Sudah Pasang Ring Jantung Hati-hati Risiko Serangan Jantung Masih Ada
![Sudah Pasang Ring Jantung? Hati-hati Risiko Serangan Jantung Masih Ada](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/74a421d1bf544a4813d6e86a2b94e6fd.jpg)
DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah, konsultan intervensi Heartology Hospital, Adrianus Kosasih, menjelaskan pemasangan ring di saluran pembuluh darah koroner tidak memiliki jaminan permasalahan akan selesai 100% karena ada masalah yang tidak bisa dilihat secara sederhana.
"Tubuh kita butuh oksigen dan makanan yang dibawa darah dan mesti ada yang mendorong atau pompa dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Itulah fungsi jantung kita untuk memompa darah sehingga bisa membawa oksigen nutrisi sisa metabolisme ke tempat yang seharusnya. Jadi, di jantung ada otot yang bekerja kembang kempis dan tidak berhenti sehingga membutuhkan nutrisi dan membutuhkan makanan," ungkapnya dalam Media Gathering Heartology di Heartology Cardiovascular Hospital, Jakarta, Jumat (1/3).
"Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah yang memberi makan otot terutama yang ada di jantung. Pada pembuluh darah jantung kadang bisa terjadi kelainan yang kita sebut aterosklerosis. Itu tandanya pembentukan plak di dalam pembuluh darah. Lalu terus bertumbuh membuat lubang di pembuluh darah semakin kecil dan darah kesulitan mencapai ke otot jantung sehingga terjadi otot jantung kekurangan oksigen sehingga disebut penyakit jantung koroner," lanjut Adrianus.
Baca juga : Perempuan yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung
Hal itulah yang dikatakan telah menyebabkan nyeri dada atau rasa tidak nyaman di jantung dan itu merupakan pertanda terjadinya penyakit jantung koroner.
"Jika sumbatannya sudah parah, saluran bisa tertutup hingga 80% atau 90%. Jadi, salurannya tinggal 10%. Itu membuat otot jantung membutuhkan oksigen banyak seperti ketika olahraga atau emosi itu kekurangan oksigen sehingga membuat jantung tidak bekerja maksimal," ujar Adrianus.
"Serangan jantung itu terjadi ketika darah membeku di dalam aliran darah yang tinggal 10% itu sehingga menimbulkan sumbatan," lanjutnya.
Baca juga : Kamu Merasa Sedang Depresi? Coba deh Lakukan Hal Ini
Ultrasound
Lebih jauh, dia menambahkan, jika sumbatannya sudah parah, dapat dilakukan operasi. Namun, dalam beberapa kondisi, ada sumbatan yang bisa diatasi menggunakan ring karena pembuluh darah dibuka dengan pemasangan ring. Hal itu dilakukan di ruang kateterisasi.
Tujuan pemasangan ring ialah memperbaiki kondisi pembuluh darah. Namun, terkadang terjadi juga masalah pascapemasangan ring, baik itu jangka pendek dan jangka panjang.
"Masalah dalam jangka pendek itu dapat terjadi penggumpalan darah ulang di dalam ringnya. Untuk jangka panjang plak itu juga bisa kembali muncul atau mengalami penyempitan di dalam ring dan akhirnya pasien dapat kembali mengalami gejala atau serangan," tegas Adrianus.
Baca juga : Kematian Jantung Mendadak: Teknologi Permudah Pengobatan Sindrom Braduga atau Masalah Aritmia
Karena itu, menurutnya, ring harus dipasang dalam kondisi yang tepat, baik itu panjang, ukuran, maupun pemasangan. Itu disebabkan kemungkinan terjadi berbagai macam masalah.
"Zaman sekarang itu ring dibuat dengan lapisan obat. Jadi, di luar ring ini ada obat yang kalau menempel di dinding pembuluh darah dapat mengurangi kejadian penyempitan berulang. Jadi, obatnya mencegah terjadinya penyempitan itu. Syaratnya ini harus menempel ke dinding pembuluh darah dan itu sulit untuk dilihat karena tidak bisa dilihat secara kasatmata," tuturnya.
Adrianus menekankan bahwa dibutuhkan alat bantu lain untuk kondisi itu, salah satunya ultrasonografi atau USG yang biasa dipakai pada ibu hamil untuk melihat janin. Dengan kemajuan teknologi, terdapat pula ultrasound yang dibuat kecil berbentuk kabel 1 mm dan masuk pembuluh darah atau disebut teknologi intravascular ultrasound (IVUS).
"Kemudian alat ini disambungkan ke mesin untuk melihat kondisi pembuluh darah yang menjadi panduan bagi operator untuk melihat pembuluh darah secara lebih detail. IVUS memberi panduan dalam melihat pembuluh darah, kondisi sumbayan, dan pemasangan ring," pungkas Adrianus. (H-2)
Terkini Lainnya
Ultrasound
Minum Obat Hipertensi Harus Terus Dilakukan Sampai Tekanan Darah Normal
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Anda Menderita Penyakit Jantung Koroner? Periksa Kesehatan Sebelum Naik Pesawat
Mumpung belum Telat, Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah sejak Usia 35-40 Tahun
Penyakit Jantung Koroner Jadi Ancaman Serius bagi Lansia, Begini Langkah Pertolongan Daruratnya!
Cegah Penyakit Jantung Koroner dengan Gaya Hidup Sehat
Jantung Berhenti Mendadak, Apa Penyebabnya?
Henti Jantung, Kematian Mendadak yang Perlu Diwaspadai
Lingkungan Hijau Membuat Awet Muda, Benarkah?
Kontroversi Suplemen Minyak Ikan: Apakah Saatnya untuk Berhenti Mengonsumsinya?
6 Cara Sederhana Menurunkan Kolesterol Tinggi
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap