visitaaponce.com

Jemaah Haji yang Menderita Hipertensi Diingatkan Rajin Konsumsi Air dan Obat

Jemaah Haji yang Menderita Hipertensi Diingatkan Rajin Konsumsi Air dan Obat
Kloter pertama jemaah haji Jawa Timur berangkat dari Bandara Juanda(MI/Heri Susetyo)

PERHIMPUNAN Dokter Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension/INASH) mengimbau jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit hipertensi untuk rajin mengonsumsi air dan meminum obat saat beribadah di Tanah Suci.

"Jangan hanya minum kalau haus saja. Pokoknya secara regular minum sedikit-sedikit. Kalau minum seperti itu tidak akan sering kencing, tapi, kalau langsung dihantam banyak air tubuh akan cepat buang air," kata Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia Eka Harmeiwaty, saat ditemui di Jakarta, Jumat (17/5).

Menanggapi kegiatan ibadah haji tahun ini yang rentan dengan cuaca panas, Eka menuturkan rajin meminum air putih dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi saat cuaca panas di tanah suci.

Baca juga : Ini Daftar Obat yang Disarankan Dibawa Jemaah Haji

Para jemaah dianjurkan untuk tetap membawa cadangan air minum, meski mudah mendapatkan akses air. 

Air cadangan tersebut dapat dikonsumsi ketika sedang menunggu antrean di kamar kecil maupun mengurangi rasa dahaga di sela kegiatan ibadah.

"Penyebab kemarin banyak yang meninggal itu karena dehidrasi. Saya selalu bilang, pokoknya siapkan cadangan air minum karena saat antre toilet, dia haus, dia harus segera minum," ujar Eka.

Baca juga : Mengatasi Kolesterol, Hipertensi, Diabetes, dan Asam Urat Tanpa Obat, Mungkinkah?

Selain terhindar dari dehidrasi, rajin meminum air putih juga menghindarkan jemaah dari risiko terserang heat stroke, kepikunan, hingga hilang kesadaran.

Terkait dengan kerutinan mengonsumsi obat, Eka menekankan pengobatan hipertensi harus dijalankan seumur hidup dan tidak boleh diabaikan meski pasien merasa kondisinya semakin membaik. 

Menurut dia, obat yang diminum bakal menghindarkan organ-organ dalam tubuh mengalami kerusakan yang disebabkan oleh hipertensi seperti terjadinya kerusakan fungsi ginjal.

Baca juga : Meski Hanya Punya Satu Ginjal, Anda Tetap Dapat Hidup Normal

Hal lain yang Eka sarankan agar jemaah tidak mengalami kumat yakni menghindari makanan yang asin. 

Kalaupun jemaah ingin menyantap hidangan dengan cita rasa asin, dia mengingatkan untuk konsumsi garam tidak boleh lebih dari lima gram per hari atau setara satu sendok teh per orang per hari.

Eka turut menjelaskan bahwa cuaca panas memang tidak terbukti dapat membuat seseorang terkena hipertensi. Sebab, otak, sebagai kontrol tubuh, memiliki suatu pengaturan yang dapat bereaksi terhadap suhu di luar tubuh.

Eka turut mengatakan dampak dari cuaca panas juga hanya bersifat sementara sehingga begitu tubuh terkena suhu yang lebih dingin, gejala akan berkurang secara perlahan.

"Tekanan darah kita itu dipengaruhi neurohormonal, jadi, ada panas simpatis, kalau ada suhu panas itu akan naik. Jadi, pengaturan tekanan darah itu sebenarnya ada di otak, neurohormonal mempengaruhi volume darah dan jantung. Jadi di otak itu ada reseptor panas dan dingin yang bisa mempengaruhi simpatis," pungkas Eka. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat