visitaaponce.com

Masuk Universitas Islam Madinah tidak Wajib Mampu Berbahasa Arab

Masuk Universitas Islam Madinah tidak Wajib Mampu Berbahasa Arab
Universitas Islam Madinah.(Dok Media Center Haji)

MENDAFTAR di Universitas Islam Madinah (UIM) tidak wajib mampu bahasa Arab. Mahasiswa akan mengikuti kuliah bahasa Arab dulu di dua semester awal, bahkan ada yang sampai 4 semester.

"Setelah itu, baru mereka mengikuti kuliah sesuai jurusan yang dipilih," ungkap Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah Ahmad Bukhori Jawas saat mendampingi Media Center Haji mengunjungi kampus tersebut, Selasa (28/5).

Dia menuturkan soal pakaian juga bebas. Mahasiswa tidak harus memakai jubah atau thobe. Hanya mahasiswa Arab Saudi yang wajib memakai thobe atau thawb lengkap dengan sorban dan headband atau di Arab disebut keffiyeh. 

Baca juga : 24 WNI Ditahan Kepolisian Arab Saudi di Madinah karena Berhaji dengan Visa Umrah

"Banyak yang pakai celana panjang dan kemeja. Saya memakai thobe karena di sini panas. Ternyata lebih nyaman pakai thobe," jelas mahasiswa asal Jakarta itu.

Setiap mahasiswa wajib tinggal di asrama yang sudah disediakan. Untuk gedung asrama yang baru, satu kamar diisi dua mahasiswa. Sedangkan di gedung lama, diisi empat mahasiswa. Pihak kampus yang menentukan seorang mahasiswa kamar yang harus ditempati mahasiwa.

Rata-rata setiap asrama terdiri dari enam lantai. Setiap lantai dilengkapi dengan lift. Di kamar itu sudah dipasang sekat setinggi 2 meter untuk memisahkan ruangan mahasiswa tersebut. Kamar dilengkapi dengan AC, tempat tidur, lemari, meja dan kursi belajar, dan rak buku.

Baca juga : Gelombang Kedua Mulai Berangkat, 16 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Jeddah Hari ini

Di setiap sudut bangunan, ada kamar mandi yang jumlahnya banyak. Ada pula ruang cuci pakaian yang dilengkapi mesin cuci, dan dapur.

Buchori menuturkan setiap bulan, mahasiswa mendapat mukafa'ah alias uang saku SAR850 atau sekitar Rp3,6 juta. Untuk makan, mahasiswa bisa membeli di beberapa kantin yang ada di kampus. Harganya murah meriah karena disubsidi pihak kampus. "Kami di sini 5 riyal (Rp21.500) bisa untuk tiga kali makan," kata Zulmar.

Menurut Bukhori, salah satu kantin yang paling banyak dikunjungi mahasiswa Indonesia ialah kantin Kunuz. Itu kantin masakan Tiongkok. Chinese food dirasa paling cocok dengan lidah orang Indonesia.

Baca juga : Menuju Makkah, Jemaah Haji dari Madinah harus Melewati 3 Pos Pemeriksaan

Bagaimana untuk yang sudah berkeluarga? Menurut Bukhori, untuk mahasiswa pascasarjana ada asrama khusus yang diperbolehkan membawa keluarga. Untuk mahasiswa S1 yang punya keluarga, biasanya menyewa apartemen di luar kampus. "Kami libur Jumat dan Sabtu," kata Bukhori.

Pihak kampus juga menyediakan shuttle bus ke Masjid Nabawi. Biasanya para mahasiswa setelah salat zuhur menuju Masjid Nabawi. Salat Asar, Magrib, dan Isya dilakukan di Masjid Nabawi sekalian ke perpustakaan atau ikut kajian di Nabawi. Mereka akan pulang ke asrama setelah Isya.

Di dalam kampus, rata-rata mahasiswa punya skuter listrik atau otoped karena area kampus begitu luas mencapai 50 hektare. Ini lebih luas daripada area Masjid Nabawi yang 34 hektare.

Para mahasiswa Indonesia bisa umrah setiap saat. Biasanya mereka naik bus ke Mekah dengan ongkos SAR50 atau Rp215 ribu. "Kalau naik haji, jatah kami 5 tahun sekali," kata Zulmar.

UIM sudah berdiri 63 tahun. Alumnusnya di Indonesia antara lain Hidayat Nur Wahid, Salim Segaf Al-Jufri, Maftuh Basyuni, Said Agil Husin Al Munawar, Abdul Gani Kasuba, Firanda Andirja Abidin, Khalid Basalamah, dan Syafiq Riza Basalamah. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat