Kasus DBD Capai 91 Ribu, Vaksin Jadi Upaya Pelindangan Diri
![Kasus DBD Capai 91 Ribu, Vaksin Jadi Upaya Pelindangan Diri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/51c2857b143f7aa800af1daeab1f36f3.jpg)
MENINGKATNYA kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia yang mencapai 91 ribu maka diperlukan adanya upaya perlindungan diri dengan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur). Selain itu juga diupayakan perlindungan diri dengan vaksin.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan melaporkan kasus dengue di Indonesia per minggu ke-18 tahun ini mencapai 91.269 kasus dengan di antaranya 641 orang meninggal. Apabila dibandingkan dengan periode minggu yang sama di tahun 2023 terjadi 29.822 kasus dengan 227 orang meninggal, hal itu berarti adanya kenaikan tren kasus berkali lipat ganda.
"Vaksin menjadi solusi preventif yang terbukti efektif untuk melindungi diri dari DBD. Berbagai studi melaporkan bahwa antibodi yang ada di dalam vaksin dapat melemahkan virus dengue sehingga menghindarkan pasien dari komplikasi serius yang dapat timbul dari penyakit ini," kata Pakar kesehatan dr Monica Cynthia, Jumat (24/5).
Baca juga : Masyarakat Terus Diingatkan 3M Plus dan Vaksin untuk Mencegah DBD
Berdasarkan data dari Badan POM vaksin dengue memiliki efikasi hingga 80,2% untuk pencegahan penyakit DBD. Selain melindungi dari infeksi, vaksin dengue juga mampu mencegah kasus rawat inap akibat virus Dengue hingga 95,4%. Hal ini menandakan bahwa vaksin dengue memiliki peran penting dalam upaya pencegahan kasus DBD di masyarakat.
"Setelah melakukan vaksinasi, mungkin akan muncul beberapa efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, malaise, demam ringan, dan lain-lain. Namun, apabila itu terjadi, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter," ujar dia.
Vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun yang memiliki kondisi sehat serta tidak memiliki alergi vaksin saat dilakukan vaksinasi.
Namun, vaksin dengue tidak disarankan bagi individu yang tengah hamil, mengalami kondisi imunokompromais (kanker dalam kemoterapi, steroid dosis tinggi, imunodefisiensi primer) dan penderita HIV yang tidak dalam terapi ARV. (Z-10)
Terkini Lainnya
Asuransi dari BRI Life Premi Hariannya Cuma Rp5 Ribu, Emang Bener?
Dorong Transformasi, BP2MI Serap Masukan dari Jurnalis
Perlindungan Anak di Ranah Daring Akan Jadi Sub Tema Hari Anak Nasional 2024
Kuasa Hukum 6 Terpidana Kasus Vina Mengadu ke Komnas HAM
Pemerintah Kota Makassar Daftarkan 35.422 Pekerja Rentan Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Beli Laptop di Sini, Jaminan Barang Hilang Diganti
Tren Kasus DBD di Cianjur Cenderung Meningkat
Jumlah Kasus DBD di Kabupaten Subang Meningkat 5 Lali Lipat
9 Anak Meninggal Dunia akibat DBD di NTT
Pentingnya Sinergi Multisektor untuk Pengendalian dan Pencegahan DBD
Peningkatan Angka Kematian Akibat DBD Harus Disikapi dengan Langkah yang Tepat dan Cepat
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap