setelah proses pembangunan selesai," kata Dirjen Azhar.

Adapun fasilitas RS Kardiologi ini meliputi fasilitas rawat jalan yang terdiri atas 10 ruang konsultasi dan 4 ruang observasi dan monitoring, serta ruang rawat inap yang terdiri atas kamar presidential suite, 1 tempat tidur kamar VIP, kamar perawatan umum, dan kamar isolasi. Terdapat pula fasilitas ruang operasi yang terdiri atas 3 kamar operasi, 1 unit perawatan koroner, PICU, NICU, ICU, dan data service unit.

Selanjutnya, IGD yang dilengkapi sembilan tempat tidur, ruang triase, ruang resusitasi, ruang observasi, ruang tindakan, dan ruang isolasi. Nantinya RS ini akan menerapkan konsep bangunan berkelanjutan seperti menggunakan solar system panel sebagai sumber energi utama, memiliki penampungan air hujan, dan berkomitmen untuk melakukan upaya pengurangan karbon.

Karena itu, bangunan rumah sakit juga akan menerapkan konsep bangunan hijau atau green building. Selain itu akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas di antaranya sarana olahraga seperti jogging track dan gym, landscape healing atau area terbuka yang membantu proses perawatan atau penyembuhan, serta ruang publik (public space). Untuk fasilitas penunjang, RS ini akan dilengkapi dengan dirty and clean utility room, kamar jenazah, fasilitas pneumatic tube system, dapur, pantry, dan laundry.

Duta Besar Abdulla Salem Obaid AlDhaheri mengatakan RS kardiologi akan menjadi RS modern pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan teknologi canggih dan model perawatan kesehatan inovatif. Sesuai protokol rumah sakit, perawatan kesehatan inovatif terkait dengan memberikan pelayanan kesehatan yang prima, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menyelamatkan hidup masyarakat.

“Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengundang masyarakat dan sektor swasta dari kedua negara agar menjajaki potensi proyek investasi bersama di sektor layanan kesehatan demi kemanusiaan yang sangat penting ini," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, RS Kardiologi ini akan meningkatkan ketersediaan layanan kesehatan dan mengurangi jarak tempuh masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat