visitaaponce.com

Uji Klinik Produk Antibiotik Sintetik Pertama di Dunia Digelar di Indonesia

Uji Klinik Produk Antibiotik Sintetik Pertama di Dunia Digelar di Indonesia
Ilustrasi(Freepik)

UJI klinis fase 3 produk antiinfektif inovatif, yang merupakan antibiotik sintetis pertama di dunia akan digelar di Indonesia. Uji klinis itu dilakukan melalui kerja sama strategis PT Etana Biotechnologis Indonesia dengan perusahaan farmasi Australia Reece Pharmaceuticals Ltd.

Kerja sama itu bertujuan mengatasi krisis kesehatan global terkait resistemsi antimikroba (AMR).

CEO Recce, James Graham, mengatakan kolaborasi tersebut merupakan langkah strategis dalam memerangi resistensi antimikroba dan menjawab permasalah kesehatan yang semakin mendesak di dunia. 

Baca juga : Inggris dan Uni Eropa Menghadapi  Kekurangan Obat yang Signifikan

"Kolaborasi di Indonesia adalah momentum pembuktian secara klinis dari upaya mengatasi krisis penyakit infeksi di Indonesia dan dunia. Etana merupakan mitra strategis yang memungkinkan akses ke populasi pasien yang luas di Indonesia. Kami menghadirkan kelas antibiotik baru dan pertama dalam lebih dari 40 tahun terakhir untuk masyarakat Indonesia dan dunia," ujar James.

Head of Corporate Relations Etana Andreas Donny Prakasa mengatakan,  “Kerja sama Etana dan Recce merupakan kerja sama yang strategis, tidak hanya dari sisi industri, tetapi juga dari pemerintah kedua negara, yaitu Australia dan Indonesia. Melalui kerja sama ini, kami siap berperan dalam melakukan uji klinis di fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia dan melakukan kerjasama penelitian serta produksi lokal  untuk antibiotik kelas baru”. 

Kolaborasi ini pun mendapat dukungan dari institusi pemerintah Indonesia, antara lain dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta mendapatkan dukungan dari pemerintah Australia, dalam hal ini kedutaan Australia di Indonesia. 

Baca juga : Pengunaan Antibiotik Secara Sembarangan Bisa Fatal Bagi Tubuh Manusia

Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Roy Himawan mengatakan, “Kolaborasi ini sangat baik untuk perkembangan  teknologi di Indonesia serta ketahanan kefarmasian nasional.”

"Kita menyambut baik kolaborasi antara industri dalam negeri dengan mitra global seperti yang Etana lakukan dengan Recce. Kita harus lebih siap dengan teknologi baru sehingga ketika suatu saat dibutuhkan, kita sudah punya teknologinya. Saya mengapresiasi kerja sama Etana dan Recce karena kedua belah pihak mengembangkan molekul antibiotik baru yang dapat membantu Indonesia dalam memerangi resistensi antimikroba," lanjutnya.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat BRIN, Masteria Yunovilsa Putra, menekankan pentingnya kolaborasi ini sebagai model pengembangan terknologi kefarmasian  di Indonesia. 

Baca juga : Artis Sarwendah Berbagi Tips Berkomunikasi Efektif Hindari AMR di ICU

"Kerja sama ini menjadi salah satu contoh dan ke depannya bisa menjadi model di Indonesia untuk pengembangan obat-obatan dan vaksin. Transfer teknologi dan pengetahuan dari Recce sangat penting agar kita dapat melakukan hal yang sama di masa depan," ungkap Masteria.

Recce berencana melaksanakan studi fase 3 untuk indikasi infeksi ulkus kaki diabetik terhadap pasien di Indonesia. Dengan indikasi ini, diharapkan dapat membantu perawatan infeksi ulkus kaki diabetik  populasi pasien sekitar 6,5 juta orang di Indonesia. 

James mengungkapkan pihaknya akan bekerja sama dengan Etana dalam melaksanakan studi klinik fase 3 untuk infeksi ulkus kaki diabetik. 

Baca juga : Ini Tanda Anak Anda tidak Perlu Diberi Obat Meski Batuk Pilek

Kerja sama ini tidak hanya membawa manfaat dalam hal penanganan penyakit infeksi, tetapi juga dalam transfer teknologi ke dalam negeri , penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan ekonomi pengetahuan menggerakkan perekonomian berbasis pengetahuan di Indonesia. 

"Kami membawa kemampuan untuk menemukan pengetahuan baru, yaitu antibiotik polimer sintetis. Hal ini dapat menciptakan perekonomian berbasis pengetahuan yang kuat di Indonesia dan kawasan ASEAN," jelas James.

Kerja sama antara Etana dan Recce serta dukungan oleh pemerintah Indonesia ini diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan dalam mengatasi permasalahan resistensi antimikroba di Indonesia dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kolaborasi ini mencerminkan komitmen bersama untuk mengembangkan solusi inovatif dalam bidang kesehatan. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat